Fenomena PKB-NU ini menarik untuk kubikin buku, semoga sempat kapan-kapan. Duh, 
kapan sih sempet nulis buku...:-(

Setidaknya tentang NU & PKB yang bukan darah biru.  Itulah keluargaku dari 
garis bapak. Kesetiaan mereka kepada NU dan kemudian PKB, termasuk ormas2nya 
secara bergenerasi nggak diragukan lagi, pun di tengah perpecahan internal PKB. 
 Terakhir bahkan ada yang meninggal gara-gara kecapean jadi tim sukses figur 
Khofifah.

Lalu apakah mereka mendapatkan tempat yang selayaknya di NU/PKB?  Nggak 
sebanding.  Kenapa? Mungkin bukan dari darah biru Jawa Timur, dengan kata lain 
orang kebanyakan. Feodalisme di NU dan PKB sungguh kental, sehingga 
memarjinalkan pengikutnya sendiri.

Seorang teman berkomentar kira-kira begini:
"Garis radikal Islam itu dari kalangan NU"
" O,ya? maksutmu?"
" Liat saja Amrozi dkk. bukannya mereka dari NU kalangan bawah?"
" O,iya ya. Tapi aku belum pernah baca analisa kayak gitu"
" Pemikiran NU, termasuk JIL itu elit, nggak menyentuh ummatnya sendiri yang di 
kalangan bawah. Yang di bawah nggak bisa ke atas menyuarakan aspirasinya"
" Tambahah, kataku meneruskan. " Gap pemikiran yang kosong itu diisi oleh 
pemikiran asal Muhammadiyah yang lebih egaliter, tapi beku...HTI, 
PKS....Misalnya kiprah gerombolan FPI yang berbasis NU pinggiran itu, kini 
dilindungi oleh akademis HTI dan sebagian jamaah PKS yang egaliter. 
Wow....lethal weapon!"

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <masar...@...> wrote:
>
> Pkb juga kalah sama demokrat kok, di jatim.  Biar orang nahdliyin juga males 
> kali milih partai yg sedang bangkrut.  
> 
> Pemilihan gubernur juga kaum nahdliyin terutama madura lebih memilih cak 
> karwo yg dijagokan pan, golkar, pks, demokrat daripada khofifah indar 
> parawansa yg pure blood nahdliyin.
> 
> Calon gubernur dari pkb, eks bupati mojokerto, malah tersingkir sejak awal.  
> (Khofifah maju cagub via jalur non pkb)
> 
> 
> 
> salam,


Kirim email ke