Refleksi: Mosok mau terus di bawah presiden, gantian dong, sekali di bawah, sekali di atas. Jadi duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=69064&Itemid=71 SBY jadi cawapres JK! Sunday, 22 February 2009 09:00 WIB R FERDIAN ANDI R WASPADA ONLINE Media jejaring facebook kini menjadi tren masyarakat Indonesia. Tak terkecuali para politisi. Hal itu pula tampaknya yang ditiru tim Jusuf Kalla, Ketua Umum DPP Partai Golkar. Ada yang usul, SBY jadi kandidat cawapres bagi Kalla? Wuih...! Dengan nama halaman 'Jusuf Kalla for President!', halaman facebook yang telah berdiri sejak 1 September tahun lalu ini, hingga 21 Februari ini telah beranggotakan 1.520 pendukung. Inikah cara Jusuf Kalla meniru jejak Barack Obama dengan memanfaatkan media jejaring facebook menuju tahta RI 1? Obama, sebelumnya memang sukses memanfaatkan facebook untuk meningkatkan dukungan. Jauh sebelum kesediaan Jusuf Kalla menjadi calon presiden, facebook telah lama 'mendeklarasikan' kesiapan diri politisi Bugis ini menjadi presiden. Di halaman yang bergambar foto Jusuf Kalla tengah berpidato itu, disebutkan bahwa saat ini Jusuf Kalla mencalonkan diri sebagai Presiden. Keterangan tertulis 'Currently for Running: President'. Upaya memaksimalkan media jejaring facebook untuk kepentingan penggalangan massa bukanlah langkah keliru. Menurut situs allfacebook.com, pengguna facebook di Indonesia hingga 18 Februari lalu telah tercatat sebanyak 1.269.843 pengguna dengan kategori semua jenis kelamin dan usia. Angka ini jauh mengungguli dua tetangga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Untuk Malaysia di periode yang sama 900.637 pengguna. Sedangkan Singapura lebih rendah lagi, yaitu 840.220 pengguna. Di halaman facebook 'Jusuf Kalla for President' gelombang dukungan ditujukan pada Ketua Umum Jusuf Kalla mengalir. Setidaknya terjadi perbedaan komentar dari pendukung sebelum dan sesudah kesediaan Jusuf Kalla menjadi calon presiden. Seperti komentar Syamsudin Musthafa khusus menanggapi kesediaan Jusuf Kalla sebagai presiden. "YES.. JK for President 2009-2014. Now or never.. ewako!!!!" tulisnya. Komentar ini ditulis sesaat setelah Jusuf Kalla bersedia menjadi capres. Lain lagi komentar saat Jusuf Kalla belum menyatakan kesediaan menjadi capres. Ada tulisan salah satu supporter Jusuf Kalla, Hardi Gading Harahap. Dalam tulisannya, Hardi penuh harap agar Jusuf Kalla bisa menjadi presiden RI. "Presiden kita jangan orang Jawa terus, bosen saya," tulisnya. Meski demikian, suporter Jusuf Kalla tak sepenuhnya fanatik buta. Ada salah satu pendukung Jusuf Kalla, Andi Chaddi yang menulis 11 Februari lalu, agar JK berhati-hati dalam mengambil tindakan politik. "Hati-hati Pak, terjebak dengan permainan orang-orang yang di Jawa," tulisnya. Tulisan ini tampaknya mengomentari rencana penjaringan capres oleh Partai Golkar. Selain itu, di halaman 'Jusuf Kalla for President!' juga terdapat forum diskusi yang aktual untuk dibicarakan para suporter. Seperti salah satu topik 'Calon Wapres Pendamping JK" dengan satu pertanyaan, 'Siapa calon wakil presiden yang ideal sebagai pendamping Jusuf Kalla menurut anda?'. Topik ini mendapat sambutan antusias dari anggota halaman ini. Banyak usulan yang muncul, mulai dari SBY sebagai Wapres Jusuf Kalla, Rizal Ramli, Hidayat Nur Wahid, Yuddy Chrisnandi, Sri Mulyani, Prabowo Subianto, Sri Sultan, Surya Paloh, hingga komedian Budi Anduk. Ada juga jawaban yang cenderung membuat analisis peta kekuatan jika JK berdampingan dengan Hidayat Nur Wahid. Menurut Syamsudin Musthafa, JK berpasangan dengan Hidayat Nur Wahid. Alasannya, kantong-kantong suara pasangan ini akan tersebar merata. JK mewakili Indonesia bagian timur, sedangkan Hidayat Nur Wahid merepresentasikan pemilih Jawa, khususnya DKI Jakarta. Selain itu, keberadaan istri Jusuf Kalla, Mufidah Kalla juga menjadi pertimbangan khusus dengan asal Padang, Sumatera Barat yang diprediksikan akan membantu untuk dukungan dari pemilih pulau Sumatera. Pengamat telematika Roy Suryo menilai media facebook untuk upaya penggalangan masa dan peningkatan elektabilitas capres masih sangat terbuka. Menurut dia, dibanding untuk caleg, capres jauh lebih maksimal memanfaatkan facebook sebagai media kampanye. "Tapi harus diingat itu tidak signifikan, karena pemilik facebook serta pemilih pemilu tidak berbanding lurus," ujarnya. Karena, jika dibandingkan antara daftar pemilih tetap (DPT) yang berjumlah 171.068.667 orang dengan pengguna internet sekitar 26,5 juta orang serta pemilik facebook yang hanya 1,2 juta, tidaklah sebanding. Meski demikian, media ini menjadi alternatif murah untuk mempromiskan citra dan udar gagasan kepada pengguna facebook lainnya. Tak terkecuali Jusuf Kalla.
<<printButton.png>>
<<emailButton.png>>