On Thu, 7 Nov 2002 23:23:40 +0700 Doedoeng Z. Arifin (DZA) wrote:

> Satu hal yang pasti dalam terminologi Islam, umat Musa a.s. dan Isa
> a.s. mereka semuanya adalah muslim bukan Yahudi atau Nasrani seperti
> sekarang ini. 

Ah yg benar ah :-) Bukannya kaum-2x itu yg sering disebut kaum 'pemegang
kitab'.

> Jadi mereduksi perang Arab-Israel sebagai perebutan tanah belaka,
> adalah sebuah upaya mensekularisasikan persoalan,  seakan-akan
> semuanya hanya persoalan dunia dan tidak ada hubungannya
> dengan agama. (dalam sudut pandang Islam kaffah, Islam tidak
> mendikotomikan antara persoalan "dunia" dan"agama").

Eit tunggu dulu, apa itu pengertian sekularisasi yg Anda sampaikan
disini ?

> > > Bahkan banyak tokoh organisasi Islam terbesar kita, NU, Gus Dur di
> > > antaranya, yang malahan lebih jauh lagi melihat bahwa selain itu
> > > bukan soal Islam, ternyata JUGA BUKAN soal kolonialisme (karena
> > > mereka melihat nyatanya dulu Palestinalah yang menjajah Israel).
> > > Itu melainkan seratus persen perseteruan antar etnis di Timur
> > > Tengah sana, yang tidak perlu kita campuri.
 
> Pandangan Gus Dur dan pengikutnya (misalnya JIL) pasti demikian,
> karena pemahaman mereka tentang sekularisasi agama. Buat mereka Islam
> hanya sekedar satpam moral dan 'personal pietesm', tidak ada kaitannya
> dengan negara kecuali itu tadi, penjaga moralitas agar tidak KKN dan
> melanggar hukum. Jadi sangat wajar kalau beliau tidak akan mengaitkan
> perjuangan umat Islam di mana pun sebagai perjuangan agama, paling
> banter beliau akan mengatakan perjuangan masyarakat/warga/bangsa yang
> kebetulan beragama Islam.

Lalu apakah pandangan itu bertentangan dg Quran ?
 
> Pandangan ini berbeda, kalaupun tidak disebut berlawanan, dengan
> mereka yang disebut kaffah (fundamentalis), yang senantiasa mengaitkan
> semua persoalan di dunia ini dengan masalah agama. Karena menurut
> sudut pandang mereka tidak satu persoalan pun di dunia ini yang tidak
> ada hubungannya atau tidak berimplikasi pada masalah agama. Jangankan
> persoalan menjaga kehormatan negara, harta, akal, keturunan, dan
> hukum, maaf......kentut pun diurus oleh agama.

Lalu apakah Islam tidak membolehkan orang lain berbeda pendapat, harus
mengikuti cara dia ?
 
> Sekuler atau kaffah semuanya memang pendekatan seorang muslim untuk
> mengamalkan Islam, banyak varian di antara keduanya. Masalah mana yang
> benar, tentu bukan urusan kita, tapi siapapun berhak untuk menyatakan
> bahwa keyakinanannyalah yang benar dan mempromosikannya kepada yang
> lain selama tidak dengan cara kekerasan dan intimidasi. Siapa tahu
> pendekatan sekuler yang diyakini Gus Dur yang benar, tapi tidak
> tertutup kemungkinan pandangan kaffahlah (fundamentalis) yang lebih
> benar. Tapi apapun namanya Islam hanyalah Islam, sekuler ataupun
> fundamentalis hanyalah sebutan yang kita ada-adakan saja.

Saya kok tergelitik dg kata-2x sekuler yg bolak balik Anda sampaikan.
Dulu saat akhir-2x kuliah di Bandung, saya dipinjami teman buku yg
judulnya Islam dan Sekularisme, yg ngarang ulama dari Singapore (lupa
namanya, kalau tidak salah ingat terbitan Salman). 

Menurut beliau ini, Islam tidak mengenal Sekularisme, karena semua
mazhab punya 1 pegangan y.i. Quran. Jika Ijtihad atau qias atau
interprestasi apapun yg Anda lakukan bertentangan dg Al Quran, pasti
batal. Yg ada dan banyak terjadi di Islam justru Bidah
(melebih-lebihkan) dan taqlid (ikut saja apa yg dikatakan Kiai, Imam
tanpa berpikir). 2 hal tsb banyak perannya dalam kemunduran Islam.

-- 
syafril
-------
Syafril Hermansyah<[EMAIL PROTECTED]>


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:yonsatu-moderators@;mahawarman.net>
Unsubscribe    : <mailto:yonsatu-unsubscribe@;mahawarman.net>
Vacation       : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke