Bedanya Prabowo dan Sintong ibarat pisang karbitan dan pisang yang matang 
dipohon secara alam.

Sintong itu prajurit sejati, sedangkan prabowo adalah opportunis sejati.

Sebagai prajurit tentunya Sintong berpengalaman banyak dalam berperang, 
sebaliknya sebagai opportunist Prabowo harus kuat deking-nya tanpa perlu 
pengalaman apapun apalagi pengalaman perang.

Memang prestasi pengalaman perang Prabowo kelihatannya lebih banyak menonjol 
daripada semua jendral lainnya, tetapi kesemuanya itu hanyalah rekayasa, yaitu 
direkayasa untuk cepat jadi jendral tanpa perlu perang dan pengalaman.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





--- In zamanku@yahoogroups.com, Abdul Rohim <peduli_kla...@...> wrote:
>
> 
> 
> 
> Sintong: Banyak Kebohongan Orde Baru
> "Buku ini berisi pengalaman tugas dan berbagai peristiwa penting dalam 
> sejarah ABRI."
> 
> JAKARTA - Mantan Panglima Daerah Militer Udayana Letnan Jenderal 
> (Purnawirawan) Sintong Panjaitan menyatakan banyak kebohongan yang 
> disampaikan kepada publik oleh para pejabat Orde Baru terkait dengan 
> peristiwa bersejarah di negeri ini. "Ada yang bisa mengatakan dan menguraikan 
> tidak sesuai dengan yang sesungguhnya. Padahal saya terlibat secara fisik dan 
> masih hidup," katanya. 
> Sintong mengungkapkan hal itu saat peluncuran bukunya, Perjalanan Seorang 
> Prajurit Para Komando, di Balai Sudirman, Jakarta, semalam. Buku setebal 520 
> halaman itu ditulis oleh Hendro Subroto. Selain berisi pengalaman hidup, kata 
> Sintong, "Buku ini berisi pengalaman tugas dan berbagai peristiwa penting 
> dalam sejarah ABRI." 
> Menurut Sintong, buku ini diterbitkan atas desakan keluarga, terutama 
> istrinya, teman, dan para senior tentara. Tujuannya, mengungkap kebenaran 
> sesungguhnya di balik peristiwa-peristiwa bersejarah di negeri ini. "(Karena) 
> banyak pengalaman yang perlu diungkap, banyak peristiwa yang disamarkan," 
> ujar mantan staf khusus Presiden Habibie ini. 
> Dalam bukunya, Sintong bertutur soal kiprahnya di militer, terutama saat 
> peralihan pemerintahan dari Soeharto ke B.J. Habibie. Di Korps Baret Merah, 
> Sintong mendidik angkatan muda, antara lain Hendropriyono, Agum Gumelar, 
> Luhut Pandjaitan, dan Prabowo Subianto. Sintong juga pernah memimpin sejumlah 
> operas militer khusus, seperti Operasi Woyla. 
> Di buku itu Sintong juga mengungkap soal insiden Dili pada 12 November 1991 
> yang, menurut dia, terdapat unsur sabotase karena, "penembakan itu tidak 
> seujung rambut pun sesuai dengan kebiasaan ABRI," kata Sintong. Dia merasa 
> disabot oleh kawan dan lawan. "Alangkah bodohnya saya kalau saya sampai 
> memerintahkan petugas keamanan melakukan penembakan."
> 
>  
> Sintong mengaku pernah menyampaikan aspirasi warga Timor Timur, yang menuntut 
> wilayahnya dijadikan daerah istimewa seperti Aceh dan Yogyakarta, kepada 
> Presiden Soeharto. Tapi Soeharto menjawab dengan keras, "Kamu jangan berpikir 
> mundur. Nanti daerah istimewa itu tidak ada lagi." Reaksi Soeharto itu 
> membuat Sintong ketakutan. TITO SIANIPAR | DWI WIYANA
>  
> http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/12/headline/krn.20090312..159342.id.html
> 
>  
> http://media-klaten.blogspot.com/
>  
>  
>  
> salam
> Abdul Rohim
>


Kirim email ke