Dengan Buku Membuka Jendela Dunia
Juju Junaedi masih setia menyambangi penduduk desa. Menenteng buku dan majalah bekas, lelaki kurus berusia 60 tahun itu berkeliling saban sore hingga malam. Ia menyusuri jalan di sekitar rumahnya, Desa Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Ia juga mengunjungi sejumlah desa lain hingga daerah Jatiluhur. Juju bukan penjual buku, melainkan pemilik perpustakaan keliling. Dirintis sejak 1988, Juju menamakan perpustakaan gratisnya Saba Desa. Eks buruh PT Perkebunan Nusantara XIII itu populer di desa-desa sekitar Jatiluhur. Warga menjulukinya Aki Saba Desa. Peminatnya banyak, terutama anak-anak. Sesekali ada peminjam yang membayar buku koleksinya. Oleh Juju, duit itu dibelikan hadiah untuk lomba minat baca yang digelarnya tiap tahun. Hadiahnya kadang alat tulis menulis, suling, juga lampion buatan tangannya. Pembaca terbaik yang mendapat hadiah adalah mereka yang rajin meminjam dan tidak merusak halaman buku atau majalah bekas. Soalnya, biasanya gambar-gambar dalam buku itu diguntingi peminjam untuk tugas sekolah siswa. Meski begitu, Juju tak marah. “Takut mereka pundung (kapok) jadi nggak mau baca lagi,” ujarnya. Koleksi Juju tak terhitung lagi. Hingga 1998, setidaknya ada 14 ribu buku dan majalah. Jumlah itu bertambah setelah ia mengirim surat pembaca ke berbagai media. Juga sumbangan seribu buku dari Perpustakaan Jawa Barat pada 2007. Berkeliling dengan jalan kaki tak membuatnya lelah. Juju sebetulnya sempat memakai sepeda hasil pemberian tokoh Jawa Barat yang bersimpati terhadap kegiatannya pada 2002. Namun, sejak kecelakaan tahun lalu, ia memilih berjalan kaki lagi. Boleh jadi, atas jerih payahnya itu, Ikatan Penerbit Indonesia Jawa Barat kemarin memberi Juju piagam penghargaan sebagai Penggiat Perpustakaan Keliling Tradisional saat pembukaan Pesta Buku di Bandung.ANWAR SISWADI http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/06/Nusa/krn.20090206.155969.id.html http://media-klaten.blogspot.com/ salam Abdul Rohim