Mas Utomo,
Terimakasih atas cerita Menwa di Gorontalo, tidak heran kondisi Menwa disana begitu 
baik karena Gubernurnya adalah anggota Yon I, Ir. Fadel Muhamad.
Yang bagus kita tiru dari cerita Menwa di Gorontalo ini adalah bahwa calon anggota 
tidak dikenai biaya. Mungkin kita di Yon I juga sudah harus begitu. Biar alumni yang 
mendanai biaya latihan mereka. Kalo saja setiap tahun ada anggota baru sebanyak 20 
mahasiswa saja, sudah cukup untuk menjaga Yon I tidak mati/bubar. Mudah2an........!!
 
Wassalam
Oetomo Tri Winarno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
WCDS,

Selama tgl 10-14 saya berada di Gorontalo. Dalam kesempatan ini saya
sempatkan untuk berkunjung ke Mako Menwa IKIP Gorontalo, yang dalam 2-3
tahun lagi akan menjadi universitas.

Gorontalo adalah suatu provinsi yang unik, karena penduduknya tidak lebih
dari 1 juta orang (menurut sensus 2000 berjumlah 850 ribu orang), yang
berarti hanya sebesar satu kecamatan di pulau Jawa.

Demikian juga dengan Menwa-nya, cukup unik. Menwa di sana masih cukup
'elit'. Di IKIP Gorontalo tidak ada satpam. Jadi peran Menwa di kampus cukup
vital (meskipun Menwa bukan satpam). Mako Menwa-nya cukup besar, satu rumah
dengan halaman belakang yang cukup luas. Terletak persis di samping rumah
dinas Rektor.

Pada saat ini sedang ada diksar untuk anggota baru di sana. Pendaftarnya ada
35 orang dan disaring menjadi 20 orang. Pendidikannya cukup keras, saya
lihat persis seperti militer. Apalagi seragamnya pake loreng standar
militer. Tapi senjatanya sama dengan Menwa ITB, pake senjata dari kayu.

Saya melihat tidak ada resistensi dari mahasiswa lain. Mungkin karena jumlah
mahasiswanya sedikit, paling sekitar 500 orang per angkatan, jadi tingkat
persaingan masih kecil.

Yang unik lagi, di sana masih ada Danmen dari militer. Menwa IKIP sendiri
setingkat kompi, sedangkan batalyon adalah gabungan kompi-kompi sepropinsi.
Skomennya menginduk ke Menado (Sulawesi Utara). Diksarnya juga masih
menginduk ke Menado, tepatnya di Bitung, sekitar tujuh jam perjalanan dengan
kendaraan darat dari Gorontalo. Bisa dibayangkan, besarnya "effort" yang
mereka keluarkan untuk menjadi Menwa. Sementara dari siswa tidak dikenakan
biaya, semuanya ditanggung rektorat dan alumni.

Barangkali ini dapat menjadi bahan renungan kita, bahwa di tempat lain, yang
jauh lebih "susah" dibanding kita, semangat kejuangan masih terus bersemi.

Wassalam,
Oetomo/24




--[YONSATU - ITB]--------------------------------------------- 
Arsip : atau 

News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info : 


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Finance: Get your refund fast by filing online

--[YONSATU - ITB]---------------------------------------------      
Arsip           : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau   
                  <http://news.mahawarman.net>   
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman     
Other Info      : <http://www.mahawarman.net> 
   

Kirim email ke