Islam Menjaga Kesehatan Manusia
Penulis: Kholid Syamhudi Lc
28 April 2009 

Pada artikel yang lalu telah diutarakan tentang urgensi makanan halal dan usaha 
yang halal, serta bahaya makanan haram dan usaha yang haram. Demikian juga 
perlu dibahas mengenai langkah yang harus ditempuh dalam permasalahan ini, 
yaitu konsep Islam tentang makanan dan usaha.

Konsep Islam dalam permasalahan ini sama dengan permasalahan lainnya, bahwa 
Islam itu mudah dan lengkap, serta senantiasa menjaga keselamatan jiwa, badan, 
dan akal manusia. Islam menghalalkan yang baik untuk jiwa, badan dan akal, 
sebaliknya mengharamkan yang buruk dan merusak, sebagaimana dalam firman Allah 
Subhanahu wa Ta'ala:

"Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan 
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan 
adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al Baqarah:168)

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang 
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya 
kepada Allah kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah:172)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menjelaskan dalam kitab Taurat dan Injil tentang 
salah satu ciri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu menghalalkan 
hal-hal yang baik dan mengharamkan segala yang buruk, sebagaimana firman-Nya:

"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka 
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang 
menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan 
yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan 
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan 
belenggu-belenggu yang ada pada mereka." (QS. Al A'raf:157)

Demikianlah Islam melarang semua makanan yang merusak badan dan akal manusia 
atau dapat membunuhnya, seperti racun dan narkoba dan ini dijelaskan dalam 
firmanNya:

 "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang 
kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, 
maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah 
mudah bagi Allah." (QS. An Nisaa:29-30)

Segala sesuatu yang merusak dilarang memakannya termasuk juga larangan memakan 
barang-barang najis seperti bangkai dan sejenisnya. Semua ini menunjukkan 
kemudahan Islam dan perhatian yang besar terhadap keselamatan manusia.

Jangan berlebihan dan mengada-ada

Namun tentunya semua ini dilakukan sesuai kebutuhan, tanpa berlebih-lebihan 
(Israf) dan kikir (bakhil). Oleh karena itu, kita dilarang mengharamkan sesuatu 
yang telah diperbolehkan Islam. Sebaliknya, kita juga dilarang menghalalkan 
sesuatu yang sudah diharamkan, karena penghalalan dan pengharaman merupakan hak 
Allah dan Rasul-Nya, tidak semua orang boleh menetapkannya. Allah berfirman: 

"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah di 
keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki 
yang baik." Katakanlah:"Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman 
dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah 
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.""(QS.Al A'raf: 
32) 

dan firman-Nya:

 "Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah 
kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal." 
Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau 
kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?" Apakah dugaan orang-orang yang 
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat Sesungguhnya Allah 
benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi 
kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)." (QS. Yunus: 59-60)

Untuk itulah Allah berfirman:

 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang 
telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. 
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan 
makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan 
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (QS. Al 
Mai'dah:87-88)

Celaan Allah terhadap orang yang menghalalkan yang haram, dan sebaliknya

Pelanggaran perintah Allah dalam permasalahan ini, bila sampai menghalalkan 
yang haram dan mengharamkan yang halal merupakan perkara besar yang sangat 
tercela. Lihatlah Allah mencela orang Yahudi dan Nashrani yang mentaati para 
tokoh agama dan pendeta mereka dalam penghalalan yang haram dan pengharaman 
yang halal seperti dalam firman-Nya: 

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb 
selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam; padahal 
mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak 
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. 
At Taubah:31)

Demikian juga mencela orang-orang jahiliyah yang telah menghalalkan bangkai 
yang telah Allah haramkan dan mengharamkan beberapa jenis binatang ternak yang 
Allah halalkan karena fanatik buta pada nenek moyang mereka dan mengikuti hawa 
nafsu. Hal ini Allah jelaskan dalam firman-Nya: 

"Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, 
washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan 
terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. Apabila dikatakan kepada 
mereka: 'Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.' 
Mereka menjawab: 'Cukuplah untuk kami apa yang kamu dapati bapak-bapak kami 
mengerjakannya.' Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka 
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) 
mendapat petunjuk" (QS. Al Ma'idah:103-104)

Marilah kita taati semua perintah dan larangan Allah agar selamat dari celaan 
dan siksaan Allah.

Bersyukurlah atas nikmat ini

Semua ini Allah tetapkan agar manusia bersyukur. Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang 
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya 
kepada Allah kamu menyembah." (QS. Al Baqarah:172)

Bersyukur dengan tiga rukun yaitu mengakui dengan hatinya bahwa semua itu 
berasal dari Allah, lalu menampakkannya dengan lisannya dan menjadikannya 
sebagai sarana mencapai ketaatan kepada Allah. Dengan terealisasinya 
rukun-rukun syukur ini maka rasa syukur akan menjadi sempurna. Dengan syukur 
ini Allah akan menganugerahkan kembali kenikmatan yang berlipat, sehingga 
makanan tersebut menjadi tonggak tercapainya kehidupan yang bahagia di dunia 
dan akherat. Apabila rasa syukur ini tidak terwujud, bisa jadi semua itu 
menjadi sebab kehancuran manusia, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:

"Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema'lumkan: "Sesungguhnya jika kamu 
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu 
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 
Ibrahim:7)

Dan firman-Nya:

"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada 
mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada 
mereka Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (QS. Al Mu'minun:55-56)

Mudah-mudahan semua ini menjadikan kita segera bersyukur atas semua nikmat 
Allah.

 

 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke