Logika adalah Kuncinya 
Oleh Ali Sina 

Dapatkah sebuah kebudayaan dibangun diatas fondasi yang lemah ? Dapatkah kita 
mendirikan kemakmuran manusia diatas kebohongan? 

Dari hari ke hari, penderitaan dunia kian bertambah. Sumber derita ini adalah 
perpecahan, ketidakpedulian dan ketiadaan toleransi. Kedamaian tidak akan 
pernah terwujud sebelum kita meninggalkan ajaran yang menganjurkan kebencian. 
Bagaimana kita dapat menganjurkan toleransi, apalagi persatuan, jika yang kita 
ikuti adalah ajaran yang menuntut untuk membenci orang lain ? 

Islam tidak mengajarkan kasih, Islam mengajarkan perang. Islam mengajak 
pengikutnya untuk berperang melawan orang yang tidak memilih Islam, membunuh 
dan menundukkan mereka sampai Islam menjadi satu2nya agama di dunia. Islam 
bukanlah agama yang mengijinkan perbedaan pendapat, apalagi perbedaan 
kepercayaan. Islam menuntut kesamaan/uniformitas. Islam menuntut kontrol ketat 
atas pemikiran pengikutnya. Perbedaan apapun akan dihukum berat. 

Semua bentuk kediktatoran berbahaya, tapi kediktatoran agama itulah yang paling 
berbahaya. Semua doktrin politik, baik paham kiri atau kanan, begitu terbukti 
salah, mudah ditinggalkan, tapi agama yang sesat akan bertahan terus, karena 
penganutnya percaya itu dari Tuhan dan karenanya : tidak mungkin salah. 

“Langit dan bumi dapat berlalu, tapi firman Tuhan tidak”. Orang2 rasional 
bersedia menerima agama yang tidak rasional itu dan para filosof berusaha keras 
untuk membuatnya jadi masuk akal dan mensahkannya sbg santapan pemikiran kaum 
intelektual. Tapi kebohongan tetaplah kebohongan. Kenyataan bahwa kebohongan 
itu diterima orang banyak tidak merubahnya menjadi suatu kebenaran. Kalaupun 
seluruh dunia menolak kebenaran, dunia tetap tidak akan dapat menutupi 
sinarnya. 

Ada agama yg yakin bahwa ular dan sapi adalah makhluk suci, ada juga yg percaya 
akan roh2 halus. Semua ini tampaknya tidak masuk akal. 
Muslim menuduh Kristen percaya trinitas yang menurut Muslim sangat menggelikan. 
Tapi anehnya, Muslim tidak punya masalah mempercayai kisah2 konyol dlm Qur’an 
tentang jin, penciptaan Hawa dari rusuk Adam, kisah bahtera Nuh ataupun kisah 
pembelahan bulan. Tidak jelas mengapa semua kepercayaan lain yang tak masuk 
akal dianggap salah, tapi kepercayaannya sendiri yang juga tidak masuk akal 
dianggap betul ! 

Jika kita tidak menggunakan akal untuk membedakan mana agama yang betul, 
bagaimana kita bisa menentukan pilihan agama yang tepat? 

Banyak sekali agama yang tak masuk akal tapi semuanya mengatakan bahwa 
agamanya-lah yg paling benar. Bahkan orang2 cerdaspun bersedia menerima 
irasionalitas agamanya. Mereka lebih berpihak pada agamanya saat terjadi 
bentrok antara iman dan logika. Mereka bersikeras bahwa agama itu satu2nya 
sumber Kebenaran. Inilah dasar pemikiran semua orang beragama. 

Andaikata memang benar begitu, agama mana yang benar2 betul? Mengapa semuanya 
berbeda satu sama lain? Bagaimana seseorang dapat yakin kalau agamanya sendiri 
yang benar dan agama lain salah? 

Mudah saja. Hanya melalui LOGIKA manusia bisa mencari jalan yang benar. Dan 
jika kita uji dengan logika, maka kita dapatkan banyak ajaran2 agama yang tidak 
masuk akal. 

Logika juga bukanlah satu2nya jalan. INTUISI dan INSPIRASI dapat membantu kita 
belajar, kala logika tidak bisa lagi. Beberapa orang mengaku bahwa melalui 
gagasan yang muncul tiba2, tahu2 pintu pengetahuan terbuka di depan mereka dan 
mereka bisa mengintip kedlm dunia mistik yg mengajarkan mereka hal2 yang 
tadinya tidak pernah terpikirkan. Tapi ini sangat berbeda dengan pernyataan2 
nabi2 yang mengaku menerima wahyu dari Tuhan dan menuntut agar orang percaya 
khayalan mereka yang irasional sebagai kebenaran mutlak dan tak dapat dibantah. 

Banyak ilmuwan dan penemu2 terkenal mengaku mendapat jawaban dari pertanyaan2 
mereka secara intuitif. Meskipun begitu, LOGIKAlah yang tetap menentukan apakah 
kita benar2 mendapatkan inspirasi atau hanya angan2 kosong belaka. Orang2 
beragama menyingkirkan logika mereka jika logika berlawanan dengan apa yang 
mereka percayai sebagai firman Tuhan. Mereka berkata, “Mengapa tergantung pada 
logika manusia yang telah terbukti sering salah jika kita dapat percaya pada 
firman Tuhan yang tak pernah salah?” 

Masalahnya adalah bagaimana kita tahu pesan2 yang kita percayai itu benar2 dari 
Tuhan dan bagaimana kita bisa pasti bahwa Tuhan yang kita percayai itu adalah 
Tuhan yang sebenarnya? Bagaimana kita menemukan jalan yang benar? Bagaimana 
kita bisa yakin bahwa keyakinan kita, dan bukan ratusan keyakinan lainnya, 
adalah satu2nya yang benar ? Yang mana yang kita pilih? 

Untuk bisa memilih dengan tepat, kita tetap harus menggunakan logika. 
Tapi karena kita sadar bahwa logika manusia seringkali tidak dapat diandalkan, 
bagaimana kita yakin bahwa kita tidak mengikuti jalan yang salah? 

Manusia selalu ingin mencari kebenaran. Tidak ada seorangpun yang sengaja 
memilih untuk dikelabui. Tidaklah tepat untuk menduga bahwa orang2 secara 
naluriah tahu akan kebenaran tapi lebih memilih untuk berontak karena gengsi 
untuk menerima kebenaran itu. Meskipun sukar dipercaya, tapi begitulah pendapat 
orang2 Muslim terhadap orang lain yang tidak percaya Islam. Muslim yakin bahwa 
orang tidak mau memeluk Islam hanya karena gengsi. Pendapat yang konyol! 

Saya benar2 tidak dapat mengerti mengapa Muslim bersikeras utk bersikap 
irasional, menghipnotis diri dan memelihara iman mereka yang tak masuk akal. 
Pada kenyataannya, manusia dimanapun telah memilih jalan yang salah dan 
akhirnya mereka berperang satu dengan yang lain. Mereka rela mengorbankan 
dirinya untuk kepercayaannya (kecuali Muslim yang memilih untuk mengorbankan 
nyawa orang lain dulu) karena mereka percaya telah menemukan Kebenaran. 

Orang sering bertanya: “Jika mereka benar, mengapa semua orang tidak mengikuti 
agama yang sama?” Jawabnya adalah karena pengertian setiap manusia 
berbeda-beda. Setiap manusia menggunakan logika masing2. Karena logika manusia 
tidak sempurna, maka mereka sering memilih jalan yang salah, mengikuti nabi 
yang salah, menyembah tuhan yang salah. Jika orang lain dapat melakukan 
kesalahan ini, bukankah saya dan kamu bisa pula mengalami hal yang sama? 

... 

Kalau begitu, mengapa tidak kuserahkan saja kpd Tuhan dan mengikuti agamaNya? 
Jawabnya adalah karena dalam prakteknya, pilihan mana agama yang benar itu 
tidak jelas. Jika benar2 jelas, mengapa ada begitu banyak sekte, aliran2, dan 
agama2? 

Pertanyaannya masih tetap sama: Tuhan mana yang harus diikuti? 

... 
Saya tidak percaya nasib manusia ditentukan dari intensitas iman mereka. Setiap 
orang beriman pada agamanya, tapi tidak semuanya benar. Jadi apa yang harus 
saya lakukan? Mudah saja. Dlm upaya mencari Tuhan yang benar, sayapun tetap 
harus menggunakan logika. Saya harus mempertanyakan segalanya dan ber-hati2 
agar tidak dibimbing ke jalan yang salah. Bukankah ini keputusan penting ? Jika 
saya ingin menyerahkan seluruh jiwa raga saya pada Tuhan, bukankah saya harus 
yakin dulu bahwa Dialah Tuhan yang benar ? Bagaimana saya dapat melakukan hal 
itu jika saya tidak berani mempertanyakan dan menggunakan LOGIKA SAYA SENDIRI? 
Saya katakan logika SAYA karena SAYA bertanggung jawab atas hidup SAYA dan 
tidak dapat ikut2 orang lain secara buta karena dia pun dapat saja mengikuti 
orang lain secara buta pula. Tetapi kala menggunakan logika untuk mengevaluasi 
sekte2 dan agama2 untuk menemukan Tuhan yang benar, saya juga sadar bahwa tidak 
satupun agama masuk akal. 

Mereka yang mengaku nabi berkata manusia tidak berhak menguji Tuhan. Adalah hak 
Tuhan untuk menguji manusia. Tapi jika kita tidak mempertanyakan pernyataan 
mereka ini, bagaimana kita tahu bahwa mereka bukan nabi palsu? Bagaimana kita 
tahu apakah mereka yang menyatakan diri nabi bukan penipu dan pembual? 

Memang mengerikan kalau manusia dibiarkan untuk mengatur hidup dan menentukan 
pilihan sendiri. Bgm kalau kita salah pilih ? Tentu saja bisa. Tapi manusia 
memiliki kemampuan utk memperbaiki kesalahannya. Di lain pihak, bayangkan 
betapa celakanya kalau orang mengikuti secara buta aliran sesat seperti Sun M. 
Moon, Children of God, Temple of Sun, dll. 

Jadi bagaimana ? Memilih Tuhan persis seperti main roulet Rusia. Dan karena ada 
ribuan kepercayaan yang masing2 menjual jalan keselamatan, kemungkinan untuk 
menemukan satu yang sejati adalah kecil. 

Kau lihat sekarang mengapa logika adalah kuncinya? Kau harus menguji Tuhanmu 
dulu dengan logika sebelum kau menyerahkan dirimu padaNya. Dan karena tiada 
agama atau doktrin yang menawarkan Tuhan yang dapat diuji secara logika, maka 
saya, ALI SINA, menolak semuanya karena mereka semua hanyalah imajinasi manusia 
belaka dan hasil pikiran manusia. 

Manusia berkembang melalui adaptasi dan ujian dan cobaan alami. Gen manusia 
terus berubah dan setiap perubahan melahirkan satu mutasi baru. Kebanyakan 
mutasi ini gugur, tapi yang berhasil hidup merupakan keunggulan alami. Hal yang 
sama terjadi dalam masyarakat kita. Kita membuat hukum berdasarkan kebutuhan2 
tertentu dan mengubahnya jika tidak dibutuhkan lagi. Hukum tertentu bernilai 
baik, yang lain dapat pula jelek. Tapi hukum2 itu dibuat oleh kita dan bagi 
kita. Hukum2 agama dibuat oleh orang2 yang hidup di jaman lampau. Mereka tidak 
tahu apa yang kita butuhkan di jaman kita ini. Ajaran2 sosial mereka tampak 
sangat menekan bagi kita dan pesan2 mereka tidak masuk akal. 

Manakah yang lebih baik? Manakah yang harus dituruti? Kecuali kau bisa 
membuktikan secara logis bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang sejati, kamu pun 
sebenarnya sedang mengikuti suatu aliran sesat. 

Kebenaran hanya ada satu meskipun yang satu ini punya banyak sisi / komponen. 
Karena kapasitas mental setiap orang berbeda, latar belakang sosial dan budaya 
berbeda, maka kebenaran bagi satu orang tidak sesuai dgn definisi kebenaran 
bagi orang lain. Variasinya bukan pada Kebenaran itu sendiri, tapi pada 
wadah2nya. 

Ambil contoh cahaya matahari. Tampaknya benar2 putih. Tapi ketika menimpa bumi, 
cahaya itu menjelma jadi jutaan warna-warni. Yang membedakan adalah kapasitas 
benda2 yang memantulkan cahaya matahari tersebut. Jika kau mencampurkan semua 
warna-warni itu, maka kau akan mendapatkan warna putih lagi. 

Begitu pula dengan Kebenaran yang dipercaya seluruh umat manusia di dunia dalam 
berbagai warna-warni. Jika kita bersatu, dan tidak memeluk satu warna saja, 
tidak memeluk satu bentuk agama, tapi mempertahankan warna-warni setiap 
kelompok masyarakat, maka cahaya Kebenaran akan bersinar dengan terang Tuhan.//



Dasar kepercayaan iman muslim dibangun diatas dusta,kebohongan dan teror 
pembunuhan yang biadab dimana saat zaman dan waktu sudah berubah kebenaran yang 
ada diungkapkan dan tidak bisa dihalangi ataupun dibendung serta kejahatan 
pembunuhan sudah dapat diantisipasi dan diminimalkan maka saat itu juga ambang 
kehancuran islam akan terjadi dan pada saatnya islam akan lenyap dan ini pasti 
terwujud. 
Feifei_fairy
 


      __________________________________________________________________ 
Tired of visiting multiple sites for showtimes? 
Yahoo! Movies is all you need
http://sg.movies.yahoo.com

Kirim email ke