http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=54934:pilkada-kota-medan-2010-pemenangnya-adalah-golput&catid=78:umum&Itemid=131
Pilkada Kota Medan 2010: Pemenangnya adalah Golput Oleh : Fadil Abidin Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2010 telah berlangsung 12 Mei 2010 lalu. Tepat seperti prakiraan banyak orang bahwa tingkat golongan putih (golput) atau orang yang tidak menggunakan hak pilihnya akan meningkat, dan ini terbukti. Jumlah pemilih pada Pilkada Kota Medan sekitar 1,92 juta orang dan pada 12 Mei lalu yang menggunakan hak pilihnya hanya sekitar 695.772 (36,23%) jadi yang golput sekitar 63,67%. Perinciannya adalah total suara sah sekitar 681.392 dan suara tidak sah 14.330. Berikut perincian hasil perolehan suara berdasarkan pengumpulan Model C-1 KWK yang dikumpulkan di tiap TPS seluruh Kota Medan yang dilaksanakan oleh Panwaslukada Kota Medan: Sudah Diprediksi Pilkada Kota Medan 2010 sejak awal memang sudah diprediksikan akan berlangsung selama dua putaran. Hal ini karena banyaknya calon yang maju dalam Pilkada Kota Medan selain itu masing-masing calon punya basis massa yang relatif berimbang. Persyaratan minimal perolehan suara lebih dari 30% untuk menuju kursi Walikota Medan 2010-2015 akan sangat sulit dicapai oleh semua calon. Dari hasil di atas (jika tidak ada gugatan yang mempengaruhi hasil perolehan suara) maka sudah hampir dipastikan bahwa pasangan calon nomor 6 yaitu Rahudman dan Eldin Dzulmi dengan perolehan suara sekitar 22,09% serta pasangan calon Sofyan Tan dan Nelly Armayanti dengan perolehan suara sekitar 20,66% akan maju ke putaran kedua Pilkada Kota Medan yang akan dilangsungkan 16 Juni 2010. Majunya pasangan calon Rahudman - Eldin ke putaran kedua sudah banyak diprediksikan oleh banyak kalangan. Rahudman-Eldin boleh dibilang adalah 'incumbent'. Mereka punya akses ke birokrat, mulai dari camat, lurah hingga kepala lingkungan (kepling). Isu-isu bahwa birokrat ini digerakkan untuk memenangkan Rahudman-Eldin sudah menjadi rahasia umum. Kepala Lingkungan menjadi garda terdepan untuk merekrut pendukung dan pemilih. Kepling juga berperan penting dalam rekrutmen KPPS, karena yang mengusulkan anggota KPPS di TPS kepada PPS di Kelurahan adalah Kepling. Jika Rahudman-Eldin menang dan maju ke putaran kedua, sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa. Selain di dukung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar yang merupakan partai terbesar pertama dan kedua di Kota Medan, pasangan ini juga didukung oleh banyak pihak seperi ormas dan organisasi payung (onderbouw) kedua partai tersebut. Selain itu Rahudman-Eldin juga disokong oleh dana kampanye yang berlimpah, sehingga menjadi pasangan calon yang mengeluarkan dana kampanye terbanyak dibanding calon lainnya. Tapi sesuatu yang luar biasa adalah majunya pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti ke putaran kedua. Pasangan ini hanya didukung oleh PDI Perjuangan dan Partai Damai Sejahtera (partai yang boleh dianggap partai kecil). Kemenangan Sofyan Tan-Nelly, lebih disebabkan oleh karena sosok Sofyan Tan. Beliau sudah sejak lama dikenal sebagai sosok yang selalu memberdayakan orang-orang miskin, lemah dan terpinggirkan. Beliau mendirikan Yayasan Pendidikan yang menggratiskan uang sekolah bagi orang-orang miskin Ia juga kerap membantu jika ada bencana alam, menyediakan pelayanan kesehatan gratis dan sebagainya. Hal di atas dilakukan beliau sudah jauh-jauh hari bahkan sudah sejak puluhan tahun lampau. Ia sudah banyak menabur benih kebaikan sehingga sangat wajar jika ia menuainya hari ini. Kemenangan Sofyan-Nelly di urutan kedua dan maju ke putaran kedua, tentu akan menimbulkan resistensi. Maklum, boleh dibilang sosok Sofyan Tan adalah "double minority", beliau non-Muslim dan dianggap bukan dari suku pribumi. Memang sangat tidak pada tempatnya jika kita masih memperdebatkan SARA dalam mencari sosok pemimpin. Tapi dalam kenyataannya itulah yang sering terjadi. Suka atau tidak suka, kampanye hitam tentang SARA ini akan merebak di kampanye putaran kedua ini. Sehingga peluang Sofyan Tan-Nelly untuk menuju kursi Walikota Medan 2010-2015 akan sangat sulit Mereka pasti akan menemui banyak halangan, kerikil tajam , isu dan kampanye hitam. Dalam sejarah Republik ini hanya seorang Basuki T. Purnama (Bupati Belitung Selatan) warga keturunan Tionghoa yang berhasil menjadi Bupati yang dipilih secara langsung dalam Pilkada. Jika Sofyan Tan mampu menjadi Walikota Medan 2010-2015, maka akan menjadi rekor tersendiri buat Kota Medan. Tapi apapun ceritanya pemenang Pilkada Kota Medan adalah golput (63,67%), pantauan penulis banyak warga yang menjadi golput karena tidak mendapat kartu pemilih dan surat pemberitahuan pemilih (Model C-6 KWK). Mereka tidak tahu apakah namanya tercantum di DPT atau tidak. Mereka tidak tahu di mana harus mencoblos, letak TPS yang jauh dari domisili rumah dan sebagainya. Rata-rata 150-200 kartu pemilih dan surat pemberitahuan pemilih (Model C-6 KWK) tidak berhasil dibagi kepada pemilih oleh petugas KPPS di hampir seluruh TPS. Mereka golput karena 'digolputkan' oleh sistem administrasi penataan DPT yang amburadul. Ini yang menjadi PR bagi KPU Kota Medan untuk segera memperbaiki kinerjanya agar keselahan yang sama tidak terulang kembali di putaran kedua. Malu kita kalau Pilkada Kota Medan cuma diikuti sekitar 36 % pemilih. Apa kata dunia? Akhir kata, selamat buat pasangan calon walikota Medan, Rahudman-Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Semoga Pilkada putara kedua dapat berlangsung aman, tertib dan beradab. *** Penulis adalah pemerhati masalah sosial-kemasyarakatan, mahasiswa Program PSKGJ Unimed [Non-text portions of this message have been removed]