YTH IBU yg berhenti bekerja demi mendidik putra-putrinya. Selamat aku ucapkan atas keputusan anda dan atas kesejahteraan keluarga. Spt aku pasti ibu sadari bhw di banyak tempat terutama di kota2 besar pd masa kini sangat sukar untuk rata2 keluarga dpt hidup layak hanya dg satu sumber penghasilan. Untuk sebagian besar bangsa Indonesia dari golongan menengah ke bawah satu income pd umumnya tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Keadaan ini mrpkn kenyataan terutama dlm keluarga yg dikaruniai beberapa anak!..Tidak semua keluarga yg ibunya bekerja menyerahkan anak2nya kpd PRT – antara lain krn tidak mampu membayar PRT tapi juga krn ada jalan lain yaitu mengerahkan anggota extended family: kemenakan, nenek, bibi dsb untuk menjaga anak2 yg masih kecil. Di tempat2 yg kehidupan berkisar di kehidupan bertani dan berladang sepanjang sejarah suami dan istri bekerja demi mencukupi keperluan hidup keluarga. Di masyarakat tradisional ini tidak biasa ada PRT, tetapi anggota keluarga turut membantu mengurus rumah-tangga dan anak2. Spt kita ketahui banyak pemimpin bangsa yg berasal dari latar-belakang spt ini. Dunia modern mengharuskan manusia menjadi lebih mampu menghadapi tantangan hidup yg semakin rumit. Jalan yg terjitu ialah melalui pendidikan dan menguasai suatu ketrampilan yg marketable. Tantangan ini tidak saja bagi kaum laki2 tapi juga kaum perempuan. Kalo dulu pekerjaan laki2 dan perempuan sering kali jelas dibedakan, misalnya krn sifatnya yg berat yg memerlukan kekuatan fisik, sekarang banyak lapangan kerja yg tidak mengharuskan penggunaan tenaga badaniah tetapi kemampuan berfikir dan ketrampilan lain. Pemikiran dan kepercayaan bhw Tuhan menciptakan kaum perempuan kurang spiritualis, kurang intelligent dan kurang bisa dipercaya tidak lagi bisa dipertanggung-jawabkan. Hal mana terbukti dg success kaum perempuan di praktis segala bidang upaya dari yg ‘gentle’ spt kerja di kantor, di laboratorium, di pabrik, di militer (termasuk pilot pesawat tempur) sampe ke dunia pertambangan sbg operator alat2 besar (yg serba mudah dan otomatis). Keadaan ini jelas nyata sekali di negara2 maju, negara2 Barat, Di Negara Barat praktis tidak ada keluarga yg mampu mempekerjakan PRT krn tingginya gaji per jamnya (di Australia/USA seorang cleaner saja memperoleh imbalan $15.00/jam). Karenanya ketika suami-istri harus bekerja maka anak2 mereka yg masih kecil diserahkan pd professional child-care centres. Para istri bekerja tidak saja untuk membantu mencukupi kehidupan keluarga tapi juga untuk dpt menabung sehingga anak2nya bisa bersekolah yg baik dan sampe ke univeristas. Satu hal yg memicu kaum perepuan termasuk para ibu untuk bekerja dan berkarir ialah kebebasan mereka untuk menimba ilmu setinggi kemampuan mereka. Alangkah mubazirnya kalo sesudah mendptkan pendidikan bahkan gelar kesarjanaan mereka hanya tinggal di rumah! Yg rugi tidak saja pribadi perempuan, keluarganya tetapi juga bangsa dan negaranya. After all kira2 50% dari manusia adalah kaum perempuan. Di banyak Negara Islami spt negara2 yg tergabung dlm the Arab League of Nations (22 negara) krn tradisi budaya dan agama lebih dari 50% kaum perempuan di negara2 ini masih butahuruf! (UN Report on Arab Human Resources 2002). Jelas kaum perempuan Arab itu tidak lebih bodoh dari kaum perempuan di negara2 lain. Tradisi budaya-agamalah yg memaksa mereka tinggal di rumah tidak bersekolah, tidak mempunyai marketable skills. Akibatnya rata2 penduduk Negara Islami tersebut adalah miskin dan terbelakang. Bgmn tidak krn 50% dari SDM-nya tidak diberi kesempatan untuk mencapai sukses spt yg dimaksudkan oleh Tuhan dan yg mereka inginkan. Contoh ekstrim pengekangan terhadap kebebasan kaum perempuan timbul dg jelas dan tragis ketika Taliban berkuasa di Afghanistan, Perempuan dilarang keluar rumah tanpa ditemani muhrim. Anak2 perempuan dilarang bersekolah. Perempuan bahkan yg sudah terlanjur berpendidikan (dokter, perawat, engineer dst) dilarang bekerja. Alasan penguasa (agama) sangat sederhana kaum perempuan ditakdirkan untuk mengurus rumah tangga, pemuas nafsu seksuil suami dan merawat anak2. Bangsa dan Negara Afghanistan dlm waktu beberapa taon anjlok ekonomi dan kesejahteraannya. (Anehnya perempuan2 yg dilarang bekerja itu dibolehkan menjadi pengemis dan juga menjadi pelacur – asal di bawah pengawasan para ulama!) Di negara2 dan masyarakat seperti ini sampe sekarang masih marak praktik poligami. Bini2 yg tidak mendapat kebebasan samasekali dan hidup menderita, masih harus menerima suaminya mengambil bini2 laen sesuai dg aturan agama. Keadaan ibu dan keluarga ibu memungkinkan ibu berhenti bekerja, tapi kenyataan di lapangan menunjukkan bhw sebagian besar keluarga tidak mampu hidup dg satu gajih saja. Ibu juga perlu ingat bhw banyak istri yg mempunyai potensi penghasilan yg lebih tinggi dari suami. Bahkan banyak suami yg krn satu ato lain hal di PHK-kan dan tergantung kpd si istri untuk mencari nafkah.. Masih banyak lagi scenario di mana keluarga memerlukan sang ibu turut berjuang, menghasilkan income bagi keluarga yg dicintainya. Bersyukurlah kpd Tuhan bhw keluarga ibu dpt survive dg satu income yaitu dari suami. Manusia harus mampu merubah mindset mereka dan melakukan apa yg terbaik bagi keluarganya masing2. Ibu mengatakan bhw Allah menyediakan keperluan rumah tangga ibu. .Dlm Bahasa Inggris ada pemeo yg berbunyi: ‘God helps those who help themselves!’ Artinya rejeki tidak akan nomplok dari langit kalo seseorang tidak berusaha memperolehnya dg bekerja keras. Sekali lagi selamat berhenti bekerja dan menjaga putrid-putri. Semoga suami ibu menghargai keputusan ibu ini dan tidak memutuskan untuk mengambil istri baru untuk meringankan beban ibu mengurus rumah-tangga. Gabriela Rantau
----- Original Message ---- From: Rahasia Babel <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; Sent: Tuesday, August 5, 2008 2:35:41 AM Subject: [MURTADINKAFIRUN] TANGGAPAN: PEREMPUAN & KARIER Assalamu'alaikum wr. wb, Saya seorang ibu umur 49 tahun, saya kerja mulai umur 21 tahun sebagai Telepon Operator, Receptionist dan Purchasing selama kurang lebih 5 tahun, terakhir sebagai Sekretaris selama 22 tahun. Saya memutuskan berhenti bekerja karena saya sadar bahwa tugas seorang Ibu adalah mendidik anak-anaknya, walaupun sadarnya saya sudah terlambat... .. tapi saya memberanikan diri untuk mengambil keputusan berhenti bekerja karena saya ingin mendidik anak-anak saya. Bangsa ini menjadi bobrok karena anak-anaknya di didik oleh pembantu (yang kurang berpendidikan) . Bagi saya "Perempuan" wajib sekolah dan mencari ilmu setinggi-tingginya untuk mendidik anak-anaknya, bukan untuk mencari nafkah ! Coba kalau ibu-ibu yang berpendidikan, yang sudah sekolah tinggi mau mengasuh dan mendidik anaknya sendiri sewaktu masih balita..... wow..... hasilnya akan lebih bagus dibanding dengan didikan pembantu. Waktu saya akan memutuskan berhenti bekerja memang beraaat sekali, berat karena income pasti berkurang... . sehingga saya punya pikirkan wah.... nanti keuangan rumah tangga bagaimana ya kalau saya berhenti? Tapi pertanyaan itu sudah bisa jawab bahwa..... rejeki itu Allah yang mengatur, manusia berusaha tapi Allah yang menentukan. Saya punya pemikiran tentang "rejeki" begini...... rejeki itu kan Allah yang kasih dan Allah sudah atur..... (maaf kalau salah, karena ini pendapat saya sendiri, yang saya pakai untuk memantapkan diri saya dalam mengambil keputusan berhenti bekerja). Jadi.....yang ada dalam benak saya.....bahwa rejeki keluarga sudah diatur oleh Allah, jadi kalau saya dan suami bekerja dapat penghasilan 10 juta (misalnya saya dapat 5 juta, suami juga 5 juta) tapi setelah saya berhenti bekerja saya tidak dapat apa-apa, tapi suami saya akan dapat 10 juta, jadi rejeki yang masuk kedalam keluarga tetap saja, mau yang bekerja satu orang atau dua orang tetap saja hasilnya sama. Saya yakinkan betul pendapat saya, sehingga saya berani berhenti bekerja. Didalam Islam Ibu itu kan guru bagi anak-anaknya, nah......ilmu ini pun baru saya dapat setelah saya tua, mangkanya saya jadi bingung..... . wah... berarti seorang ibu harus bisa mendidik anaknya sendiri..... . bukan mencari nafkah! Alhamdulillah setelah saya berhenti bekerja, tidak ada masalah keuangan di dalam rumah tangga, semuanya berjalan seperti biasanya walau saya sudah berhenti bekerja, artinya rejeki dalam satu keluarga sudah Allah atur semuanya, jangan takut miskin....jangan takut tidak bisa makan.... semua sudah diatur olah Allah! Yang harus Ibu-Ibu takutkan adalah bagaimana peran Ibu sebagai guru bagi anak-anaknya di rumah, sudah berhasilkah mendidik anak-anaknya dengan benar? Ayo..... kembalikan kepada tugas masing-masing. ........ ibu-ibu menjadi guru di rumah, bapak-bapak mencari nafkah. Insya Allah anak-anak kita akan menjadi soleh berakhlak mulia. Kalau akhlak anak-anak sudah benar, insya Allah akan menjadi pemimpin yang benar dan jujur! Mohon maaf, saya kurang bisa menuangkan dalam bentuk tulisan. Ohya saya berhenti bekerja awal tahun 2008. Dan saya sangat bahagia dan sangat menikmati hidup ini sebagai seorang ibu ............ Wassalam, ------------------------------------ Ingin bergabung di zamanku? Kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Klik: http://zamanku.blogspot.comYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/zamanku/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/zamanku/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/