http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=46418
Puluhan Santri Terserang Demam Panik, Sebagian Ortu Bawa Pulang Anaknya BONDOWOSO - Puluhan santri yang mondok di Ponpes Nurul Falah di Desa Jeruksosok, Kecamatan Binakal, mengalami sakit demam secara bersamaan, kemarin malam. Suhu tubuh para santri itu panas tinggi. Akibatnya, pengurus dan santri ponpes ikut panik. Apalagi, para pengurus ponpes mengira para santrinya terkena demam berdarah (DB). Pengasuh ponpes Nurul Falah KH Abdullah mengungkapkan, kepanikan warga ponpes itu disebabkan gejala yang menimpa santri secara bersamaan. "Ciri-cirinya seperti terkena demam berdarah, mulai suhu tubuhnya panas, dan timbul bintik-bintik merah pada kulitnya," ujar KH Abdullah kepada Erje kemarin. Kecemasan ini, kata dia, karena di musim hujan ini berpotensi timbulnya penyakit DB. Sehingga, pengurus ponpes langsung melakukan pertolongan kepada para santrinya. "Kami memanggil petugas medis Puskesmas Binakal untuk melakukan pemeriksaan dan mengobati para santri yang sakit," katanya. KH Abdullah juga meminta pihak terkait untuk melakukan fogging (pengasapan, Red) ke ponpesnya. Itu dilakukan untuk membunuh nyamuk Aedes aegepty. Setelah paramedis Puskesmas Binakal turun tangan memeriksa kondisi santri yang sakit itu, diketahui kalau mereka hanya mengalami demam influenza saja. "Bukan penyakit demam berdarah," ujar Trinela SKep, kepala UKM Puskesmas Binakal yang memeriksa para santri itu kepada Erje. Trinela menyatakan, sebelum mengalami demam dengan suhu badan panas, para santri sempat melakukan puasa. Perubahan cuaca (pancaroba) ikut memengaruhi stabilitas tubuh para santri. "Jadinya, bagi yang punya kondisi lemah, maka akan mudah terserang influenza, seperti, demam, batuk, pilek," katanya. Sementara itu, dari pantauan Erje, para orang tua terpaksa ada yang menjemput anaknya yang mondok di ponpes itu untuk dibawa pulang sementara. Para santri yang sakit, yang sekolah di MTs Nurul Falah itu, harus menjalani pengobatan di rumah masing-masing. "Ada sebagian yang pulang. Tetapi, ada sebagian yang tetap tinggal di ponpes untuk menjalani pengobatan di sini," kata KH Abdullah. (eko