Kayaknya email saya kemaren tidak berhubungan dengan masalah yang ada....:P.
Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa yang menyebabkan terjadinya
masalah di Indonesai ini dikarenakan korupsi baik itu secara langsung (duwit
dsb.) atau yang tidak langsung.

Analisis P' Oetomo memang benar dan salah. Yang salahnya bukan pada P'
Oetomo, yang tidak mencantumkan "masalah dibelakang layar" yang mendasari
pengurangan subsidi 30 %. Yang salah itu pemerintah. Yah, cuma tidak
dimasukan saja data-data tambahan mengenai reduksi subsidi BBM.
Saya mendukung subsidi dicabut cuma jangan karena "alasan2" yang aneh....

Pertama, subsidi dikurangi karena negara kita defisit APBN-nya. Dengan
pengurangan subsidi maka dapat "dihemat" 36.396,1 milyar rupiah. Yang
terpenting yang harus dipertanyakan kemana duit sebesar ini pergi? Seperti
diketahui karena salah urus bank, ikutan KKN, ikutan mark-up dsb. (pokoknya
kejahatan kera putih), kita harus merelakan duit rakyat sebesar 600 trilyun
untuk menutupi kebobrokan yang disebabkan oleh para konglomerat "temannya"
para pemimpin kita. Untuk mencari 600 trilyun ini dibikin obligasi
pemerintah, yang dijual kepada siapa saja. Obligasi ini punya interest rate
(IR) yang harus dibayarkan kepada pembelinya. Nah, kalau jatuh tempo
(mungkin sebulan atau setahun, tergantung perjanjian), negara harus bayar
itu interest rate. Coba dengan IR 5%. Berarti harus keluar 30 trilyun.
Reduksi subsidi membuat negara membayar akibat perbuatan konglomerat ini.
Secara jelas rakyat kecil (rakyat besar tidak merasa berat) harus ikut
memikul beban perbuatan konglomerat ini. Sedangkan para konglomerat? Jangan
coba2 mengusik meraka karena mereka didukung oleh rezim lama (soeharto)
ataupun rezim baru (gus dur).
Ditambah lagi APBN juga harus disisihkan untuk membayar utang baik milik
negara maupun punya sang konglomerat hitam yang ditutupi dengan alasan2
klise: perusahaannya padat karya, mencegah pengangguran, mendukung ekspor
dsb.

Kedua, penyelundupan BBM subsidi ke LN. Yah, ini bukan alasan yang tepat
untuk mereduksi subsidi BBM. Itukan menjadi tugas negara cq. TNI/POLRI untuk
mencegah ini. Tetapi selama ini yang saya analisa ada permainan segitiga
yang saling menguntungkan sehingga masalah ini sampai sekarang tidak dapat
diberantas. Lah, gimana kalo memberantas jika "penjaga" ikutan bermain?

Ketiga, uang subsidi yang bisa digunakan untuk secara langsung membantu
rakyat kecil. Nah, ini yang saya bingung. sudah menjadi "tradisi" bagi kita
untuk melakukan korupsi bahkan uang untuk hibah, sumbangan dsb. juga di
korupsi. Pemberian "subsidi" gaya baru ini juga rawan dikorupsi, yang
akhirnya tindakan "nyaris tak terdengar" ini menjadi sia-sia.
Tindakan pemerintah yang mengurangi subsidi bukan hanya subsidi BBM, tapi
juga subsidi di bidang kesehatan, subsidi untuk pendidikan yang dari
dulu2nya tidak pernah naik hanya disesuaikan.
Pemerintah yang komitmennya terhadap negeri ini tidak jelas (yang bisa
dibilang oknum, cuma kenapa melembaga yah?) membuat negara kita ini
terinfeksi virus KKN.

Keempat, dampak psikologis pengurangan subsidi BBM dengan kenaikan barang
dan tindakan pemerintah untuk menanggulanginya. Mungkin analisa P'Oetomo
benar. Cuma kita harus melihat secara riil dampaknya pada masyarakat.
Kenaikan riil (atau penyesuaian harga) terhadap reduksi BBM tidak sebesar
maksimal 5% untuk biaya produksi atau 1% untuk jasa transportasi tetapi bisa
sebesar reduksi BBM itu (30%) dan mungkin juga lebih. Nah, seharusnya tugas
pemerintah untuk menghilangkan dampak tambahan ini. Cuma sapai sekarang
belum pernah ada "dekrit" atau "maklumat" pemerintah yang berisikan bahwa
tidak boleh ada kenaikan barang/jasa melebihi persentasi yang dihitung oleh
pemerintah. Sekarang saja angkutan umum ramai2 menuntut kenaikan ongkos
sebesar 25-30%. Kalau hanya berpengaruh 1% yah naiknya cuma maksimal 5%
dong. Yang terkena dampak kan rakyat kecil juga. Perlu diperhatikan setiap
ada kenaikan (gaji, BBM, telpun dsb) harga barang naik melebihinya . Bahkan
jika kenaikan itu cuma rumor. Yang ada sekarang ini cuma rumor Dekrit
pembubaran parlemen. :)
Pemasyarakatan sumber energi baru juga baru sekedar omong doang. Sampai
sekarang tidak ada realisasi penggunaan energi baru seperti BBG atau etanol.
Kenapa? Presidennya (emphasis, karena kita paternalistik) tidak pernah
menggunakan BBG untuk kendaraannya. Pejabat2 juga begitu. Nah, gimana
rakyatnya mau menggunakannya?

Masalah2 dibelakang layar inilah yang sebenarnya menyebabkan kekisruhan
tersebut. Penghilangan subsidi BBM harus dilakukan, cuma alasan "sebenarnya"
jangan karena melindungi orang lain yang bermasalah.

rizal

----- Original Message -----
From: "Oetomo Tri Winarno" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, June 20, 2001 5:53 PM
Subject: [Yonsatu] Kita menikmati "Subsidi BBM"


> WCDS,
> Menambahkan pak Sodik, berikut saya kirimkan tulisan tentang
> mitos-mitos subsidi BBM.
> Kalau tidak sempat baca tulisan panjangnya, silahkan baca yang
> dalam format transparannya.
>
> Wassalam,
> Oetomo Tri Winarno
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Sodik <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, June 20, 2001 8:39 AM
> Subject: [Yonsatu] Kita menikmati "Subsidi BBM"
>
>
> > Halo gankkk..........Yon satuuuuuuuuuuuuuu
> > "Jangan kau tanya apa yang negara berikan padamu, tetapi tanyakan apa
yang
> > kau berikan pada negara", kata2 bijak yang sering kita dengar.
> > Tetapi....ternyata tanpa kita sadari, kita sebagai pemakai langsung
maupun
> > tidak langsung BBM untuk kendaraan dan industri, telah menerima dari
> negara
> > sebesar sekian juta rupiah pertahun (silahkan hitung sendiri sesuai
> > pemakaian dengan melihat tabel di attachment).
> > Thanks.
> >
> >
> > Salam
> > Asodik
> >  <<SUBSIDI-BBM.jpg>>
> >
> >
> > --
> > --[YONSATU - ITB]------------------------------------------------------
> > On-line arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> > Moderator     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > Unsubscribe   : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > -----------------------------------------------------------------------
> >
> >
> > Anda terdaftar di List ini dg alamat : [EMAIL PROTECTED]
> >
>
> --
> --[YONSATU - ITB]------------------------------------------------------
> On-line arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> Moderator     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Unsubscribe   : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> -----------------------------------------------------------------------
>
>
> Anda terdaftar di List ini dg alamat : [EMAIL PROTECTED]
>

-- 
--[YONSATU - ITB]------------------------------------------------------
On-line arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderator     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe   : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
-----------------------------------------------------------------------


Kirim email ke