Di TV One sore kemarin istri Pudji malah menyanggah kok orang2 pada
ribut ttg perkawinan saya,wong saya sendiri baik2 saja tak ada yang
memaksa saya,saya juga menentang Kak Seto yang nyuruh membatalkan
perkawinan kami.
Pudji juga menyanggah dirinya jangan disebut Kyai ,saya orang biasa saja.

Shalom,
Tawangalun.

- In zamanku@yahoogroups.com, Jusfiq Hadjar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Masih ada yang belupm jijik dengan kelakuan bangsat ini?
> 
> ----
> 
> Kiai Masyhurat Lebih Hebat dari Syekh Puji, 5 Istri Dinikahi di
Bawah Umur      
> Friday, 31 October 2008
> Sumenepâ€"Surya -Pujiono Cahyo Widianto atau Syekh Puji yang namanya
mencuat belakangan ini akibat menikahi bocah di bawah umur, tampaknya
bukan apa-apa bagi Masyhurat Usman, seorang kiai tenar di Kabupaten
Sumenep, Pulau Madura. Jika Syekh Puji (pemilik Ponpes Miftakhul
Jannah, Semarang) menikahi seorang saja bocah putri di bawah umur, KH
Masyhurat memiliki 5 istri yang dinikahinya saat mereka masih di bawah
umur. Total jumlah istri KH Masyhurat yang kini berusia 57 tahun itu,
sebanyak 10 orang.
> 
> Kemarin Surya mengunjungi kediaman KH Masyhurat di Dusun Tarebung,
Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Sumenep. Surya ditemui oleh
santri kepercayaannya, Mujiburrahman (yang dipanggil Jibur), dan
seorang istri KH Masyhurat karena kebetulan sang kiai sedang pergi ke
luar kota.
> 
> Menurut Jibur, dari 10 istri KH Masyhurat Usman, lima di antaranya
dipersunting saat para perempuan itu masih berumur antara 12 hingga 17
tahun. Dan sebagian besar pula, orangtua perempuan yang dipinang oleh
KH Masyhurat itu ikhlas serta merelakan anaknya dikawini sang kiai.
> 
> ‘’Bukan hanya orangtua yang menerima dan ikhlas memiliki menantu
Abah Masyhurat, anak-anak perempuan itu pun juga senang hati menerima
pinangan Abah,’’ tandas Jibur, Kamis (30/10).
> 
> Menurut Jibur, yang dinikahi KH Masyhurat saat masih di bawah umur
adalah Ernawati (ketika kelas VI SD), Hindun (dikawini tatkala kelas 1
SMP), Maskiyah ketika masih 15 tahun, Sahama dinikahi saat kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) dalam usia 10 tahun serta Linda
Yusniah dinikahi saat belum genap 17 tahun.
> 
> Menurut Jibur, pernikahan kiai kharismatik itu tidak hanya demi
melampiaskan hawa nafsu. Tetapi ada niat untuk membantu mereka yang
lemah, baik dalam agama maupun dalam kehidupan ekonomi.
> 
> Setelah dinikahi KH Masyhurat, para istri di bawah umur itu sudah
naik haji semua. Dari 10 istri kiai itu, tinggal seorang yang belum
bergelar hajah (hj). 
> ‘’Pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Aisyah RA menjadi salah satu
rujukannya. Dan dibolehkan mengawini perempuan yang sudah haid karena
sudah dianggap akil baligh. Bahkan belum haid sekalipun dapat
dinikahkan asal tidak boleh digauli dulu sebelum haid,’’ tambah Jibur.
> 
> Namun saat ditanya apakah setelah perkawinan itu para istri di bawah
umur tersebut langsung digauli oleh KH Masyhurat, Jibur mengaku tidak
mengetahui secara pasti. Cuma dia melihat, istri-istri sang kiai yang
dikawini dalam usia dini tersebut tidak langsung punya anak sampai
bertahun-tahun. Kini para istri KH Masyhurat yang dinikahi saat masih
di bawah umur itu, berusia rata-rata 25 tahun.
> 
> ‘’Kiai kan pasti tahu bagaimana memperlakukan istri yang masih
di bawah umur. Karena ilmu kiai kan sudah tinggi. Tidak mungkin beliau
mengeksploitasi anak-anak,’’ kata Jibur.
> Komentar Jibur juga dibenarkan Hj Maskiyah, istri kelima KH Masyhurat.
> Menurut Hj Maskiyah, perkawinan di bawah umur tidak perlu
diperdebatkan. Yang penting orangtua dan anak yang akan dinikahkan
setuju dan sudah dinyatakan akil baligh atau setidaknya sudah
mengalami haid.
> 
> “Yang sangat penting, sang suami bertanggungjawab menafkahi
istrinya baik secara lahir maupun batin,’’ ujar Hj Maskiyah yang
saat dikawin KH Masyhurat berumur 15 tahun.
> Ditambahkan Hj Maskiyah, istri-istri KH Masyhurat yang berjumlah 10
orang, sebagian besar dinikahi sebelum usia mereka 20 tahun. Bahkan
salah-satu istri KH Masyhurat, yakni Hj Sahama, dikawin saat dia masih
duduk di kelas 4 MI dan berumur sekitar 10 tahun.
> 
> ‘’Tak satupun di antara kami mengeluhkan adanya masalah baik
lahir maupun batin. Kami semua kini hidup rukun dan tenang dalam satu
kompleks rumah laksana saudara,” tutur Hj Maskiyah dengan bangga.
> 
> Tapi, ada juga istri KH Masyhurat yang sudah tua saat dinikahi.
Yaitu istri terakhir KH Masyhurat, yakni Hj Zubaidah, yang dikawin
sewaktu dia telah berumur 45 tahun. “Jadi kiai kawin bukan karena
nafsu tapi ibadah dan dakwah,’’ ucap Hj Maskiyah.
> 
> Saat ditemui Surya beberapa waktu lalu, KH Masyhurat mengatakan
bahwa perkawinan merupakan urusan pribadi atau hak azasi tiap-tiap
individu. Bagi dirinya, poligami (perkawinan dengan banyak istri) itu
demi mengikuti sunnah rasul sepanjang memiliki kemampuan secara
ekonomi, serta bisa berbuat adil baik lahir maupun batin kepada para
istri.
> 
> KH Masyurat menegaskan, dirinya melakukan pernikahan dengan motif
ibadah, bahkan demi kepentingan penyebaran (syiar) agama Islam. Bukan
karena dorongan nafsu birahi.
> “Intinya untuk menyebarkan agama, yakni Islam. Dan salah cara
untuk menyebarkan agama Islam dengan cara memperbanyak keturunan,”
tegas KH  Masyhurat yang kini memiliki 24 orang anak.st2
> Comments     
> 
> 
>  ---------------
> Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
> 
> 
> Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh
al-Mushaf itu dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab
hanyalah Allah fiktif.
>


Kirim email ke