Refleksi: Belajar di Al Azhar, tentunya belajar ilmu Allah, tetapi masih saja 
ditipu. Suatu hal yang pasti  sulit dimenegrti  oleh orang kafir.

http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=48319


Puluhan Mahasiswa Indonesia Telantar di Malaysia
Selasa, 16 Desember 2008 , 00:02:00
KUALA, (PRLM).-Sebanyak 49 mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di 
universitas Al Azhar, Kairo Mesir, telantar dan terkatung-katung selama satu 
tahun dan sampai Selasa (16/12) mereka masih berda di Malaysia karena tertipu 
agen pendidikan Fikruna Center.

Maulana dan Lukman, dua dari 49 calon mahasiswa Universitas Al Azhar, Kairo, 
yang tertipu dan terlantar di Malaysia didampingi ketua PPI Malaysia Irfan 
Syauqi Beik, melaporkan penipuan itu kepada atase pendidikan KBRI Kuala Lumpur 
Imran Hanafi dan staf SLO (Senior Liason Officer) Polri Kiki. 

"Kami sudah membayar uang Rp12 juta kepada Fikruna Center di Jakarta yang 
menjanjikan dapat membantu kami bisa studi di Al Azhar, Kairo Mesir," kata 
Lukman, seperti dikutip Antara..

Setelah dilakukan tes dan membayar uang sejumlah itu, sebanyak 49 lulusan SMA 
dari berbagai kota di Indonesia dikirim oleh Fikruna ke Malaysia untuk 
mendapatkan pendidikan transisi sebelum dapat studi universitas terkenal di 
Mesir itu.

Mereka ditempatkan sementara di Madiwa, Damansara untuk mendapatkan pendidikan 
sementara ternyata tempatnya berupa masjid kecil, bukan ruang kelas, diajarkan 
mengaji dengan sistem pengajaran santai. 

"Selama hampir setahun mendapatkan pendidikan sementara di Madiwa kami 
mendapatkan pendidikan three in one. Maksudnya, dalam masjid kecil itu kami 
bisa belajar, makan dan minum, atau tidur," kata Maulana asal Bandung.

Manajemen Madiwa,lanjut Lukman,  kemudian meminta uang lagi sebesar 2.750 
ringgit (Rp 8,25 juta) untuk tiket penerbangan Kuala Lumpur-Kairo, setelah 
mereka membayar semua tapi hingga kini mereka belum juga berangkat ke Kairo 
untuk studi di Al Azhar 

"Akhirnya semua calon mahasiswa terpaksa bekerja, ada yang menjadi pelayan 
restoran, tukang cuci piring di restoran untuk menyambung hidup sambil menunggu 
kapan akan diberangkatkan ke Kairo dan masuk Universitas Al Azhar. Mereka 
bekerja tersebar di berbagai negara bagian Malaysia," kata Lukman, calon 
mahasiswa Al Azhar asal Bekasi.


"Akhirnya semua calon mahasiswa terpaksa bekerja, ada yang menjadi pelayan 
restoran, tukang cuci piring di restoran untuk menyambung hidup sambil menunggu 
kapan akan diberangkatkan ke Kairo dan masuk universitas Al Azhar. Mereka 
bekerja tersebar di berbagai negara bagian Malaysia," kata Lukman. 

Meski terlantar dan menanti selama setahun di Malaysia ternyata tidak kunjung 
diberangkatkan ke Kairo. Akhirnya mereka patah arang dan meminta PPI (Persatuan 
Pelajar Indonesia) Malaysia untuk mengadukan persoalannya ke KBRI. (A-50

Kirim email ke