Tharikat Syadziliyah
Tharikat Syadiliyah1) didirikan di Maroko oleh Syaikh Abu Al Hasan As
Syadzili pada tahun 1258 M. Tharikat ini sekarang bisa di jumpai di
Indonesia, Mesir, Kenya, Tanzania, Timur Tengah, Sri Lanka, Amerika Barat
dan Amerika Utara.
Menurut Al Haddad beberapa ajaran Syadziliyah antara lain :
1.Melihat bahwa segala anugerah adalah milik Allah
2. Keharusan bersyukur
3. Keikhlasan beribadah
4. Menjauhkan diri dari segala macam tujuan untuk mendapatkan kedudukan
5. Pengakuan terhadap kelemahan dan kekurangan diri.
Silsilah keturunan Al Hasan mempunyai hubungan garis keturunan pada Hasan
bin Ali bin Abi Thalib.2) Tarekat Syadziliyah adalah termasuk tarekat yang
besar seperti tarekat Qadiriyah, Rifaiyah dan Naqshabndiyah. Menurut Ibn
Athailah As Syadzili adalah orang yang ditetapkan Allah sebagai pewaris
nabi, melihat karamahnya menunjukkan posisinya sebagai poros spiritual
(quthb) alam semesta. 3) Al Syadzili tidak menuliskan ajarannya dalam suatu
kitab sebabnya karena kesibukannya melakukan pengajaran-pengajaran ilmu
hakikat kepada muridnya karena akal tidak bisa menerimanya 4).
Ajaran-ajarannya dapat diketahui dari tulisan-tulisan muridnya seperti
tulisan Ibn Athailah As Shukandari. Ketika ditanya perihal kenapa beliau
tidak menulis ajaran-ajarannya pada suatu kitab, jawabannya "Kutubi
ashlabi" artinya "Kitab-kitabku adalah sahabat-sahabatku".
Ajaran Hizib (doa dan zikir) tarekat syadziliyah di Indonesia cukup
bervariasi dan setiap murid tidak menerima hizib yang sama karena
disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhiyah murid sendiri dan
kebijaksanaan mursyid. Adapun hizb tersebut diantaranya, hizb al Asyfa,
hizb al Kahfi atau al autad, hizb al bahr, hizb al baladiyah atau al
birhatiyah, hizb al Nashr, hizb al Mubarak, hizb al Salamah, hizb al Nur,
dan Hizb al hujb. 5)
Demikian ringkasan tentang tharikat Syadziliyah, lebih lengkap bisa Anda
lihat bibliography berikut:
Bibliography :
1) Totok Jumantoro dan Samsul Munir, Kamus Ilmu Tasawuf, Amzah Publishing,
Wonosobo, 2005.
2)Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di
Indonesia, Kencana Prenada Media Group,Jakarta, 2004
3) John Renard, Surat-surat Sang Sufi, Mizan, Bandung, 1993, h.60
4) Ibn Athailah, Lathaif Al Minan, h. 25
5) Semua hizb tersebut dapat dilihat pada risalah-risalah yang dikeluarkan
oleh Pondok PETA Tulungagung, Ibn Athaillah, Lathaif Al Minan, Tahqiq abd
Al Halim Mahmud (Mesir, Dar Al Syab, 1986) h. 252-257. Abi Abdillah
Muhammad Ibn Sulaiman Al Jazuli, Dalail Al Khairat Ma'a Al Ahzab, Surabaya
(tanpa tahun).
Salam,
http://ferrydjajaprana.multiply.com