· Berdoa merupakan salah satu cirikhas hidup beriman atau hidup beragama; jika orang mengaku sebagai beriman atau beragama tetapi jarang atau tidak pernah berdoa, maka yang bersangkutan rasanya kurang atau tidak mendalam penghayatan iman atau agamanya. Berbagai pertemuan bersama sering diawali dengan berdosa dengan harapan agar apa yang terjadi dalam pertemuan dan buah pertemuan baik adanya serta fungsional untuk keselamatan atau kebahagiaan bersama. Saudara-saudari kita umat Islam memiliki kebiasaan berdoa lima kali sehari, sedangkan dalam agama Kristen atau Katolik dikenal adanya doa pagi, sore/malam, doa harian dan doa-doa untuk aneka kepentingan atau keperluan. Sebelum memilih para pembantu atau rasul-rasul, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Maka marilah kita meneladan cara hidup Yesus tersebut: berdoa alias mohon penerangan dari Tuhan sebelum membuat keputusan atau kebijakan untuk melakukan sesuatu, semakin sesuatu tersebut penting dan berat hendaknya juga semakin banyak berdoa. Berdoalah lebih dahulu lebih-lebih atau terutama jika keputusan atau kebijakan yang hendak kita lakukan berdampak pada yang lain, apalagi menyakiti yang lain. Misalnya mau menegor, mengingatkan atau ‘memarahi’ yang lain, silahkan berdoa lebih dahulu, agar apa yang akan anda katakan atau lakukan tetap dalam Tuhan sehingga menyelamatkan dan membahagiakan mereka yang kita tegor, peringatkan atau marahi. Sebagai orang katolik misalnya berdoalah secara singkat dengan membuat tanda salib sambil berkata “Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus”, dan kemudian hening sejenak baru berkata atau bertindak. Biarlah apa yang keluar dari diri kita memiliki kuasa yang menyelamatkan dan menyembuhkan. · “Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.” (1Kor 6:9-11), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua. Kita secara yuridis, liturgis atau formal telah disucikan yaitu ketika dibaptis. Dibaptis berarti disucikan, dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan, maka baiklah rahmat baptisan tersebut kita hayati dalam hidup sehari-hari antara lain hanya mau mengabdi Tuhan saja dan menolak semua godaan setan seperti cabul, berhala, berzinah, mencuri, kikir, mabuk, memfitnah atau menipu. Godaan setan pada masa kini menggejala dalam berbagai bidang kehidupan, yang pada umumnya mudah merasuki atau menjiwai kita antara lain ‘berhala-berhala modern’ seperti uang, harta benda, sarana-sarana modern/canggih (misalnya HP/Hand Phone). Tanda bahwa orang telah bersembah sujud kepada berhala-berhala tersebut dan tidak mengabdi atau berbakti kepada Tuhan lagi adalah ketika ‘berhala-berhala’ tersebut tidak atau berkurang dan rusak maka kita menjadi frustrasi, marah-marah, putus asa, dst. atau ‘sakit jiwa’ alias gila.. Baiklah aneka macam yang kita miliki dan kuasai, entah uang, harta benda atau sarana-prasarana kita manfaatkan atau fungsikan untuk menolong kita diciptakan, yaitu semakin suci, selamat dan bahagia jiwa kita. Marilah kita berantas aneka macam tindakan atau perilaku yang menyesatkan seperti cabul, berzinah, membenci, mencuri, mabuk, memfitnah dan menipu. Jakarta, 9 September 2008