Kalah Turki yang Negara ISLAM...saya bolak balik liburan ke Turki (Antalya,Alanya),di Turki sendiri yang negara Islam nggak begini2 amat ! Minuman Alcohol dimana mana ada,bahkan di Hotel2 yg berfasilitas all inclusive GRATIS!!!! biar jual atau menyediakan minuman2 keras tetap aja diskotik,bar2 kalau bunyi adzan di masjid semua matiin lagu/musik..gini yg namanya kebebasan tapi tetap RESPECT! di Hotel2 atau restaurants nggak ada Musholla atau tempat Ibadah juga utk umum.... padahal itu negara Islam,masa Indonesia (dalam hal ini Aceh) yg bukan negara Islam mau ngadain hukum2 agama yg ngelebih2 negara Islam beneran ! sebetulnya semua ya balik ke manusia masing2...kalau ada yg mau minum alcohol ya itu PILIHAN dia sendiri,ada yg nggak mau sholat atau nggak ya juga pilihan sendiri,hal2 seperti gini mustinya lepas dari hukum agama,pandangan2 agama mustinya dibikin jadi pandangan pengertian bukannya di jadiin HUKUM ! apalagi yang sama sekali jauh diluar dari hukum dasar resmi negara, karena kalo udah dijadiin hukum sama juga namanya intimidasi,nakut2in orang bahkan berkesan PAKSAAN HARUS ! Tapi ya beginilah,KEFANATIKAN memang nggak ada respect untuk pilihan2 HAK secara pribadi ! saya kalau boleh jujur sejujurnya,Cinta Indonesia,gimana juga Indonesia itu Tanah Air saya tapi terus terang dengan keadaan Islamisasi di Indo yg belakangan ini kadang BERLEBIHAN (even saya sendiri juga Muslim) saya bersyukur dan lebih merasa nyaman tinggal di Eropa (Belanda) karena disini saya merasa lebih di hargai,dilindungi dan feel safety,comfort sebagai manusia dengan segala HAK ASASI dan PILIHAN PRIBADI saya sebagai manusia !
gracebarus <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Brunei memang Negara Islam, jd kita bisa maklum. Tapi Indonesia kan bukan. Setiap Ramadhan,cafe2 harus menggunakan gelas mug coffee untuk Bir. Padahal pengunjungnya semua orang bule dan non-muslim. Nah lo! --- In zamanku@yahoogroups.com, "mediacare" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apakah ini jadi pertanda bakal luluh lantaknya dunia pariwisata Indonesia? Dunia pariwisata akan maju kalau tidak berembel-embelkan agama. > > > Serambi Indonesia - Rabu, 18 Jun 2008 | 03:32:43 WIB ARSIP : > > 17/06/2008 09:46 WIB > > Hotel dan Restoran Diminta Patuhi Syariat > > BANDA ACEH - Pengelola hotel dan restoran di Banda Aceh diminta untuk mengikuti dan mematuhi > ketentuan Qanun-qanun Syariat Islam (QSI), dalam menjalankan usahanya. Misalnya, tidak menyediakan makanan dan minuman yang dilarang agama dan menyediakan mushala atau tempat shalat. Pengelola hotel dan restoran juga harus menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan lingkungan sekitar. > > "Keberhasilan pelaksanaan syariat Islam sangat ditentukan oleh peran serta semua pihak. Terutama > pelaku pelayanan jasa baik perhotelan maupun restoran yang selalu dikunjungi banyak orang," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Drs Ramli Rasyid, saat membuka > Pembekalan Qanun SI bagi pengelola hotel dan restoran se-Banda Aceh, > di Wisma Diana, Senin (16/6) kemarin. > > Kepala Dinas Syariat Islam dan Keluarga Sejahtera Kota Banda Aceh, Drs M Natsir Ilyas MHum > mengatakan, kegiatan pembekalan qanun syariat Islam itu bertujuan > agar pengelola hotel dan restoran di Banda Aceh lebih memahami isi > dari qanun-qanun yang ada. "Kami mengharapkan pengelola hotel dan > restoran dapat menjadi partner pemerintah dalam mensukseskan > pelaksanaan dan penerapan Syariat Islam di Banda Aceh," ujarnya. > > Ia menyebutkan, materi yang diberikan antara lain mengenai implementasi QSI bagi pengelola hotel dan > restoran di Banda Aceh dan pelaksanaan konsep pariwisata dalam > bingkai SI. "Materi koordinasi stakeholders guna menunjang visi > bandar wisata Islami, dan pelaksanaan Syariat Islam bagi warga asing > dan non muslim juga diberikan," rinci Natsir.(ami) >