Menguak Mimpi. Apakah  Mimpimu Semalam?
Seri Ke 22. Belajar Tasawuf

Oleh : Ferry Djajaprana

"Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (maksudnya Yusuf untuk menjadi Nabi) dan diajarkannya kepadamu sebagian dari tabir mimpi.." QS. Yusuf [12]:6

Tulisan ini terinspirasi ketika semalam saya bermimpi diberi kucing putih, burung dan ikan oleh adik sendiri dan disaksikan seorang saudara sepupu. Gambaran yang diberikan di dalam mimpi itu begitu nyata, seolah benar-benar dapat dirasakan kegembiraannya bahkan setelah bangun dari tidur.

Mimpi adalah aktivitas kejiwaan yang terjadi pada saat tidur. Mimpi adalah gambaran fisik yang seolah terlihat oleh mata kita.

Gambaran mimpi hanyalah bunga tidur belaka, tetapi akan menjadi lain bila kita mencoba menginterpretasikannya, umpamanya melalui buku primbon tafsir mimpi seperti kitab Betal Jemur Adamakna yang populer di lingkungan keluarga Jawa yang masih erat memegang tradisi nenek moyangnya. Mimpi terkadang membawa kebahagiaan bagi yang memimpikannya tetapi ada juga yang membuat kecewa bahkan menakutkan. Sigmund Freud adalah orang yang pertama kali menyelidiki mimpi, menurutnya materi mimpi berkaitan dengan aktivitas yang melanda jiwa kita, dan gambaran yang terlihat dalam mimpi merupakan pantulan psikis kita. Freud menyebutkan bahwa memungkinkan sekali dilakukan takwil terhadap mimpi dengan membaca makna simbolis mimpi yang terselubung.

Para penganut psiko analisis berpendapat bahwa manusia hidup di dua alam, maksudnya alam sadar (yaqzhah) dan alam tidur. Ketika kesadaran terhenti, alat indrawi istirahat dari berbagai aktivitas, daya sensorik juga ikut beristirahat ini yang disebut seseorang dalam kondisi ketidaksadaran. Apabila datang mimpi padanya pada posisi pertengahan, antara sadar dan tidak, ini disebut semu sadar terhadap materi dan karakternya. Ia muncul dengan bersumber pada pengaruh indrawi yang datang dari luar jasad (contoh, suara gaduh pada saat tidur akan menjadi sketsa dalam mimpi), pengaruh indrawi dari dalam diri sendiri (contoh, rasa haus, lapar, ingin kencing mempengaruhi gambaran mimpi), pengaruh fisik batin (contoh, orang sakit hati mimpinya kematian), terakhir, sumber kejiwaan tertentu, seperti kesal di siang hari terbawa dalam mimpi. Pada saat itulah terjadi prosesnya mimpi dimana orang tenggelam dalam rasa, emosi dan angan-angan dan tidak bisa dibuktinyatakan, sehingga membuat sketsa dalam bentuk fisik.

Lalu,  bagaimana mimpi dipandang dari sudut Sufisme?

Pengetahuan tentang mimpi ada syariatnya yaitu pada QS. Yusuf [12]: 6. dan juga ada riwayat yang menyatakan bahwa mimpi adalah bagian dari kenabian, karena merupakan salah satu cara penerimaan wahyu. Ada juga dasarnya pada hadits yang menyatakan Rosulullah bersabda "Orang yang tidak percaya pada mimpi yang benar, dirinya tidak percaya pada Allah dan hari akhir".

Mimpi adalah ciptaan Tuhan, hanya saja mimpi yang baik dinisbatkan pada malaikat mimpi, sedangkan mimpi buruk dinisbatkan kepada setan.

Menurut Rosul Muhammad Saw, mimpi terbagi tiga. Pertama, mimpi sebagai kabar gembira dari Allah; Kedua, mimpi yang datang dari setan; ke tiga mimpi yang datang dari jiwa manusia sendiri".

Mimpi yang benar adalah mimpi bagian pertama (Ar Ruya As Shahihah). Mimpi yang benar adalah bentuk yang benar menurut akal bathin. Bentuk nyata ini disebut haqaiq tsabitah (hakikat yang kukuh) dan hakikat yang terekam oleh ingatan. Bahasa yang muncul adalah bahasa yang benar dan menunjukkan makna yang kukuh.

Jenis mimpi pertama ini dibagi empat, pertama, mimpi yang sesuai dengan kenyataan, mimpi ini merupakan bagian kenabian, contohnya mimpi nabi Ibrahim menyembelih ankanya. Kedua, mimpi yang pantas (ArRuya as Shalihah), mimpi ini kabar berita dari Allah, contoh, mimpi bertemu dengan Tuhannya. Ketiga, mimpi simbolik (Ar ruya Al Marmuzah), mimpi ini untuk memperjelas masalah, atau problem yang menimpa kehidupan kita dan kita belum mendaptkan solusinya, malaikat mimpi membawanya dalam bahasa simbolis yang rasional. Terakhir, mimpi yang menakutkan, mimpi ini dibawa malaikat mimpi untuk memperingatkan kepada orang yang bersangkutan akan petaka yang mengancam. Contoh, mimpi raja yang disampaikan kepada Nabi Yusuf A.S., "Aku melihat sembilan sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus" QS. Yusuf [12] :43. Maknanya, sapi gemuk adalah musim subur, sapi kurus adalah musim paceklik. Mimpi tersebut dibarengi dengan mimpi melihat tujuh ranting yang hijau dan tujuh ranting yang kering. Tujuh ranting iniadalah penakwilan makna musim dalam bentuk tujuh ekor sapi. Tujuh ranting untuk memperjelas makna musim dalam penakwilan makna sapi.

Mimpi bagian kedua ini adalah mimpi dengan kemungkinan benar, karena mimpi adalah refleksi pikiran, tindakan , atau akhlak manusia di saat sadar. Bentuk ini ditimbulkan oleh jiwa orang yang bersangkutan dalam kehidupannya pada saat tidur melalui jalur arwah kelangitan.

Orang yang mengalami mimpi, biasanya ingat akan kejadiannya dan bagian-bagiannya. Dalam menakwilkan mimpi hendaknya melihat makna yang lebih dekat dan lebih tepat dengan redaksi bahasa mimpinya sebab makna mimpi diambil dari kehidupan keseharian dari akalnya yang bersifat bathin.

Mimpi bagian ketiga, adalah mimpi buruk, mimpinya tidak terekam dengan baik, bentuk dan perinciannya dilupakan. Mimpinya beragam, sehingga tidak bisa diambil tafsir dan takwilnya. Mimpi ini datang dari setan, mimpi bersebadan, mimpi dengki, mimpi masa lampau, mimpi kewatakan yang tidak stabil, umpamnya, mimpi makan karena lapar dan lain-lain.

Setelah mempelajari tentang mimpi baik secara psiko analisis maupun sufisme, betapa berartinya mimpi apabila diingat secara runut dan lengkap. Nah, sementara saya belajar menakwilkan arti mimpi saya semalam, pada saat yang sama sebaiknya Anda juga belajar menafsirkan sendiri mimpi Anda semalam, kira-kira apa maknanya?

Salam,
Http://ferrydjajaprana.multiply.com
Http://tasawuf.multiply.com


Penulis bisa dihubungi melalui alamat email : [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke