Refleksi: Ibarat orang berumur 63 tahun akan tenggelam baru mulai belajar berenang. Dirgahayu NKRI!?
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=51657&ik=3 Belajar Manajemen Air ke Belanda Senin 9 Februari 2009, Jam: 21:01:00 JAKARTA (Pos Kota) - Kalangan DPRD DKI Jakarta mendesak pemda membatalkan rencana mengirim tim ke Belanda. Mubazir. Pemda sudah mempunyai master plan (rencana induk) mengenai penanggulangan banjir. "Yang dibutuhkan pemda saat ini hanya kemauan. Bukan mengirim tim ke Belanda. Pemda sudah mempunyai master plan untuk menaggulangi banjir,"kata H. Muhayar, Wakil ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Senin (9/2). Pernyataan itu menanggapi rencana Gubernur DKI Jakarta H. Fauzi Bowo mengirim tim untuk mempelajari manajemen air di Belanda, Senin (9/2). Fauzi ikut dalam rombongan Wapres Jusuf Kalla ke Belanda. Menurut Muhayar, pemda tidak serius menangani banjir. Buktinya dana Rp1,3 tiliun yang disetujui DPRD untuk pengerukan situ/danau tidak digunakan sepenuhnya. "Hanya beberapa persen saja yang digunakan. Artinya, pemda tidak serius menangani persoalan banjir." Ia menjelaskan, rencana induk yang dimiliki pemda untuk menanggulangi banjir sudah cukup. "Yang penting dilaksanakan. Pengiriman tim tidak akan ada gunanya. Hanya akan buang-buang duit saja." KUNJUNGAN KERJA Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, saat ditanya pers, seusai bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan Kepala BKPM Muhammad Lutfi bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenender, Sabtu (7/2) di Hotel Crown Plaza Promenade, berencana mengirim tim untuk belajar bagaimana cara Pemerintah Belanda mengatasi banjir. "Persoalan cairnya gletser di Pegunungan Alpen dan turunnya permukaan tanah di Belanda hampir sama dengan yang terjadi di DKI Jakarta yang sering kebanjiran. Karena itu, kami datang untuk melihat dan belajar bagaimana mereka bisa mengatasinya secara bertahun-tahun dengan manajemen air itu. Sampai sekarang Belanda adalah sumber pengetahuan untuk water management di dunia," ujar Fauzi. Mengatasi banjir di Jakarta memang bukan perkara mudah. Dalam mengurangi agar luapan Kali Ciliwung tidak sampai menggenangi sejumlah kawasan, Pemda DKI Jakarta tengah membuat Banjir Kanal Timur (KBT) yang penyelesaian pembebasan lahan ditargetkan rampung tahun ini. Di Kawasan Jakut, luas lahan yang terkena proyek BKT seluas 1.228.424 meter persegi yang semuanya terletak di Kelurahan Rorotan dan Marunda Kecamatan Cilincing. Lahan yang sudah dibebaskan 760.092 meter persegi dan masih menyisakan 468.332 meter persegi. Dari lahan yang belum dibebaskan tersebut, 297.484 meter persegi bakal dikonsinyasikan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara termasuk 196.506 meter persegi milik PT Kawasan Berikat Nusantara (PT KBN). Sedangkan di Jaktim tinggal menyisakan 533 bidang seluas 234.338 meter persegi yang siap dibebaskan.