http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=28503

02 Juni 2009 14:32:08





Keluh Kesah Manohara Selama Jadi Istri Pangeran Kesultanan Kelantan





Sering Pakai Perhiasan, Dicopot Bodyguard setelah Acara Sejak menikah dengan 
putra mahkota Kesultanan Kelantan, Tengku Muhammad Fakhry, Manohara Odelia 
Pinot merasa kehidupannya berubah drastis. Saat ada kesempatan, mantan model 
itu memutuskan lari dan kembali kepada orang tuanya di tanah air. 

M. Satibi, Jakarta 

WAJAH Manohara Odelia Pinot, 17, terlihat berseri-seri saat memberikan 
keterangan pers di markas Laskar Merah Putih, kawasan Petojo, Jakarta Barat, 
kemarin (31/5). Saat itu gadis cantik tersebut didampingi sang ibu, Daisy 
Fajarina, dan pengacaranya, Yuli Andre.
Manohara mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pukul 07.30 minggu 
(31/6). Dia didampingi ibu dan kakak kandungnya, Dewi Sari Asih. Mereka tiba di 
tanah air dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 823 dari Singapura. 
Dari terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Manohara bersama ibu dan adiknya 
disambut meriah anggota Laskar Merah Putih pimpinan Edi Hartawan. Mereka pun 
mengawal Manohara ke markas Laskar Merah Putih.


Manohara mengaku telah melakukan segala upaya untuk bisa kabur dari sang suami, 
Pangeran Tengku Muhammad Fakhry. ''Sejak dulu saya memang ingin bercerai (dan 
meninggalkan suami),'' ujarnya dalam bahasa Indonesia agak terpatah-patah. 
Sehari-hari Manohara lebih banyak berbahasa Inggris. Ayahnya warga negara 
Amerika.
Manohara dinikahi Fakhry saat belum genap 17 tahun. Acara pernikahannya digelar 
secara mewah pada Agustus tahun lalu. Tetapi, setelah menikah, dia tak 
merasakan kebahagiaan. Malah dia mengaku mengalami siksaan fisik dan batin 
sehingga akhirnya memutuskan lari. 


Dia bertutur, suaminya sering memperlakukan dirinya secara tidak baik. Bahkan, 
dia sering diperlakukan seperti properti. Akibatnya, Manohara mengaku acap 
merasa ketakutan menjelang tidur. Perlakuan buruk dan kekerasan itu dialami 
hampir setiap malam. ''Saya sempat depresi karena perlakuan seperti itu dari 
suami. Dari luar, dia terlihat seperti lelaki normal, santun, dan baik. Tetapi, 
sebenarnya dia punya kelainan seks dan sering menyiksa saya,'' ujar Manohara.


Dia lantas menyebut Fakhry sebagai psikopat dan sering memperlakukan dirinya 
seperti mainan. Dia juga mengaku bagian dadanya pernah disilet gara-gara tidak 
mau melayani hasrat seksual sang suami yang dinilai menyimpang. Sebagai bukti, 
Manohara mengaku memiliki foto perlakuan kasar suaminya. ''Kalau dia lagi 
marah, saya seperti properti bagi dia. Saya seperti bukan manusia.'' katanya. 



Manohara pun mengatakan sering berupaya untuk melarikan diri atau bahkan bunuh 
diri. Tapi, begitu ketahuan, dia disiksa lebih keras. ''Setiap hari saya tak 
bisa tidur. Paling lama cuma empat jam karena takut disuntik atau dikasih obat. 
Di kamar khusus, saya pernah dibius,'' ceritanya. 


Keluarga kesultanan, terang dia, sebetulnya tahu perilaku Fakhry yang 
menyimpang. Tetapi, mereka tidak bertindak apa-apa. Bahkan, media di Malaysia 
juga tak berani menyiarkan berita itu. ''Semua ada di pihak kesultanan,'' tutur 
Manohara. 


Kesempatan kabur akhirnya muncul ketika dia diajak ke Singapura. Manohara 
berada di negeri pulau itu karena mengikuti rombongan Sultan Kelantan yang akan 
melakukan checkup di salah satu rumah sakit setelah terkena serangan jantung. 
Rencananya, rombongan berada di sana selama lima pekan. 
Tapi, ketika mendengar kabar ibunda Manohara berada di Singapura, pihak 
kesultanan memutuskan cepat pulang. ''Baru satu malam, kami lalu disuruh 
packing untuk pulang,'' kata Manohara. Dia tahu ibunya tiba di Singapura dari 
salah seorang anggota kesultanan. Untuk mengulur waktu, Manohara lantas 
berlama-lama mandi. Sampai-sampai, pintu kamar hotelnya di lantai 13 Royal 
Plaza, Singapura, digedor-gedor. Dari sana, dia dibawa ke lantai 3 untuk 
dimasukkan ke kamar sultan. 


Tapi, di dalam lift, Manohara memencet tombol emergency terus-menerus karena 
mengetahui ibunya menunggu di hotel. Polisi Singapura dan personel Kedutaan 
Amerika maupun Indonesia pun datang. ''Mereka lantas membawa saya ke sebuah 
ruangan. Tak lama, ibu datang. Saya langsung memeluk ibu,'' ceritanya sambil 
berlinang air mata. 




Kepada petugas, Manohara meminta tidak dibawa lagi ke Malaysia. Dia akhirnya 
bisa terbang dan kembali ke Jakarta. 
Hingga kemarin (31/5), belum ada seorang pun keluarga atau Kesultanan Kelantan 
yang menghubunginya. Manohara berencana menempuh jalur hukum terhadap sang 
suami. Dia juga tidak mau kembali ke Malaysia, meski suaminya memohon dan 
meminta maaf atas perlakuannya. ''Saya ingin sekolah dan tinggal selamanya di 
Indonesia,'' katanya. Dia juga ingin kembali menekuni profesi model seperti 
dulu. 


Bagaimana soal foto dan kegiatannya selama ini yang menunjukkan dirinya seperti 
berbahagia di Malaysia? Manohara mengatakan, semuanya direkayasa. ''Sebelum 
acara, harus mengikuti briefing lebih dulu. Jika bersikap kurang baik atau 
tidak tersenyum, saya akan kena hukuman,'' tuturnya. Dia mengaku pernah 
menelepon dan mengadukan nasibnya ke Kedubes Indonesia di Kuala Lumpur. Tapi, 
tidak ada yang berusaha menolongnya. 
Manohara juga sering tampil mewah dengan gaun indah dan aneka perhiasan di 
tubuhnya. Tetapi, perhiasan yang dikenakannya saat tampil di depan publik 
tersebut bukan miliknya. Semua hanya dipinjamkan. ''Perhiasan berlian itu 
kepunyaan raja. Saya hanya dipinjami. Pulang dari acara, semua dilepas lagi 
oleh bodyguard,'' ceritanya. 



Manohara menuturkan, dirinya memang mendapatkan uang dari kesultanan. Tetapi, 
dia sama sekali tidak pernah menggunakannya. ''Sempat dikasih 3 ribu ringgit 
(sekitar Rp 9 juta), tetapi enggak pernah saya gunakan. Sebab, harus 
menggunakan perizinan untuk membelanjakannya,'' katanya. 
Bukan hanya dia yang mendapatkan perlakuan buruk seperti itu. Manohara juga 
bercerita bahwa pelayan di istana Kelantan hanya digaji 500 ringgit sebulan 
(sekitar Rp 1,5 juta), meski bekerja selama 24 jam. ''Jika memecahkan gelas, 
mereka harus mengganti,'' ujarnya. (amd/iy/din/ns/net/mos/jpnn/dwi) 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke