secara lahiriah dalam islam memang setelah menstruasi..namun di lihat dari 
secara rohaniah atau psikologi...umur di bawah 17 itu masih jiwanya mentalnya 
masih belom siap untuk menikah..karena kalau umur segitu...jiwa anak2nya 
terlewati...yg mana seharusnya menikmati masa kecilnya dg main2 anak 
seumurnya..mereka harus di beri tanggung jawab besar....ini tidak baik....
Trus..masa pubernya juga terlewati begitu saja...memang secara islam sih masa 
puber itu di tiadakan..tapi ini sama sekali tidak menjalani sifat 
kemanusiaan...masa puber sebagai manusia normal itu tetap ada....dan masa puber 
itu harus berjalan pada saatnya..misalnya di saat umur 15-18...masa puber ini 
bukan berarti harus ngesex pelampiasannya..tapi banyak cara untuk menyalurkan 
puber remaja...
nah kalau masa puber belom jalan baik pada masa yg tepat..misalnya 
terlewati..maka masa puber itu tertekan...sehingga suatu saat akan 
membeludak..atau keluar disaan manusia sudah menginjak umur dewasa..sehingga 
akan banyak terjadi perselingkuhan jika mereka tidak bisa menyalurkannya 
...apalagi jika nikah dg orang yg umurnya jauh lebih tua selisihnya..maka si 
wanita akan di salurkan kemana?sedang si kakek sudah tidak bisa apa2....tapi 
syukur2..jika wanita bisa salurkan pubernya dg hal2 yg baik..misalnya olah 
raga...menyibukkan diri dg kegiatan2 lainnya...
Nah..itu saja sebagai pandangan dari segi psikologi dan semua angkut pautnya ke 
masa depan si anak jika mereka menikah di umur dini...
Kebetulan saya agak banyak belajar tentang psikologi anak2 dan masa pubernya.

--- On Thu, 12/18/08, tawangalun <tawanga...@yahoo.com> wrote:

From: tawangalun <tawanga...@yahoo.com>
Subject: [zamanku] Re: Bravo Syaikh Puji!
To: zamanku@yahoogroups.com, islamkris...@yahoogroups.com, 
debat_islam-kris...@yahoogroups.com
Date: Thursday, December 18, 2008, 2:59 PM






Batasan wanita kawin di Islam asal sudah M.
Belum ada bukti ilmiah bahwa wanita yang baru saja menginjak M akan
menderita bilamana kawin.
Pertama saya kasih contoh mbah putri saya ketika kawin belum M,la mbah
kakung saya terpaksa sabar menunggu dulu sampai mbah putri M,baru bisa
berhubungan suami istri,so do nabi dulu.
Perkawinan beliau bisa kaken kaken ninen ninen.Mbah kakung wafat 92
th,lalu mbah putri 87 th.Dan kami keturunannya yo sehat2 wae ki.
Itu terjadi ketika th 1930,dan banyak pada masa itu di Jowo wanita
yang kawin masih kecil.Memang makin modern itu kawin makin susah ,coba
aja kan banyak sekarang sudah Dra gak berani kawin.Wong barat lain
lagi wong kalau ngesex sama2 enak kok saya yg disuruh rekoso bunting
dan melahirkan,akhirnya banyak wanita bule yang gak pengin kawin.Kalau
Islam? wah wong melahirkan itu podo nilainya dg Jihad je.
Lalu sekarangpun di Indramayu masih memegang adat kawin pada usia
dini,gadis disana sekitar 12 th sudah pada kawin.
Terus tuduhan Rasul pedhopili:
kalau pedhopili beliau pasti sehabis dg Aisyah akan ngawini gadis 7 th
terus,nyatane kok enggak.Pertama malah janda 40 th,lalu gadis 7 th,lalu
janda2 semua atau wanita yang 18 th.Jadi tuduhan wong kristen itu
kurang didukung fakta.

Shalom,
Tawangalun.
- In prole...@yahoogroup s.com, "metafora_dunia" <metafora_dunia@ >
wrote:
>
> Mau dibilangin Pedofil kek, tukang kawin kek, ato gelaran2 brengsek 
> lainnya...
> Menurutku Syaikh Puji, dkk. 
> hanya sedang menjalankan apa yg ia yakini.
> jelas, tidak bisa di nilai dan dibatasi dengan standar
> UU...
> Lha wong Syaikh Puji melakukan itu berdasarkan ajaran ISLAM.
> sementara UU-nya kan berdasarkan hukum positif peninggalan belanda.
> Ya beda... lah!
> ga bisa satu sama lain saling menilai 
> karena sumber dan standard nilainya beda.
> 
> KAlo saya sih dukung Syaikh Puji...
> (Bravo Syaikh Puji!)
> 
> pertama, KAn kawinnya sah!
> setidaknya menurut keyakinannya. .
> kalo ini dibilang ISLAM melegitimasi sifat pedofil...
> hmm,,,
> saya idak akan pikir seperti itu dulu
> sebelum saya tau,
> apakah dalam ISLAM ada juga aturan2
> yang membatasi atau mngatur
> bagaimana seorg suami bersikap
> kpd seseorg yang sdh sah jadi istrinya.
> NAh,
> yang ngaku pendekar ISLAm,
> Buktikan deh, ada ato tidak?
> 
> Kedua, kayaknya lebih mending Syeik Puji
> daripada maniak sex lain yg
> dengan seenaknya saja masukin k
> lobang2...
> tanpa legalisasi.. .
> 
> 
> --- In prole...@yahoogroup s.com, edi zal <edizale@> wrote:
> >
> > Surat Kabar Asahi, 9 Desember 2009, memberitakan tentang ulama yang 
> menikahi gadis berusia 12 tahun di Jawa Tengah. Dalih yang 
> dikemukakan oleh sang ulama adalah karena yang bersangkutan sudah 
> mengalami haid pertama dan sudah pantas dikawini. Tapi, kelakuannya 
> tersebut menimbulkan banyak tentangan dari organisasi HAM yang 
> menganggap praktik tersebut sebagai penyiksaan secara seksual 
> terhadap anak-anak.
> > 
> > Tidak dijelaskan adakah orang yang bersangkutan Shek Puji yang 
> menikahi gadis berusia 12 tahun atau Kiai Masyhurat yang menikahi 5 
> orang gadis di bawah umur. Para sampah bagi dunia, sang paedofil yang 
> doyan mengucup buah dada anak perempuan bawah umur ini, punya 
> perasaan yang sudah lumpuh karena memagut snobisme (orang yang senang 
> meniru gaya hidup atau selera orang lain yang dianggap lebih 
> daripadanya tanpa perasaan malu-malu) dari nabinya.
> > 
> > Paedofil (penyakit kejiwaan yang merujuk pada orang yang mempunyai 
> selera seksual terhadap anak kecil) sesuatu yang mencengangkan bagi 
> orang normal di Jepang kendati juga ada yang mengidap penyakit yang 
> sama di sini.
> > 
> > Sebagai catatan, UU Indonesia yang membolehkan anak perempuan 
> menikah adalah saat dia berusia 16 tahun, sedangkan UU Jepang 
> mengizinkan anak laki-laki menikah pada saat usia 18 tahun dan 
> perempuan pada saat usia 16 tahun.
> > 
> > Masyarakat Jepang, juga masyarakat maju lainnya, sangat sukar 
> memahami orang islam yang mempraktikkan shalat, puasa, naik haji, 
> sunat, paedofil, dan sebagainya yang berada di luar ranah logika 
> empiris mereka.
> > 
> > Sudah pasti orang seperti Habe, Jusfiq, Hafsah salim dan menampik 
> praktik paedofil ini.

--- End forwarded message ---

 














      

Kirim email ke