Assalamu'alaikum Bung Abbas, Mari kita diskusi dengan baik. Saya komentari tulisan Anda di bawah ini sekaligus saya luruskan apa yang Anda tulis.
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin <abas_ami...@...> wrote: > > Saya secara pribadi tak mengharapkan "ahnadiyyah" di pojokkan di Indonesia > ini; tapi mengharap atau tidak; ternyata hal tersebut sudah terjadi ? > Dan itu adalah pukulan berat buat yang memegang prinsip pluralisme. > > Apa masalah sebenarnya dari Agama Ahmadiyah ini ? Ahmadiyah bukan agama. Anda keliru. Ahmadiyah adalah nama golongan yang namanya diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yaitu Ahmad. Agama yang dianut Mirza Ghulam Ahmad dan Jemaat Ahmadiyah adalah Islam. Mirza Ghulam Ahmad menyatakan: "Tidak ada kitab kami selain Qur'an Syarif. Dan tidak ada rasul kami kecuali Muhammad Musthafa shallallaahu `alaihi wasallam. Dan tidak ada agama kami kecuali Islam. Dan kita mengimani bahwa nabi kita s.a.w. adalah Khaatamul Anbiya', dan Qur'an Syarif adalah Khaatamul Kutub. Jadi, janganlah menjadikan agama sebagai permainan anak-anak. Dan hendaknya diingat, kami tidak mempunyai pendakwaan lain kecuali sebagai khadim Islam. Dan siapa saja yang mempertautkan hal [yang bertentangan dengan] itu pada kami, dia melakukan dusta atas kami. Kami mendapatkan karunia berupa berkat-berkat melalui Nabi Karim s.a.w. Dan kami memperoleh karunia berupa makrifat-makrifat melalui Qur'an Karim. Jadi, adalah tepat agar setiap orang tidak menyimpan di dalam kalbunya apa pun yang bertentangan dengan petunjuk ini. Jika tidak, dia akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Ta'ala. Jika kami bukan khadim Islam, maka segala upaya kami akan sia-sia dan ditolak, serta akan diperkarakan." (Maktubaat-e-Ahmadiyyah, jld. 5, no. 4) > Supaya JELAS kita sebutkan dulu klaim Ahmadiyah; ahmadiyah mengaku > agama mereka Islam; dan kitabnya Al Qur_an juga ?! Jadi lengkapnya Islam > Ahmadiyah. Lihat penjelasan di atas. > Tapi seperti kita ketahui, pada Umumnya Umat Islam yakin bahwa tak ada Nabi > lagi > setelah Muhammad SAW. Al-Qur'an sudah memberi pelajaran indah bahwa pada umumnya umat manusia sejak dahulu kala juga tidak yakin ada nabi lagi setelah diutusnya nabi bagi mereka. Lihat: 40:34, 72:7. > Tiba2 muncul Mirza Ghulam Akhmad yang mengaku > Nabi lagi setelah Nabi Muhammad; dan claim tersebut mendapat pengakuan yang > jumlahnya cukup besar; terbukti Umat Ahmadiyah banyak sekali; dan akhirnya > malah mendunia ! Faktanya memang demikian. > Syahadat mereka mestinya adalah Tiada Tuhan selain Allah dan Mirza Ghulam > Akhmad adalah Utusan Allah. Itulah yang terjadi. Salah. Syahadat Jemaat Ahmadiyah adalah Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Itulah yang terjadi. > Sebenarnya bisa saja kita harap nafsi2; tapi ternyata kalau di Indonesia > nafsi2 itu tidak > bisa bgitu saja; karena apa ? Karena Claim khatamal Nabiyyin buat Nabi adalah > suatu > PRINSIP yang tak bisa ditawar ; Ya benar, prinsip bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Khaataman Nabiyyiin adalah prinsip yang tidak bisa ditawar. Lihat penjelasan saya sebelumnya mengenai kajian Khaataman Nabiyyiin. > bagi beberapa kelompok Islam. Dan entah kenapa; > kali ini Pemerintah Indonesia ikut campur mendorong memojokkan Ahmadiyyah. > > Dengan demikian jelas Akhmadiyyahpun akan berusaha untuk melawan hal tersebut; > paling tidak secara kata kata ! Mereka punya dalih2 untuk mengatakan bahwa > turunnya Wahyu belum tertutup dlsb. Turun atau tidak turunnya wahyu adalah mutlak urusan Allah yang Maha Berkata-kata (Mutakallim), bukan urusan manusia, sehingga manusia, kyai/mullah/ulama tidak bisa dan tidak berhak mengatakan "wahyu tidak turun lagi." > Apa keberatannya golongan Islam di Indonesia terhadap Ahmadiyah ? > Keberatannya adalah menyebut diri ISLAM, padahal Nabinya sudah bukan Nabi > Muhammad lagi ! Nabi yang diimani dan dipercaya oleh Jemaat Ahmadiyah ada banyak, dan Nabi Muhammad SAW adalah Khaataman Nabiyyiin, beliau SAW adalah nabi yang paling mulia, paling sempurna. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang menjadi junjungan Mirza Ghulam Ahmad dan semua anggota Jemaat Ahmadiyah. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menyatakan: "Cahaya agung yang dianugerahkan kepada manusia yang paripurna tidak terdapat pada wujud malaikat, tidak pula pada bintang-kemintang, tidak pula pada sang rembulan, tidak pula pada sang surya. Cahaya itu tidak terdapat pula di samudra-samudra dan sungai-sungai di dunia. Cahaya itu pula tidak terdapat di dalam batu-batu mirah delima atau yaqut atau zamrud atau permata nilam atau mutiara. Pendek kata, tidak terdapat di semua benda duniawi atau samawi. Hanyalah dalam diri sang manusia, yakni, di dalam diri manusia paripurna yang perwujudannya yang penuh, sempurna, tinggi lagi luhur adalah terdapat pada Majikan serta Junjungan kita, Penghulu segala nabi, Penghulu segala makhluk hidup, Muhammad Musthafa shallallahu `alaihi wasallam. Jadi, cahaya itu dilimpahkan kepada manusia itu dan menurut urutan martabatnya, kepada seluruh pribadi yang sewarna dengannya, yakni, kepada orang-orang yang sampai pada kadar tertentu mengandung warna itu pula Kemegahan setinggi-tingginya, sesempurna-sempurnanya, dan selengkap-lengkapnya ada pada Majikan kita, Junjungan kita, pemandu jalan kita, Nabi Ummi, Shadiq, Mashduq [wujud yang kebenarannya diakui] Muhammad Musthafa shallallahu `alaihi wassallam." (Ruhani Khazain, jld. 5, Aina Kamalati Islam, hlm. 120-121) Apakah Anda sampai di sini sudah paham, bung Abbas? > Coba saja menyebut diri Agama Akhmadiyah; tak usah pake embel2 ISLAM ! > Itulah yang diminta golongan yang memojokkan Akhmadiyyah. Tidak ada seorangpun yang berhak dan bisa melarang orang lain menggunakan nama dan label Islam, sebab nama "Islam" bukan milik golongan tertentu. > Tapi kita tak tahu persisnya kenapa Pemerintah yang biasanya pluralis, bisa > tiba2 > ikut memojokikan Ahmadiyah. ??? Disinilah dalam point inilah saya benar2 buta. > Apakah ada konflik politik antara orang2 ahmadiyah dengan "oknum" pemerintah ? > Inilah saya tidak tahu persisnya. Ahmadiyah sebagai organisasi keagamaan tidak berpolitik. > Apa yang diajukan sebagai BAHAN diskusi oleh Suryawan; yang DIDUKUNG dengan > SANGAT FANATIK oleh Alatif yang sering nyeleneh, adalah mengenai Penutup para > NABI ! Inilah bahan diskusi atau TOPIKNYA ! > Padahal itu sudah JELAS sudah PRINSIP keyakinan yang tak bisa diganggu gugat ! Saya hanya menjelaskan pemahaman dan tafsir dari Ahmadiyah mengenai "Khaataman Nabiyyiin" - silakan saja jika mau setuju atau menolak pemahaman itu, bukanlah urusan saya. Saya hanya menanggapi tulisan HMNA. "Elu jual, gue beli." Salaam, MAS > Artinya tak usah didiskudikan lagi; karena sudah FINAL ! > Hanya akan buang2 tempo saja ! > > Dua pihak akan bersikukugh pada pendirian masing2 ! > Jadi buat apa didiskusikan ? Ini sudah pada keyakinan masing2 !? > > Jadi cobalah BIKIN topik yang agak greget ! > > Jadi Alatif jangan asal TUDUH bahwa kami golongan MUSLIM tak mau BERDEBAT ! > Buat apa kalau soal keimanan ? coba cari topik lain ! > Dan katanya yang tak mau berdebat adalah fundamentalis !!!!! > TUDUHAN PALING GOBLOKKKK yang saya tahu sampai saat ini. > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >