=============================================
Wahabi Bukan Sebuah Mazhab
oleh: Nadirsyah Hosen, dosen Fakultas Syariah 
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta  
=============================================
 
Wahabi didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pendiri Wahabi ini merupakan 
murid Ibn Qayyimal Jauziyah. Ibn Qayyim sendiri merupakan murid Ibn Taimiyah. 
Ibn Taimiyah adalah pemuka mazhab Hanbali.
 
Dari silsilah seperti itu, kita tahu bahwa sebenarnya pendapat ataupun kalau 
boleh disebut ajaran Wahabi itu sebenarnya bersumber dari mazhab Hanbali. Imam 
Ahmad bin Hanbal terkenal sebagai Imam mazhab yang cukup ketat berpegang pada 
nash. Dari sisi penganut paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Imam ahmad berjasa 
besar dalam mempertahankan aqidah islamiyah. Imam Ahmad dalam ilmu kalam 
dikelompokkan sebagai penganut paham salafiyah; sebuah paham yang sebenarnya 
banyak berbeda dengan paham Asy'ariyah (yang diikuti di Indonesia). Dari sini 
pula kita bisa mengerti mengapa Muhammadiyah dan NU terlihat sangat susah untuk 
"bertemu". NU mengambil paham Asy'ariyah sedangkan Muhammadiyah, yang 
terpengaruh Wahabi, lebih cenderung pada paham Salaf.

Dari sini kita bisa pula mengerti mengapa pesantren tradisional di Indonesia 
tidak mengajarkan kitab Ibn Taimiyah (pemuka mazhab Hanbali), bahkan banyak 
yang masih mengkafirkan Ibn Taimiyah di Indonesia. Kita bisa pula memahami, 
bahwa salah satu akar keberatan banyak ulama terhadap pemikiran Cak Nur adalah 
karena Cak Nur juga sangat sering (bahkan terlalu sering) mengutip Ibn Taimiyah 
dalam tulisannya.

Tapi, apakah Wahabi itu sebuah mazhab? Saya cenderung berpendapat bahwa Wahabi 
itu kedudukannya sama dengan Muhammadiyah atau NU, Persis.

Wahabi hanyalah kelompok (harakah, gerakan) biasa atau sebut saja semacam 
organisasi. Wahabi tak memiliki pendapat sendiri, karena ia sepenuhnya 
mengikuti mazhab Hanbali. Sama dengan NU yang tak bisa kita anggap sebagai 
mazhab tersendiri, karena NU merupakan organisasi yang pada hakekatnya banyak 
berpegang pada mazhab Syafi'i. Sayangnya, Wahabi juga memasuki wilayah politik 
sehingga perbedaan kelompok ini dengan para ulama lainnya cukup diwarnai 
"perseteruan politik". Kalimat terakhir ini merupakan alasan 
"kontroversial"-nya Wahabi.


----- Original Message ----- 
From: "abdul" <latifabdul...@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, April 07, 2010 08:03
Subject: [wanita-muslimah] NU & Libidya akan Mengusir Pemahaman Wahabi_salafy 
dr Indonesia.

Bismilahirrahmanirrahiim
NUR CS akan menghadapi tantangan berat dari NU masa2 mendatang di 
Makasar....krn pemahaman yg dicontohkan oleh NUR cs adalah Kasar dan bengis kpd 
saudara Muslimnya yg berbeda...sama dgn ulama2 wahabi-salafy saudi.

Kita akan mengharapkan juga MUI yg Wahabi sudah sepantasnya du 
habiskan....karena gara gara MUI lah umat islam terpecah belah.
Anda yang Pro-Ahmadiyah (HAM)dan ada yg Kontra (FPI cs)

Kalau Islam Wahabi-salfy bisa di singkirkan dari kekuasaan,insya ALLAH 
persaudaraan islam akan dapat tercapai,saling hargai menghargai perbedaan2 
Aqidah...atau berbeda menafsirkan ayat2 ALLAH.

Bagaimana respon dari NUR cs..Muiz, Ismalil dll.

Mari kita tunggu

salam=peace


PBNU-Kedubes Libya Bekerjasama Halau Wahabi
Selasa, 6 April 2010 19:02
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kedutaan Besar Libya di Indonesia 
akan bekerjasama menghalau pergerakan paham Wahabi di Indonesia yang diduga 
kuat mengembakan ajaran yang radikal.

Demikian dalam kunjungan Duta Besar Libya untuk Indonesia Salaheddin Muhammed 
Ibrahim al-Bisari ke kantor PBNU, Jakarta, Selasa (6/4). Salaheddin diterima 
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di kantor bidang hubungan internasional 
atau ICIS di lantai 5 gedung PBNU.

Kerjasama dilakukan di bidang pendidikan dan dakwah Islam. "Melalui sarana 
pendidikan dan dakwah kita akan mengembangkan ajaran Islam yang tasamuh, yang 
toleran, santun dan menghormati yang lain," kata juru bicara ICIS Ahmad Ridho 
usai pertemuan.

Ditambahkannya, kerjasama juga akan diwujudkan dengan kegiatan kunjungan dakwah 
ulama Libya ke Indonesia.

Said Aqil dalam kesempatan itu mengungkapkan ada 12 organisasi Wahabi yang 
mendanai kegiatan kelompok garis keras di Indonesia.

Kedatangan Duta Besar Lybya Salaheddin juga dalam rangka mengucapkan selamat 
atas terpilihnya KH Said Aqil Siradj sebagai ketua umum PBNU yang baru. Ia 
berharap berbagai program internasional NU, terutama berkaitan dengan Libya 
terus ditingkatkan.

Salaheddin dalam kesempatan itu bertanya, "Rekomendasi apa yang paling penting 
dalam muktamar NU di Makassar?". Said Aqil menjawab, ada beberapa hasil 
keputusan muktamar yang dibahas dalam enam komisi, yakni bahtsul masail diniyah 
waqiiyah, maudluiyah, qonuniyah dan komisi organisasi, program dan rekomendasi.

"Rekomendasi yang terpenting adalah bahwa NU akan menjauhkan diri dari politik 
praktis," kata Said Aqil.

Dalam kesempatan itu pihak Kedutaan besar Libya menyanggupi permintaan 
kunjungan pemimpin Libya Muammar Kadafi ke Indonesia. "Namun sebaiknya Presiden 
Indonesia dulu yang berkunjung ke Libya," kata Salaheddin.

NU diharapkan dapat memfasilitasi kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Libya 
terutama dalam soal minyak. Said Aqil dalam kesempatan itu menyanggupi akan 
mengkomunikaskan dengan pemerintah Indonesia.

Pada Kamis (8/4) besok akan diadakan pertemuan oleh Lembaga Persahabatan 
Indonesia-Libya di gedung YTKI Jakarta. Salah satu agenda pertemuan itu adalah 
ungkapan selamat dan harapan untuk kepengurusan PBNU yang baru. (nam) 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke