Presiden: Tidak Boleh Ada Diskriminasi di Indonesia 
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
Rabu, 3 Maret 2010 | 20:09 WIB

RUMGA KEPRESIDENAN/ABROR RIZKI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 

TERKAIT:
Diskriminasi dalam Ruang Publik Kota
Mensos: Tak Ada Diskriminasi dalam Menangani Masalah Sosial
Hapuskan Diskriminasi di Papua
Anas Urbaningrum: Masalah Diskriminasi Tahanan Harus Dituntaskan
Diskriminasi dan Intoleransi Beragama Masih Jadi Momok 

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika memberikan 
sambutan pada perayaan Cap Go Meh Bersama 2010 di Jakarta International Expo, 
Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/10) menekankan agar tidak ada lagi perilaku 
diskriminasi di alam demokrasi Indonesia.

Tidak boleh membeda-bedakan identitas apa pun agama, suku, etnis, daerah, 
golongan, dan apa saja yang menjadi perbedaan identitas. Kita Bhinekka Tunggal 
Ika, satu bangsa, bangsa Indonesia. 

-- Susilo Bambang Yudhoyono 

"Tidak boleh membeda-bedakan identitas apa pun agama, suku, etnis, daerah, 
golongan, dan apa saja yang menjadi perbedaan identitas. Kita Bhinekka Tunggal 
Ika, satu bangsa, bangsa Indonesia," ujar Presiden di hadapan para umat 
Tionghoa. 

Ucapan Presiden langsung mendapat sambutan riuh dari para undangan. Turut hadir 
mendampingi Presiden adalah Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Yudhoyono, 
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Negara Pemuda dan 
Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. 

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak rakyat Indonesia, termasuk 
etnis Tionghoa untuk terus membangun ekonomi agar kesejahteraan rakyat semakin 
membaik. Dikatakannya, rakyat dikatakan sejahtera bila memiliki kecukupan di 
bidang sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, serta lingkungan yang 
baik dan aman. 

"Agar kesejahteraan meningkat, ekonomi harus kita bangun dengan baik. Dunia 
usaha, termasuk sektor riil, harus terus berkembang. Politik mesti stabil dan 
kohesi sosial harus baik. Dengan demikian, perekonomian negeri ini, Insya 
Allah, akan tumbuh. Kalau tumbuh, kesejahteraan rakyat dapat ditingkatkan. Jika 
kesejahteraan tercipta, maka cita- kita di abad ke-21 akan terwujud," tambah 
SBY. 

Presiden juga meminta rakyat Indonesia terus memperkuat jati diri dan persatuan 
bangsa, serta membangun persahabatan, kerja sama, dan kemitraan dengan 
bangsa-bangsa lain di dunia. Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia telah 
hidup di era globalisasi. 

"Tidak mungkin satu atau dua bangsa bisa mengatasi masalah global yang muncul 
di abad ke-21. Kita harus bersama-sama bangun perdamaian dunia, serta mencegah 
pemanasan global dan peribahan iklim," ujarnya. 

http://nasional.kompas.com/read/2010/03/03/20090573/Presiden:.Tidak.Boleh.Ada.Diskriminasi.di.Indonesia.

Flashback:

Pada peristiwa bulan Mei 1998 menggambarkan adanya kebiadaban yang terjadi 
seperti digambarkan dalam link di bawah ini.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Mei_1998

temuan TGPF

http://www.semanggipeduli.com/tgpf/bab4.html

kesimpulan TGPF:

http://www.semanggipeduli.com/tgpf/bab6.html

Bagaimana menurut Anda?

Kirim email ke