Wah masih ngobrolin ini to ? Oh tapi ini sudah beda topik ya.. jadi
mengenai impact pake kerudung ke keindahan rambut ..
 
Teman saya ada yang rambutnya keriting kribo.. terus dia ingin tampil
dengan rambut lurus, jadi tiap hari dicatok. Waktu saya bilang bahwa
dicatok tiap hari bisa membuat rambutnya rusak, ya dia bilang..
gapapalah, demi bisa penampilan yang dia inginkan, dia rela keluar uang
lagi untuk beli shampo yang agak mahal atau hair treatment di salon
supaya rambutnya tidak rusak. Yah berbagai pengorbanan lah, demi
penampilan.
 
Lha, kalau demi penampilan aja seseorang mau berkorban, masak untuk
menunjukkan cinta pada Allah dengan melaksanakan salah satu perintahnya
itu kita ngga mau berkorban. Manusia itu sama Allah diberikan kepintaran
kok. Pasti ada aja yang bisa dibuatnya untuk membuat dirinya lebih
nyaman, lebih enak, lebih sehat.. semuanya tinggal kita yang memilih.
Jadi, kalau memang niat berkerudung untuk aligned dengan perintah Allah,
ya tentu juga akan dicari : bagaimana berkerudung yang nyaman, enak dan
sehat. Kan gitu... 
 
Masalah rambut rontok dan tipis karena kerudung, ya sekarang ini banyak
cara dilakukan. Bahan kerudung sudah ada beribu macam.. belum lagi
shampo dan macam-macam hair treatment yang bisa dipakai... Jadi don't
worry be happy lah, menurut saya sih. Jadi prinsip kita, yang jadi
prioritas adalah comply dulu dengan aturan Allah.. mengenai "how to"-nya
termasuk mengatasi efek2 (kalau ada) untuk aligned tersebut, ya kita
pikirkan kemudian..
 
Anak-anak diajari memakai kerudung sejak kecil itu adalah hal positif.
Saya sering melihat bayi pake topi.. biar terlindung atau biar lucu,
gitu kata ortunya. Ya, tentu efeknya sama aja dengan pake kerudung ya ?
Hanya mungkin pake kerudung itu tujuannya beda, tentu tujuannya supaya
si anak terbiasa sehingga tidak "gagap" bila nanti suda akil balig perlu
pake kerudung.
 
Mengenai keindahan rambut ini memang saya lihat teman2 saya yang
berkerudung kebanyakan kurang memperhatikan. Jadi kebanyakan hanya
memperhatikan kemudahan saat berkerudung saja, tapi tidak memperhatikan
kecantikannya saat di rumah (saat tidak berkerudung). Padahal kan suami
tentu lebih senang kalau isterinya lebih enak dipandang ya ? Jadi ya,
ada baiknya diperhatikan keindahan dan kesehatan rambut.. selain
berpahala karena menyenangkan suami, kan senang juga kalau suami memuji
penampilan kita yang sehat dan rapi..hehehe **Padahal aku juga suka lupa
yang ini**
 
Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning
 
 
 
 
________________________________

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of sunny
Sent: Monday, August 03, 2009 8:24 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


  

Dapat dimengerti bahwa di lokasi geografis seperti di Indonesia
kelembaban udara sangat tinggi,jadi tentunya kepanasan, berbeda dengan
panas di Arab yang udaranya kering.

----- Original Message ----- 
From: Ari Condro 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Sent: Monday, August 03, 2009 10:40 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

yah, kalau di rumah sih gak pakai jilbab, mbak. :))

cuma di sekolah saja, antara jam 8-11. kalau lagi pergi pergi aja,
kadang pakai jilbab, kadang nggak. banyakan nggaknya. elsi malah
tomboy nih, lebih suka pakai kaos ala basket dan celana. :p bingung
aja, wajahnya lembut, suaranya halus, tapi tomboy. sukanya bola dan
truk. boneka barbie dibuang jauh jauh.

cuman rada kawatir, rambutnya jenis rambut halus, beberapa bagian ada
yg berwarna perang kuning kemerahan gitu, kayak rambut jagung.

On 8/3/09, L.Meilany <wpamu...@centrin.net.id
<mailto:wpamungk%40centrin.net.id> > wrote:
> Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja.
> Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
> ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran
untuk
> bergenit-genit?
>
> Di kampung belakang tempat saya ada anak2 sudah dijilbabin.
> Pokoknya pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan
> pendek,
> meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main
> panas2-an, main hujan2-an.
> Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan
tipis,
> jarang2 warnanya juga
> gak sehat.
> Coba saja lihat dan buktikan!
> Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2
atupun
> perempuan sudah di'bekap'
> Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
> Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan
mana yg
> perempuan.
> Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh
> menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.
>
> Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
> Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.
>
>
>
> Salam,
> l.meilany
>
> ----- Original Message -----
> From: Ari Condro
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
> Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
>
>
> Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
> jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
> tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
> ... :))
>
> On 7/30/09, L.Meilany <wpamu...@centrin.net.id
<mailto:wpamungk%40centrin.net.id> > wrote:
> > Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
> > Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia
> ABG, 14
> > an tahun.
> > Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
> >
> > Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit
> kepala
> > rambut
> > tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg
dipakaikan
> jilbab
> > sejak dini,
> > nyaris rambutnya tipis, jarang.
> >
> > Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
> > Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
> >
> > Salam,
> > l.meilany
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: eyang_mbelgedes
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
> > Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
> >
> >
> > Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka
agar
> > mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan
itu
> masih
> > balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya
> tidak
> > melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab
> mereka.
> > Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian
biasa,
> bukan
> > pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama
> seseorang
> > dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan
> menerima
> > jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih,
telanjang
> jika
> > melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat
mereka
> merasa
> > lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata
lain,
> > jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang
dilakukan
> secara
> > sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak
adalah
> > metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
>
> --
> salam,
> Ari
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>

-- 
salam,
Ari

[Non-text portions of this message have been removed]






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke