'Pembangunan telecenter perlu penguatan konten'

JAKARTA (Bisnis): Pemerintah negara berkembang dinilai perlu membangun
pusat akses informasi untuk publik-dikenal dengan nama telecenter-yang
mengggabungkan tiga faktor utama yaitu infrastruktur berbasis teknologi
nirkabel pita lebar, pengembangan konten, dan pembangunan kapasitas
manusia.

Kenji Saga, pengamat dari Japan Society of Information and Communication
Research, mengatakan proyek telecenter di sebagian besar negara di dunia
biasanya diletakkan dalam kerangka inisiatif e-government untuk
mentransfer informasi di daerah terpencil.

"Biasanya pengembangan teknologi informasi terbentur masalah dana sehingga
dibutuhkan solusi sederhana untuk mengatasi kesenjangan informasi
tersebut," katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Telecenter yang dikembangkan di beberapa negara di dunia merupakan tempat
di mana orang dapat menggunakan komputer, Internet, dan media informasi
lainnya termasuk pelatihan terhadap masyarakat secara murah.


Di berbagai negara, telecenter dikenal dengan nama beragam, a.l. Internet
Tambon (Thailand), People First Net (Kepulauan Solomon), Multipurpose
Community Telecenter (Thailand, Vietnam, Mongolia), dan Community e-Center
(Filipina). Sedangkan di Indonesia, telecenter yang paling populer dan
dibangun tanpa inisiatif pemerintah adalah warnet dan wartel. Sedangkan
inisiatif pemerintah diantaranya warintek, community access point, dan
sebagainya.

Menurut Saga, telecenter bisa mendidik masyarakat di pedesaan untuk
meningkatkan taraf hidupnya seperti e-learning, e-health, e-government,
dan konten aplikasi lainnya. Selain itu, melalui telecenter masyarakat
juga bisa memperkenalkan produk industri rumah tangganya pada lingkungan
yang lebih luas dalam e-commerce.

"Telecenter juga bisa memberikan informasi kepada pemerintah pusat untuk
memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan adanya bencana atau perang
secara cepat dan murah," tuturnya.

Kenji juga menandaskan pentingnya penggunaan teknologi nirkabel dalam
pembangunan infrastruktur untuk telecenter terutama di daerah pedesaan
yang tidak terjangkau akses komunikasi kabel. Banglades memanfaatkan
jaringan telekomunikasi GSM untuk memberikan layanan di daerah terpencil,
China dan Kamboja menggunakan teknologi PHS, sementara Nepal dan Solomon
dengan sistem radio HF.

Indonesia memiliki program pengembangan masyarakat di daerah rural dalam
universal services obligation (USO) yang belum lama ini diselesaikan oleh
PT Pasifik Satelit Nusantara melalui pemasangan sambungan telepon berbasis
protokol Internet (IP).

Akhir tahun lalu Kominfo berencana akan menerbitkan kebijakan yang
mengatur penerapan model community access point (CAP) di setiap desa di
Indonesia sebagai panduan implementasi program tersebut. (api)


Visit our website at http://www.warnet2000.net 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke