Nek cara Islam Khalifah yang mau lengser membuat formateur untuk menunjukkan penggantinya,saratnya hanya 4: tabligh. Fatonah. Amanah. Sidiq. Jadi gak usah pakai pemilu,AKU PILIHEN.Itu kurang etis coba dikelas lantas Genduk kampanye aku pilihen ben jadi ketua kelas ngono opo gak saru? Sekarang di RI ini yang mau golput tambah besar jumlahnya sebab gak yakin si calon punya 4 syarat diatas. Kita dah tahu kelemahan demokrasi.Karena rakyate bodo yo sing menang kan yang mayoritas bodo tadi yo Pemimpine bodo.Jangan anggap pasti bisa kaya Amrik yang wonge wis pinter koyo Genduk he he he.
Shalom, Tawangalun. - In [EMAIL PROTECTED], "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sambutan 17 Agustus Mengenang Kesalahan Fatal Sukarno ! Janganlah menganggap karena Sukarno berjasa dalam memerdekakan Indonesia, menjadikan semua kebijaksanaan politiknya yang salah jadi dibenarkan. Sukarno mempertahankan MPRS dan DPRS untuk tetap berstatus sementara bertujuan untuk mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup. Padahal tindakannya inkonstitusional karena legislative yang sementara tidak bisa mensyahkan atau menunjuk presiden yang definitif apalagi seumur hidup. MPRS paling2 bisa melegalisasi kedudukan presiden yang juga sementara. Kelemahan konstitusi yang diciptakan Sukarno akhirnya dimanfaatkan Suharto dengan cara membubarkan MPRS dan DPRS untuk kemudian membangun MPR dan DPR yang definitiv sehingga secara konstitusional dengan mudah memecat Sukarno dan mengangkat Suharto jadi presiden. Sukarno mempermainkan legitimasi konstitusi, dan Suharto memanfaatkan permainan ini membuat Sukarno terjungkal dimana saat2 terakhir dia tidak memiliki legitimasi dari DPRS dan MPRS yang dibubarkan Suharto.