Makna Tawakkal

By: agussyafii
    
Tawakkal artinya berpasrah diri kepada Allah setelah melakukan upaya-upaya 
secara maksimal. Kita hidup di dunia jika menginginkan sesuatu maka ia harus 
berusaha untuk menggapainya. Meski demikian, usaha kita tidak sepenuhnya 
menentukan, karena banyak faktor lain yang ikut bermain, misalnya faktor 
kebetulan, faktor yang dipercaya sebagai keberuntungan, faktor doa dan 
sebagainya. Orang yang menyombongkan keberhasilannya sebagai usaha sendiri 
termasuk orang yang buruk akhlaknya terhadap Allah, dan bahkan bisa 
terperangkap ke dalam syirk khofiy. Seorang yang bertawakkal kepada Allah 
adalah orang yang bekerja keras untuk menggapai apa yang diinginkannya dengan 
mengikuti prosedur yang wajar (menggunakan management usaha), tetapi ia tetap 
meyakini bahwa keberhasilan usahanya ditentukan oleh Allah Yang Maha Pengatur. 
Ia yakin betul bahwa upaya dan kekuatan itu tidak efektif tanpa izin Allah, la 
hauls wala quwwata ills billah al'Aliy al 'Aziem.

Pengertian tawakkal difahami dari hadis yang berbunyi I'qilha wa tawakkal. 
Dikisahkan bahwa ada seseorang baru datang dari luar kota menemui Rasulullah. 
Beliau menanyakan apakah ontanya diikat (di parkir secara benar dan dikunci). 
Orang itu menjawab: Tidak ya Rasulullah, saya tawakkal saja kepada Allah. Rasul 
lalu menegurnya; (jangan begitu), ikat dulu untamu secara benar, baru engkau 
bertawakkal kepada Allah. Dari hadis itu dapat difahami bahwa kepercayaan 
kepada Allah sebagai Yang Maha Kuasa , Maha Pengatur dan Maha Penentu tidak 
mengurangi professionalitas dan rasionalitas usaha.

Tingkat kemampuan seseorang untuk bertawakkal kepada Allah berhubungan juga   
dengan tingkat ketauhidannya. Imam Gazali menggambarkan tingkat-tingkat 
tawakkal dengan perumpamaan sebagai berikut:

Jika engkau mau pergi ke padang pasir gersang, maka engkau harus mempersiapkan 
segala kebutuhan yang diperlukan di sana, makanan, minuman, tenda, kendaraan 
dan sebagainya. Jika sudah lengkap berangkatlah anda dengan bertawakkal kepada 
Allah. Jika tidak lengkap jangan berani nekat, karena di sana alamnya sangat 
kejam. Ini adalah tawakkal tingkat terendah.

Jika engkau akan pergi ke hutan tetapi tidak ada bekal makanan, yang ada hanya 
alat berburu (senapan, pisau,korek dan termos air), berangkat sajalah dengan 
tawakkal kepada Allah, Insya Allah anda bisa menemukan bahan makanan disana. 
Ini adalah bentuk tawakkal orang yang telah memiliki ketrampilan tertentu.

Jika anda tidak memiliki bekal apapun, tetapi anda harus pergi juga ke suatu 
tempat, maka pergilah dengan tawakkal kepada Allah, asal tempat yang anda tuju 
itu masih ada atau banyak orang. Tawakkal tingkat ini masih rasional karena 
sifat sosial masyarakat akan dapat menjadi tumpuan hidupnya.

Meski anda tidak mempunyai bekal apapun, dan di tempat yang anda tuju tidak 
juga ada persediaan bekal, sedang anda tidak bisa menghindar dari keharusan 
untuk pergi ke tempat itu, maka pergilah dengan bertawakkal kepada Allah. Insya 
Allah Dia akan memberi apa yang anda butuhkan. Tawakkal tingkat ini adalah 
tawakkalnya kaum khowash, orang yang sebenar-benarnya bertauhid, karena ia 
telah mencapai tingkat  ketaqwaan yang meyakini betul bahwa Allah Maha Kuasa 
mengadakan yang tiada, mengembalikan yang hilang, memberi rizki kepada seluruh 
hamba Nya dimanapun ia hidup, dan maka Pengasih lagi Penyayang kepada 
makhlukNya.

Tawakkal merupakan wujud akhlak kita kepada Allah, yang oleh karena itu 
perbuatan itu bernilai ibadah. Secara psikologis, orang yang bertawakkal dapat 
terhindar dari perasaan kecewa berkepanjangan jika menghadapi kegagalan, dan 
terhindar dari rasa sombong jika memperoleh keberhasilan, karena ia menempatkan 
diri sebagai hamba yang berprasangka baik terhadap kehendak Allah. Orang yang 
sudah bisa bertawakkal, jika ia sukses dalam suatu hal, disamping ia 
mengucapkan syukur kepada Allah, ia juga bertanya-tanya dalam hatinya, 
jangan-jangan kesuksesan ini merupakan cobaan dari Allah. 

Sebaliknya jika setelah bekerja keras secara benar untuk menggapai apa yang 
diinginkan tetapi mengalami kegagalan, maka ia menyalahkan diri sendiri dan 
mengembalikan persoalannya kepada Allah Yang Maha Pengatur serasa berprasangka 
bahwa kegagalan itu merupakan rahmat Allah, karena boleh jadi di mata Allah ia 
belum layak menerima apa yang diinginkannya. Di satu sisi, tawakkal adalah juga 
merupakan bentuk tawaddu' atau rendah hati seorang hamba kepada Sang Khaliq. 
Orang yang bertawakkal pada umumnya juga ridla (puas) atas apapun yang 
diterimanya dari Allah, baik yang bersifat peningkatan maupun yang bersifat 
penurunan, karena ia memahami makna pemberian Allah.

Wassalam, 
agussyafii 
--- 
Yuk, hadir di Kegiatan 'Amalia Cinta al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 
Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, 
Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://www.facebook.com/agussyafii3, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke