Widya Çastrena Dharmasiddha !

At 23:13 21-09-2002 +0700, "Syafril Hermansyah" wrote:


>1. Perang Sangkur
>   Hampir tidak pernah terjadi atau amat jarang terjadi.

Padahal bayangan saya, itulah yang sering terjadi. Mungkin saya terpengaruh
dengan kisah mengenai prajurit Kopassus -maaf kepada keluarganya, jika
keliru- Suparlan, yang bertempur sampai akhir, melawan musuh yang jauh lebih
banyak, menggunakan sangkur. Namanya kemudian diabadikan pada salah satu
lapangan udara perintis.


>   akan menembak ternyata senjatanya macet, demikian pula senjata
>   lawannya (perang sangkur satu lawan satu).

Secara kejiwaan, apakah perasaan yang ada dalam masing-masing mereka sama
dengan yang dialami para pelaku carok ? Saya ngeri membayangkannya. Namun
bagi para prajurit yang berpengalaman, mungkin malah lain ceritanya.


>   Akhirnya mrk menggunakan 'ranjau kaleng', y.i. kaleng bekas
>   'bekal makanan' mereka diikat dg tali rafia mengitari daerah
>   perhentian mereka.

Ada aturan tidak boleh merokok, karena nyala apinya akan menunjukkan
sasaran. Namun yang 'nakal' mengakalinya dengan menggunakan batang bambu
pada ujunng rokok. Pokoknya kebutuhan yang satu ini tidak boleh diganggu
oleh ancaman terhadap nyawa...;)


>pointnya pendidikan
>kejiwaannya kurang (?).

Juga resosialisasi setelah kembali dari medan operasinya. Akibat
ke'pintar'an para petinggi, terjadilah insiden Santa Cruz pada November
1991. Yang terlibat adalah Yonif 303 SSM Cikajang. Satgas X Menwa baru
beberapa minggu meninggalkan Dili ketika itu. Di mana kelirunya ? Para
prajurit yang baru kembali dari pemburuan terhadap Fretilin, langsung
ditugaskan menjadi salah satu pengaman Dili. Begitu bertemu dengan pengunjuk
rasa yang menghinakan Merah Putih, langsung saja darah naik ke kepala.
Susah-susah dicari di hutan, eehhh...muncul di depan mata ! Bagaimana jari
tidak tahan untuk tidak menarik picu ?

Saya saja hampir memukul orang di pasar tradisional, gara-gara dia
menyenggol saya. Ini bukan karena sayanya yang sok jagoan, namun hanya
karena naluriah berbalik dan bersiap memukul. Selama di Lequedoe (Kab
Aileu), sayalah satusatunya anggota kelompok -6 orang- yang selalu tidur
dengan pakaian lengkap -termasuk sepatu PDL- dengan sangkur di pinggang,
serta berbantalkan bursak. Itu sekadar pelajaran dari Diksar.

Jadi, perlu dipertanyakan, apa dan sampai di mana pendayagunaan Dis Psiad.


>> Pelatihan Integrasi Taruna Dewasa, yang pesertanya antara lain praja
>> STPDN dan taruna Akmil / Akpol ?
>
>Apa yg dilatih ? Apa tujuan latihan ?

Katanya mempertemukan sejak awak para calon penyelenggara : sipil (diwakili
praja STPDN), TNI/Polri (taruna Akmil/Akpol) dan swasta (mahasiswa).
Rinciannya tidak jelas bagi saya. Namun saya dengan mahasiswa ITB beberapa
kali dilibatkan di dalamnya, entah apakah mereka dari Yon 1 atau bukan.


Sharif Dayan
--
-== http://www.ksatrian.or.id ==-
-== [EMAIL PROTECTED] (defense matter forum) ==-


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke