Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 384
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 926
*******************************************************************BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
384. Skenario Adam, Hawa dan Iblis dalam Jannah,
     Apa itu Makan Buah Larangan?

Friman Allah: 
-- WQLNA  YAADM  ASKN  ANT  WZWJK ALJNt  WKLA  MNHA  RGHDA  hYTS  SY^TMA  WLA  
TQRBA  HDZH  ALSYJRt  FTKWNA  MN  ALZHLMYN  *  FAZLHMA  ALSYYTHN  'ANHA  
FAKHRJHMA  MMA  KANA  FYH  WQLNA  AHBTHWA  B'ADHKM  LB'ADH  MSTQR  WMTA'A  ALY  
hYN  (S.ALBQRt, 2:35-36), dibaca: waqulna- ya-a-damus kun anta wazawjukal 
jannata  wakula- minha- raghdan haytsu syi^tuma- wala- taqraba- ha-dzihisy 
syajarata fataku-na- minazh zha-limi-na * faazallahumasy syaytha-nu 'anha- 
faakhrajahuma- mimma- ka-na- fi-hi waqulnah bithu- ba'dhukum liba'dhin 'aduwwun 
walakum fil ardhi mustaqarruw wamata-'un ila- hi-nin (s.albaqarah), artinya: 
Bersabda Kami, hai Adam tinggallah engkau bersama isteri engkau dalam jannah, 
dan makanlah buah-buahannya dengan senang menurut kehendakmu berdua, dan 
janganlah kamu berdua mendekati pohon itu(*), nanti kamu berdua termasuk 
golongan yang aniaya * Kemudian keduanya diperdayakan oleh syaythan, sampai 
keduanya dikeluarkan dari (kesenangan) yang telah diperoleh keduanya. Bersabda 
Kami, Turunlah kamu (Adam, Hawa, Iblis)  sebagian kamu dengan yang lain 
bermusuh-musuhan; dan untukmu tempat kediaman di bumi dan kesenangan buat 
seketika (2:35-36).
   
Menjadi pemahaman umum yang ditimba dari Israiliyat (Perjanjian Lama, Genesis), 
bahwa Hawa merengek Adam supaya makan buah khuldi, karena hasutan provokator 
ulung, yaitu iblis. Patut diingatkan bahwa istilah buah khuldi adalah 
istilahnya iblis untuk mengelabui. Buah khuldi (Kha, Lam, Dal = kekal), artinya 
menurut tipuan iblis, kalau makan buah itu Adam dan Hawa akan kekal. Itulah 
sebabnya dalam judul di atas dipakai ungkapan "buah larangan". Cerita 
Israiliyat bahwa Hawa merengek Adam mengandung masalah gender. karena rengekan 
perempuan, laki-laki jadi terlibat. Padahal dari ayat [2:35-36] jelas kita 
dapat baca: Takrabaa, FaAzzalahumaa, FaKhrajahumaa, semuanya bentuk mutsanna 
(dual). Dalam bahasa Arab ada tiga tingkatan: mufrad (singular), mutsanna 
(dual), jama' (plural), tidak seperti misalnya dalam bahasa Indo-Jerman, hanya 
mengenal dua tingkatan: enkelvoud (Belanda), singular (Inggris) dan meervoud 
(Bld), plural (Ing). Huwa - Humaa - Hum, hij - zij, he, they. Dengan pemakaian 
bentuk mutsanna itu artinya Adam dan Hawa paralel, tidak ada masalah gender.

Kalau kata perintah (al amr, imperative) Ihbithuw, itu bentuknya jama', artinya 
lebih dari dua, lalu siapakah itu selain dari Adam dan Hawa diperintahkan turun 
dari jannah? Itulah dia provokator iblis, artinya iblis ada di dalam jannah 
mengasut Adam dan Hawa. Bagaimana Iblis bisa ada di dalam jannah?, padahal 
iblis sudah diusir keluar dari jannah? Ini telah dibahas dalam Seri 240, yang 
berjudul: "Adam dan Hawa di Taman".

***

Apa makna makan buah larangan? Untuk itu elok kiranya melihat apa kata Injil. 
Bukan dari Injil yang empat dalam Perjanjian Baru, melainkan dari Injil 
Barnabas. Barnabas adalah salah seorang di antara 12 Hawariyyuwn (murid-murid 
setia pengikut Nabi Isa AS). Kutipan di bawah ini tidak ada dalam Perjanjian 
Lama, tidak ada dalam Perjanjian Baru, juga tidak ada dalam Al Quran. Dapatkah 
riwayat itu dijadikan maraji' (reference), padahal tidak ada dalam Al Quran? 
Sepanjang yang diriwayatkan oleh Injil Barnabas itu tidak bertentangan dengan 
Al Quran (bukan khurafat) dan tidak bertentangan dengan logika, maka mengapa 
tidak boleh dijadikan maraji'. Inilah dia kutipan itu:

And his disciples came to his side to listen to his words. Then said Jesus: 
"Adam the first man having eaten, by fraud of satan, the food forbidden of God 
in paradise, his flesh rebelled against his spirit; whereupon he sweared, 
saying: 'by God I will cut thee!' And having broken a piece of rock, he seized 
his flesh to cut it with the sharp edge of the stone; whereupon he was rebuked 
by the angle Gabriel. And he answered: 'I have sworn by God to cut it; I will 
never be a liar!' The angle showed him superfluity of his flesh and that he cut 
off. (The gospel of Barnabas: 23)."
(Adam orang pertama makan buah, karena ditipu setan, buah larangan Tuhan dalam 
taman Firdaus, dagingnya berontak melawan ruhnya: olehnya itu ia bersumpah dan 
berkata: 'Demi Tuhan, saya akan potong engkau!' Dan setelah memecahkan 
sebungkah batu karang, ia memegang dagingnya untuk memotongnya dengan sisi 
tajam dari pecahan batu itu; olehnya itu ia dilarang oleh malaikat Jibril. Dan 
dia menjawab: 'Saya telah bersumpah atas nama Tuhan untuk memotongnya; saya 
tidak ingin untuk menjadi pendusta.' Malaikat itu menunjukkan kepadanya daging 
kulupnya dan dia memotongnya). Dapatlah diambil kesimpulan bahwa ungkapan 
"makan buah larangan" adalah ungkapan penghalusan/pelembut (euphemism) untuk 
pengertian hubungan seksual. 

Dan dari kutipan tersebut terungkaplah tiga hal:
-- Pertama, makan buah larangan maksudnya hubungan seksual,(*)
-- Kedua, bahwa "bersunat" memotong daging kulup sesungguhnya berasal dari 
kakek kita Nabi Adam AS.
-- Ketiga, taman tempat Adam memotong daging kulupnya ada di atas permukaan 
bumi ini, karena "having broken a piece of rock", menunjukkan hal itu; rock itu 
adalah bagian dari bumi. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 8 Agustus 1999
    [H.Muh.Nur Abdurrahman] 
http://waii-hmna.blogspot.com/1999/08/384-skenario-adam-hawa-dan-iblis-dalam.html
--------------------------------
(*)
Ibnu Abbas ramenafsirkan kata syajarah bukan dengan "pohon", tetapi "alkaram", 
kemuliaan, dalam penafiran lain, syajarah ini diartikan dengan "Sunbulatun", 
tumbuhan, bijian, atau sesuatu benih asal, boleh juga sperma, atau ovum, yakni 
sesuatu yang menyebabkan sesuatu itu bisa tumbuh dan berkembang biak.


BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
384. Skenario Adam, Hawa dan Iblis dalam Jannah,
     Apa itu Makan Buah Larangan?

Friman Allah: 
-- WQLNA  YAADM  ASKN  ANT  WZWJK ALJNt  WKLA  MNHA  RGHDA  hYTS  SY^TMA  WLA  
TQRBA  HDZH  ALSYJRt  FTKWNA  MN  ALZHLMYN  *  FAZLHMA  ALSYYTHN  'ANHA  
FAKHRJHMA  MMA  KANA  FYH  WQLNA  AHBTHWA  B'ADHKM  LB'ADH  MSTQR  WMTA'A  ALY  
hYN  (S.ALBQRt, 2:35-36), dibaca: waqulna- ya-a-damus kun anta wazawjukal 
jannata  wakula- minha- raghdan haytsu syi^tuma- wala- taqraba- ha-dzihisy 
syajarata fataku-na- minazh zha-limi-na * faazallahumasy syaytha-nu 'anha- 
faakhrajahuma- mimma- ka-na- fi-hi waqulnah bithu- ba'dhukum liba'dhin 'aduwwun 
walakum fil ardhi mustaqarruw wamata-'un ila- hi-nin (s.albaqarah), artinya: 
Bersabda Kami, hai Adam tinggallah engkau bersama isteri engkau dalam jannah, 
dan makanlah buah-buahannya dengan senang menurut kehendakmu berdua, dan 
janganlah kamu berdua mendekati pohon itu(*), nanti kamu berdua termasuk 
golongan yang aniaya * Kemudian keduanya diperdayakan oleh syaythan, sampai 
keduanya dikeluarkan dari (kesenangan) yang telah diperoleh keduanya. Bersabda 
Kami, Turunlah kamu (Adam, Hawa, Iblis)  sebagian kamu dengan yang lain 
bermusuh-musuhan; dan untukmu tempat kediaman di bumi dan kesenangan buat 
seketika (2:35-36).
   
Menjadi pemahaman umum yang ditimba dari Israiliyat (Perjanjian Lama, Genesis), 
bahwa Hawa merengek Adam supaya makan buah khuldi, karena hasutan provokator 
ulung, yaitu iblis. Patut diingatkan bahwa istilah buah khuldi adalah 
istilahnya iblis untuk mengelabui. Buah khuldi (Kha, Lam, Dal = kekal), artinya 
menurut tipuan iblis, kalau makan buah itu Adam dan Hawa akan kekal. Itulah 
sebabnya dalam judul di atas dipakai ungkapan "buah larangan". Cerita 
Israiliyat bahwa Hawa merengek Adam mengandung masalah gender. karena rengekan 
perempuan, laki-laki jadi terlibat. Padahal dari ayat [2:35-36] jelas kita 
dapat baca: Takrabaa, FaAzzalahumaa, FaKhrajahumaa, semuanya bentuk mutsanna 
(dual). Dalam bahasa Arab ada tiga tingkatan: mufrad (singular), mutsanna 
(dual), jama' (plural), tidak seperti misalnya dalam bahasa Indo-Jerman, hanya 
mengenal dua tingkatan: enkelvoud (Belanda), singular (Inggris) dan meervoud 
(Bld), plural (Ing). Huwa - Humaa - Hum, hij - zij, he, they. Dengan pemakaian 
bentuk mutsanna itu artinya Adam dan Hawa paralel, tidak ada masalah gender.

Kalau kata perintah (al amr, imperative) Ihbithuw, itu bentuknya jama', artinya 
lebih dari dua, lalu siapakah itu selain dari Adam dan Hawa diperintahkan turun 
dari jannah? Itulah dia provokator iblis, artinya iblis ada di dalam jannah 
mengasut Adam dan Hawa. Bagaimana Iblis bisa ada di dalam jannah?, padahal 
iblis sudah diusir keluar dari jannah? Ini telah dibahas dalam Seri 240, yang 
berjudul: "Adam dan Hawa di Taman".

***

Apa makna makan buah larangan? Untuk itu elok kiranya melihat apa kata Injil. 
Bukan dari Injil yang empat dalam Perjanjian Baru, melainkan dari Injil 
Barnabas. Barnabas adalah salah seorang di antara 12 Hawariyyuwn (murid-murid 
setia pengikut Nabi Isa AS). Kutipan di bawah ini tidak ada dalam Perjanjian 
Lama, tidak ada dalam Perjanjian Baru, juga tidak ada dalam Al Quran. Dapatkah 
riwayat itu dijadikan maraji' (reference), padahal tidak ada dalam Al Quran? 
Sepanjang yang diriwayatkan oleh Injil Barnabas itu tidak bertentangan dengan 
Al Quran (bukan khurafat) dan tidak bertentangan dengan logika, maka mengapa 
tidak boleh dijadikan maraji'. Inilah dia kutipan itu:

And his disciples came to his side to listen to his words.  Then said Jesus: 
"Adam the first man having eaten, by fraud of satan, the food forbidden of God 
in paradise, his flesh rebelled against his spirit; whereupon he sweared, 
saying: 'by God I will cut thee!' And having broken a piece of rock, he seized 
his flesh to cut it with the sharp edge of the stone; whereupon he was rebuked 
by the angle Gabriel. And he answered: 'I have sworn by God to cut it; I will 
never be a liar!' The angle showed him superfluity of his flesh and that he cut 
off. (The gospel of Barnabas: 23)."
(Adam orang pertama makan buah, karena ditipu setan, buah larangan Tuhan dalam 
taman Firdaus, dagingnya berontak melawan ruhnya: olehnya itu ia bersumpah dan 
berkata: 'Demi Tuhan, saya akan potong engkau!' Dan setelah memecahkan 
sebungkah batu karang, ia memegang dagingnya untuk memotongnya dengan sisi 
tajam dari pecahan batu itu; olehnya itu ia dilarang oleh malaikat Jibril. Dan 
dia menjawab: 'Saya telah bersumpah atas nama Tuhan untuk memotongnya; saya 
tidak ingin untuk menjadi pendusta.' Malaikat itu menunjukkan kepadanya daging 
kulupnya dan dia memotongnya). Dapatlah diambil kesimpulan bahwa ungkapan 
"makan buah larangan" adalah ungkapan penghalusan/pelembut (euphemism) untuk 
pengertian hubungan seksual. 

Dan dari kutipan tersebut terungkaplah tiga hal:
-- Pertama, makan buah larangan maksudnya hubungan seksual,(*)
-- Kedua, bahwa "bersunat" memotong daging kulup sesungguhnya berasal dari 
kakek kita Nabi Adam AS.
-- Ketiga, taman tempat Adam memotong daging kulupnya ada di atas permukaan 
bumi ini, karena "having broken a piece of rock", menunjukkan hal itu; rock itu 
adalah bagian dari bumi. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 8 Agustus 1999
    [H.Muh.Nur Abdurrahman] 
http://waii-hmna.blogspot.com/1999/08/384-skenario-adam-hawa-dan-iblis-dalam.html
--------------------------------
(*)
Ibnu Abbas ramenafsirkan kata syajarah bukan dengan "pohon", tetapi "alkaram", 
kemuliaan, dalam penafiran lain, syajarah ini diartikan dengan "Sunbulatun", 
tumbuhan, bijian, atau sesuatu benih asal, boleh juga sperma, atau ovum, yakni 
sesuatu yang menyebabkan sesuatu itu bisa tumbuh dan berkembang biak.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke