kali ini berita hangat.......
 
Dalam rangka menghadapi Jambore Aero Sport 2001, acara akbar aero sport per dua tahunan, FASI menyelenggarakan 2001 air rally dari Buleleng ke Jakarta tanggal 27,28,29 Agustus 2001 yang diikuti oleh 12 pesawat ringan dari berbagai jenis.......kenapa dari Buleleng ? karena pemda Buleleng baru saja mengadakan acara Buleleng Flyin 2001 yang tujuannya menggalakkan pariwisata Bali utara yang dirasa sangat jauh ketinggalan dibandingkan Bali selatan..... Bupati yang sangat "progresive revolusioner" meminjam istilah dari Bung Karno.......membangun sebuah airstrip sepanjang 600 meter ber asphalt pavement  di pinggir pantai bagian barat Buleleng kira kira 60 km sebelah barat pantai Lovina yang terkenal indah dan banyak ikan lumba lumbanya.
 
selama tiga hari (24,25,26 Agustus)di Buleleng airstrip dilaksanakan mini airshow dengan datangnya lebih dari 15 pesawat ringan,dari piper navajo, baron, cessna sampai trike. juga aerobatic aircrafts (YAK 52 & Decathlon - IPTN ) yang dipimpin ir.Alex Supelli (Mesin ITB 75) dan sebuah RV-6 dari Malaysia . 10 peterjun dari Malaysia juga hadir memeriahkan acara tersebut.
 
"despite of" berbagai kekurangan/halangan yang dapat dimaklumi karena baru pertamakali menyelenggarakan acara sejenis namun secara umum acara tersebut berlangsung sukses..............
 
sukris diundang  panitia  air rally (FASI) untuk membantu sebagai liason officer bagi peserta asing sekaligus mewakili Pordirga Terbang Bermotor dalam council meeting Asian Federation of Flying Clubs yang diselenggarakan bertepatan dengan Buleleng Flyin tersebut. Naaah....... ini dia.... yang penting sukris boleh bergabung di air rally/cross country sejak keberangkatan dari halim ke buleleng dan sebaliknya meskipun pulangnya cuman sampai yogya karena harus kembali ke jkt.secepatnya untuk penyiapan jambore bagian terjun payung.
 
dari FASI berangkat 3 pesawat ringan yaitu dua Bravo AS 202 dan sebuah Beechcraft Mentor Alpha, kedua duanya bekas pesawat latih TNI AU di Yogya. Mentor Alpha adalah pesawat latih jamannya pak Graito Usodo sedangkan Bravo mulai akhir tahun 70-an/awal 80-an. semuanya full aerobatic. Sebuah CN-235 ikut serta untuk membawa panitia dan tim pendukung lainnya termasuk wartawan........
 
 sukris selama  bermain-main dengan pesawat fixed wing belum pernah terbang formasi dan kali ini lumayan jauh jadi ajakan untuk ber-adventure  ini sangat menggembirakan hati . solo cross country terakhir sukris lakukan sudah lama sekali yaitu di tahun 1997 waktu diajak pak Adnan Mokodompit (Yon I & Aves juga he he he)   belajar terbang ngambil PPL .
 
Waktu itu routenya adalah antara Palo Alto (Universitas Stanford / Silicon Valley-california) - Livermore (check point) - Modesto (short stop) - Fresno (check point) - Visalia  (short stop & refuel) - Byron (short stop) dan kembali ke Palo Alto dengan total waktu sekitar 5 jam terbang diluar short stop. Terbang di Paman Sam terasa lebih mudah waktu itu karena semua environment sangat mendukung baik dari pelengkapan pesawat (avionics/instruments, engine & frame), atc/radar following maupun banyaknya lapter yang dilewati sebagai cadangan bila harus mendarat darurat.
 
Waktu itu sukris hitung total ada 22 airport besar/kecil yang dilewati jadi bilamana kita terbang 5 ribu kaki dan harus forced landing pasti bisa masuk ke diantara 22 airport itu.  
 
Terasa gamang juga mempersiapkan flight plan/log kali ini dan sedikit deg degan takut mengecewakan pilot pendamping dimana mereka adalah para mantan pilot pesawat tempur.
 
 Dari Halim ke Bali dengan pesawat Bravo didampingi Captain Irwan (Tagor)  Saputra , sekarang pegawai DSKU - Ditjen Perhub , sebelum jadi instruktur di Curug selama 6 tahun bergabung di Skadron Udara 11 (T-33 & A4 skyhawk) dengan callsign Thunder 100. Dua tahun di Ujung Pandang dan 4 tahun di Pekanbaru, selama penerbangan bila arah route sudah set bang Tagor (Thunder 100) banyak cerita pengalamannya di A-4.
Thunder 100 berdarah Batak Jawa yang suka guyon tapi begitu bicara di radio sungguh angker.........
 
Penerbang Bravo satunya adalah May.Pnb.Umar Sugeng dari Skadron Udara 02 (CN-235 & Fokker F-27) mantan instruktur Sekbang di Yogya yang saat ini menjabat sebagai Asisten Operasi Skadron 02, dalam rally ini bertindak sebagai perwira operasi.
 
Mentor Alpha diterbangkan oleh Capt. Yudhianto mantan pilot F-16/Skadron Udara 3 (callsign Dragon 16), MK-53 HS Hawk/Skadron 15 (Callsign Hawk 65) dan F-5 Tiger/Skadron 14 (Callsign Eagle 44) , seorang penerbang yang sangat kalem & low profile dalam penampilannya (tapi "ngglenes" kata orang Yogya/Solo) saat ini bekerja di Star Airlines menerbangkan Boeing 737.
 
Route ferry ke Bali melalui rute Halim - Papa Wiskey (PW/Purwakarta) - Kalijati - Penggung (short stop) - Yani/Semarang - Purwodadi - Solo/Adi Sumarmo (short stop) - Purwo - Blora - Juanda (RON/remain over night).
 
Berangkat agak kesiangan dari Halim hari Kamis, 23 Agustus 2001 pukul 09.00 dari rencana jam 07.00 karena kena Notam Wapres Hamzah Haz yang akan bepergian ke luar kota. Jaman Gus dur tiada weekend tanpa Notam.....agak merepotkan kami yang berlatih terjun atau terbang karena bukan regular flight.
 
Kejutan pertama adalah kami penerbang sipil biasa terbang dengan menggunakan checklist yang harus kita baca satu persatu sebelum bertindak...... saat start engine kelihatan Thunder  100 melirik ke sukris dengan pedes terasa bahwa dia mulai tidak sabar. kali inidia masih biarkan sukris start engine. Take off formasi tiga pesawat... karena belum pernah..kringetan juga sukris... mesti gimana ini ngomongnya kesesama pesawat ? sukris (pesawat bravo LM-2014) kedua setelah May.Umar Sugeng (Bravo LM -2009) dan Capt. Yudhianto dengan Mentor Alpha (LD 3248)
 
 "one ready" ; "two ready" ; "three ready"....... "halim fasi flight  ready for take off run way two four "  "Fasi Flight clear for take off, run way two four left turn after..... "  yesss....... kami take off ,  kata Thunder 100... tempel saja itu LM 2009 kemanapun dia pergi , kalau sedang tactical wingman ikut kemana leader pergi...kalau leader nancep ke bumi ibaratnya wingman ikut nancep juga. pelan-pelan LM 2014 mendekat ke LM 2002 makin deket wah takut juga rasanya seperti jaman canopy relative work...... diatas purwakarta mulai masuk awan. eh malah disuruh lebih deket supaya eye contact.... belum belum baju sudah basah kuyup oleh keringat.........dibelakang kiri Capt. Yudhi dengan Mentor juga menempel ketat kami......... dalam hati asyik juga nih..... biasanya cuman nonton video thunder birds atau blue angel dalam posisi rapat..sekarang ngalami sendiri.............koordinasi tiga dimensi mirip dengan kerjasama di udara/kerja sama antar parasut tapi kali ini dengan engine power......
 
Proses pendaratan ke Penggung dengan terbang formasi merupakan pengalaman pertama juga, banyak istilah istilah yang biasa digunakan fighters jadi sukris tahu...... bagaimana mengatur formasi saat left/right downwind, bagaimana mulai "break" formasi, kapan pesawat ke dua atau ke tiga harus ngambil base leg dan seterusnya.
 
Saat short stop di Penggung Cirebon terlihat ada keramaian di appron, rupanya Ibu Yayuk (pemilik Deraya Air Charter) sedang punya gawe yaitu membuka line baru jakarta/halim - penggung dengan pesawat Short /Skyvan .........sungguh jeli ibu itu, saat krismon dimana kegiatan merpati menukik tajam dan belum sempat recovery eh dia salip ditikungan....... jakarta - bandung ; jakarta cirebon  telah diisi linenya..........
 
terlihat mojang priangan yang gareulis sibuk menerima tamu, tidak lupa kesenian tarling yang mendayu dayu..........hanya "tahu gejrot" yang sukris tidak lihat disuguhkan.................
 
setelah refuel selesai kami persiapan berangkat dari Penggung ke Solo, saat sukris mau start engine dengan check list lagi...langsung diserobot sama thunder 100......rupanya dia  nggak sabar lagi........ setelah takoff  baru cerita..."Mas kalau di TNI AU kita harus hapal luar kepala check list tersebut , kalau belum hapal tidak akan dikasih terbang"
 ooooh begitu tho !!!!....
 
selama perjalanan kami terus exercise terbang formasi dengan berbagai configurasi........formasi arrow maupun V seperti burung bangau yang sedang migrasi , berbanjar ......jaga levelling....jaga proximity.....slow and smooth........ seperti kata Jeff Jones pelatih terjun di Perris.
 
approaching solo melintasi purwodadi - waduk ombo - waduk tengklik , .......inget waduk tengklik inget saat SMA suka mancing disitu bersama sama Andi Eka Sakya (YON I angkatan XIII ?, sekarang doktor aeronautique aktif di BPPT)..............
 
landing di solo udah pukul 14.00.wib, perut terasa lapar... kami semua termasuk mekanik menyerbu kantin seberang airport...... rupanya semuanya sudah tahu menu populer di kantin ini.......yaitu pecel wader !!!!!!! bukan pecel lele....... lumayan...asyiiiik....... di Solo kami ketemu pesawat cessna 180 yang diterbangin Pak Dodi & dr. Norman dari Bandung yang juga menuju ke Buleleng..... rame sekali bila jumpa pak Dodi... banyak cerita & bodor......
 
berangkat ke surabaya di radio surabaya approach kita monitor empat pesawat IPTN juga meluncur straight ke Buleleng.........gelo oge euy ..... hari sudah sore nggak takut kemaleman mereka....... suara bang Tagor yang sangat khas/bariton rupanya sudah dikenal di dunia airlines.... tiap kali ada yang manggil dari  mereka..... Gor... Tagor.......kemana lu !!!!
 
selepas Blora menuju Juanda cuaca mulai memburuk.... kami saat itu melakukan terbang VFR (Visual) jadi seharusnya ground contact dengan daratan, cek peta & flight log....begitu masuk di kegelapan beres ......... sama sekali nggak bisa menentukan kita sedang di atas mana...........bang Tagor agak gerah rupanya , karena  pesawat kami ADF (auto Direction Finder) nya tidak jalan, juga DME (pengukur jarak)....... terpaksa ilmu pamungkas dikeluarkan..... GPS III plus dikeluarkan dari tas... switch on.....naaah......... tinggal kita ikuti jalan raya artificial..............cukup menyeramkan leg blora - juanda dengan cuaca seperti itu..........hazy berat dan gelap karena awan hitam nan tebal persis di atas kita ......... holding sebentar di atas Sidoardjo antre untuk landing ke Juanda............
 
mendarat di juanda sudah sore...... parkir di scramble area sebelah sisi barat juanda..........parkir disebelah  Boeing 737 yang enginenya dilepas dan kelihatan cacat di leading edge sayap kirinya....... kata personil di bawah " itu mas pesawat bouraq lagi training... pilotnya ngelamun taxi bukan ngambil garis kuning tapi garis putih......walhasil sayapnya mentok ke tiang listrik.... " weleh weleh... ada ada ajah.....setelah tie down... kami meluncur ke mess TNI AU......kali ini karena sedang menjadi rombongan pilot maka kamar messnya dapat yang ada AC-nya......... tidak seperti RON di Medan waktu ke Aceh sebagai kurawa.............
 
cover all basah kuyup oleh keringat....... sangat segar rasanya bisa mandi di mess dengan air dingin..............
 
bersambung...........
 
mau nyiapin  jambore dulu....... Jum'at, Sabtu, Minggu per hari ada 4 sortie hercules atau cn-235 (tergantung jumlah peterjun yang ada)... silahkan para peterjun yang ingin bergabung........kita terjun dari 12 ribu kaki....lumayan satu menit free fall.......jarang jarang di Indonesia terjun 12 ribu kaki..........
 
hari Jum'at sortie pertama boarding pukul 06.30 wib. di appron Skadron Teknik 21 Halim/Satud Fasi... jangan lupa bawa bekal masing masing..........takut nggak kebagian lunch box........
 
blue skies.............
 
 
sukris
--
--[YONSATU - ITB]------------------------------------------------------
On-line arsip : 
Moderator     : 
Unsubscribe   : 
-----------------------------------------------------------------------


Anda terdaftar di List ini dg alamat : archive@jab.org

Kirim email ke