Seluk-beluk dan hiruk-pikuk Pemilu 2009 (2)
Berhubung dengan banyaknya persoalan-persoalan yang « rumit » dan parah yang berkaitan dengan pemilu 2009, dan untuk memberi kesempatan kepada banyak kalangan mengikuti sekedarnya perkembangan hal-hal itu, maka website http://kontak.club.fr/index.htm menyajikan setiap hari berbagai berita, tulisan atau analisa (pendapat) yang terbaru tentang pemilu lesgislatif dan pemilu presiden 2009. Berita, tulisan, atau komentar itu semuanya dikumpulkan di bawah judul Seluk-beluk dan hiruk-pikuk pemilu 2009. Sebagian dari isi kumpulan itu akan disiarkan juga melalui berbagai milis. ^^ ^^^ PERNYATAAN SIKAP DEWAN PERUBAHAN NASIONAL & PERGERAKAN KAUM MUDA INDONESIA, PEMILU APRIL 2009 CACAT, SELAMATKAN DEMOKRASI INDONESIA Jakarta 12 April 2009 Bagi bangsa yang modern dan beradab, Pemilihan Umum (Pemilu) yang bebas dan bersih adalah mekanisme menentukan kepemimpinan politik dari waktu ke waktu. Di Indonesia kita baru saja mengalami Pemilu ketiga setelah runtuhnya Orde Baru yang memerintah secara otoriter selama 32 tahun. Sistem Multi partai kemudian dipilih menjadi sIstem demokrasi yang tepat untuk negara kita yang plural dan multikultur. Indonesia diakui sebagai negara yang berhasil melakukan sistem multi partai, termasuk melakukan Pemilu secara demokratis. Sayangnya, kualitas Pemilu 2009 ini menurun, menunjukkan cacat dan kelengahannya. Jika pada dua Pemilu sebelumnya antusiasme masyarakat terlihat tinggi mengikuti Pemilu, tidak demikian halnya Pemilu 2009 ini. Jumlah orang yang tidak memilih sangat tinggi, mungkin yang tertinggi dalam sejarah Pemilu Indonesia. Untuk menjamin demokrasi, Pemilu dan Partai politik (Parpol) harus menjamin proses yang adil dan transparan, bukan hanya berujung pada hasil siapa menang siapa kalah. Sayangnya, saat ini orang hanya berorientasi rujukan hasil survey. Sungguh memprihatinkan. Menurut banyak sumber dan masukan yang kami peroleh, Pemilu kali ini juga terburuk dibanding dua pemilu sebelumnya. Kami mencatat dua cacat dan satu kelengahan dalam penyelenggaraan Pemilu 9 April 2009. 1. Cacat Teknis Manajemen, yang menyebabkan hilangnya jutaan hak konstitusional rakyat Indonesia. Ini terkait dengan buruknya penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT), serta kacaunya logistik surat suara, temasuk kasus tertukarnya surat suara, tapi tetap disahkan KPU. 2. Cacat Determinasi Politik. Pemerintah berkuasa terkesan melakukan pembiaran terhadap kekacauan proses Pemilu yang melanggar prinsip- prinsip demokrasi serta prinsip Pemilu yang jujur dan adil. Ini sudah terlihat sejak usulan draft UU Pemilu dimana Pemerintah mengusulkan data DPT diambil dari data Departemen Dalam Negeri. Selanjutnya, tak ada proses pembersihan data tersebut oleh KPU bersama Departemen Dalam Negeri. 3. Kelengahan Parpol peserta Pemilu 2009, yang tak melakukan pegecekan terhadap data DPT sejak dini, padahal waktu yang tersedia cukup panjang. Dengan fakta-fakta diatas, kami menilai Pemilu legislatif ini mempunyai cacat yang serius. Akibatnya, proses demokrasi yang sedang dibangun di negeri ini mengalami kemunduran serta berpotensi mengancam Pilpres 2009. Menyikapi hal tersebut, Kami : 1. Menghimbau kepada warga Negara Indonesia yang dihilangkan hak pilihnya pada Pemilu April 2009 untuk melaporkan kepada kantor Polisi atau lembaga-lembaga lain yang berwenang. 2. Negara harus merehabilitasi hak konstitusional warga Negara yang dihilangkan, dengan memberi kesempatan untuk melakukan pemilihan sesuai haknya 3. Mempertimbangkan penggantian KPU untuk menyelamatkan Pilpres 2009 dan Pemilu 2014 4. Menghimbau seluruh masyarakat agar terus peduli dan mengawal proses Pemilu 2009 dan tidak terjebak pada perdebatan hasil Pemilu. 5. Menyerukan Parpol peserta Pemilu 2009 untuk lebih mementingkan perwujudan amanah aspirasi rakyat daripada memperturutkan sahwat kekuasaan dengan membagi kursi-kursi kekuasaan. Pendukung : Ray Rangkuti (LIMA Nasional) Chalid Muhammad (Institut Hijau Indonesia) Siti Maemunah (JATAM) Berry Nahdian Furqon (WALHI) Edwin Partogi (Kontras) Asfiawati (LBH Jakarta) Riza Damanik (KIARA) Dani Setiawan (KAU) Indria Fernida (Kontras) Abdullah (ICW) Thamrin Amal Tomagola Boni Hargens Yudi Latif Fajdrul Rahman Effendi Ghazali Zen Smith Ezki Suyanto Adnan Balfas Bunga Kejora Kontak Media : Chalid Muhamamad, 0811847163 Ray Rangkuti, 08161440763 Edwin Partogi, 08161464323 Thamrin Amal Tamagola, 08158009317 * * * Tempo Interaktif, , 13 April 2009 Prabowo Malu Jadi Orang Indonesia TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku sangat kecewa dan prihatin pada pemilu di Indonesia empat hari lalu. "Saya malu sebagai orang Indonesia," ujarnya setelah bertemu Wiranto, Ketua Partai Hanura di Jalan Diponegoro 1, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/04). Prabowo berkeyakinan ada kecurangan sistematis dalam pemilu legislatif 9 April itu. Indikatornya, menurut bekas Panglima Komando Strategis Angkatan Darat -- dicopot Panglima ABRI ketika itu dipegang Wiranto-- di tempat pemungutan suara (TPS) lokasinya mencontreng, ada 45 persen yang tidak bisa memilih. "Karena mereka tidak terdaftar sebagai pemilih," ujarnya. Pendapat tentang buruknya pemilu, kata Prabowo, bukan berasal dari dirinya saja. "Sejumlah pengamat, pakar, dan pengaduan masyarakat telah menunjukan hal itu," kata bekas menantu penguasa Orde Baru Soeharto yang sudah almarhum tersebut. Belum lagi, kata Prabowo, bukti masuknya beberapa bocah alias anak di bawah umur atau orang yang sudah meninggal tapi tercatat dalam daftar pemilih tetap. "Namun, yang sudah tahunan tinggal di situ dan terdaftar malah tidak bisa memilih," ujar pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951 itu. Karena itulah Gerinda dan Hanura, kata calon presiden ini, sepakat bekerja sama untuk membentuk sekretariat bersama dan melakukan investigasi berbagai keanehan dalam pemilu ini. Tujuannya, ujar mantan suami Siti Hediati Soeharto, untuk mengungkap kemungkinan kecurangan pemilu secara sistematis. Partai Gerindra dan Hanura, dalam tabulasi suara KPU, menempati posisi ke delapan dan ke sembilan urutan perolehan suara. Pada posisi pertama ditempati Partai Demokrat dengan perolehan sekitar 20 persen, kemudian Partai Golkar dan PDI perjuangan sekitar 14 persen, lalu disusul Pertai Keadilan Sejahtera 8 persen, Partai Amanat Nasional 6 persen, dan PPP 5 persen. ! No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.557 / Virus Database: 270.11.54/2055 - Release Date: 12/04/2009 13:14