http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=6590

2009-04-02 
BJ Habibie: Manusia Harus Merdeka, Bebas, dan Bermoral



[JAKARTA] Sebagai pribadi yang punya integritas, manusia mesti memiliki dua 
keunggulan, yakni merdeka dan bebas. Kedua keunggulan ini mesti diadaptasikan 
pada moralitas yang dilandasi sikap bertanggung jawab.

Demikian dikatakan mantan Presiden BJ Habibie saat diskusi dan peluncuran buku 
Demokrasi Lokal: Nilai-Nilai Budaya Politik dan Peran Aktor dalam 
Demokratisasi, Rabu (1/4) di Jakarta.

Dia berpendapat, manusia perlu bergerak lebih dalam menuju profesionalisme dan 
produktivitas yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dia mengapresiasi sejumlah 
keberhasilan komunikasi politik beberapa bupati, misalnya Bupati Gianyar, Bali 
dan Bojonegoro, Jawa Timur yang mampu mengabdikan diri dalam kekuasaan, tanpa 
mengeluarkan biaya yang banyak.

Keduanya hanya dengan mengandalkan kearifan lokal dan penghargaan akan budaya 
politik yang sudah menjadi tradisi dalam masyarakat. Bupati Bojonegoro misalnya 
hanya mengandalkan zona netral untuk menyosialisasikan program dan 
kegelisahannya akan situasi masyarakatnya. Bahkan tokoh Muhamadiyah yang menang 
di basis Nahdlatul Ulama (NU) ini memperjuangkan politik tanpa ongkos yang 
besar dan tanpa mengedepankan primordialisme.

"Kita tidak membutuhkan profesor politik, namun bagaimana bergerak secara 
profesional dengan produktivitas yang tinggi. Semua manusia diberi anugerah 24 
jam sehari. Mereka yang bisa memaksimalkan anugerah ini dengan usaha dan hasil 
yang berguna bagi banyak orang tanpa manipulasi dan berbagai pelanggaran adalah 
orang-orang yang harus dihargai kerja kerasnya," katanya.

Tentang kemerdekaan dan kebebasan, menurut dia, ciri khas manusiawi ini 
merupakan dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan. Manusia perlu mengarahkan 
kemerdekaan dan kebebasan yang dilandasi tanggung jawab untuk meraih nilai 
tambah dari usahanya. Nilai tambah ini juga tak layak dimanipulasi atau 
digunakan hanya untuk kepentingan sendiri.

Sangat Keliru

Dikatakan, dalam perekonomian misalnya yang harus lebih ditekankan adalah 
perkembangan industri-industri strategis dengan teknologi tinggi bukan sekadar 
industri yang memelihara para pialang. Industri strategis adalah industri yang 
mampu memberi nilai tambah dan menyerap persaingan yang sehat tanpa spekulasi 
yang mematikan. 

Moralitas yang dilabuhkan pada kemerdekaan dan kebebasan menentukan juga corak 
kepemimpinan macam apa yang diinginkan. 

Butuh pemimpin yang bisa mengusahakan perkembangan ekonomi yang benar, butuh 
pemimpin yang bisa membawa rakyat pada kemerdekaan dan kebebasan yang memiliki 
moralitas tinggi.

"Kalau pemimpin sudah tidak peduli dengan rakyatnya, buat apa dia dipilih?" 
ujarnya.

Dia berharap dalam pemilihan kepala daerah maupun pemimpin nasional dalam 
pilpres nanti, rakyat memilih pemimpin yang benar-benar jelas dengan program 
dan pengalaman serta bukti yang ada. Dikatakan, sangat keliru jika masyarakat 
pemilih akhirnya memilih hanya karena menonton tayangan iklan politik. 

Pemimpin yang pantas adalah pemimpin yang memperjuangkan pendidikan dan 
lapangan kerja yang wajar bagi rakyat.

"Jangan memilih pemimpin yang nantinya membuat eksperimen! Sudah cukup sepuluh 
tahun kita bereksperimen. Saatnya rakyat diyakinkan dengan kepastian," tegas 
Habibie. [EMS/W

Kirim email ke