KEPULAUAN NUSANTARA
Sebuah Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam

Karya
Alfred R. Wallace

520 hlm/ 29.7 x 21 cm/ Hard Cover/ November 2009,
ISBN 979-3731-56-7
Rp 225.000

*****

Teori evolusi yang dikemukakan Charles Darwin kini diakui banyak orang tak 
semata hasil pemikiran Darwin seorang. Sebelum Darwin berani mempublikasikan 
teori yang memutar-balikkan ide asal-usul kehidupan tersebut, di Ternate, 
Maluku Utara, pada 1858, seseorang bernama Alfred Russel Wallace mengirimkan 
naskahnya kepada Darwin. Nampaknya mereka tiba pada kesimpulan yang kurang 
lebih sama, mengenai persebaran dan evolusi spesies. Setahun kemudian, Darwin 
menerbitkan karyanya, The Origin of Species, setelah diyakinkan oleh 
kesimpulan-kesimpulan Wallace dalam naskah dari Ternate tersebut. Kini keduanya 
disandingkan sejajar sebagai penemu teori evolusi.

Bagi Indonesia, Wallace mempunyai peran penting mengingat Indonesia memiliki 
persebaran fauna yang tidak lazim, mengikuti perubahan permukaan bumi di masa 
lampau. Wallace-lah yang menjelaskan mengapa fauna Sulawesi begitu khas, 
berbeda dengan fauna di bagian barat maupun timur Indonesia. Garis Wallacea 
yang membagi fauna Indonesia menjadi dua bagian tersebut mendapatkan namanya 
dari sang penemu, Alfred Russel Wallace. Setelah delapan tahun menjelajah 
Nusantara pada pertengahan abad ke-19, Wallace membagi pengalaman, petualangan 
dan ilmu pengetahuannya dalam The Malay Archipelago, atau Kepulauan Nusantara.

"Luarbiasa sekali Anda kembali dalam keadaan selamat setelah berbagai risiko 
penyakit dan pelayaran jauh, terutama pelayaran ke dan dari Waigou yang begitu 
menarik. Dari semua kesan yang saya dapat dari buku Anda, yang begitu kuat 
membekas bagi saya adalah ketekunan Anda dalam ilmu pengetahuan. Sangat heroik.
Dan saya begitu iri pada Anda, menemukan berbagai jenis kupu-kupu cantik, 
membuat saya merasa muda kembali."
- Charles Darwin -
(Penulis The Origin of Species)

Alfred Russel Wallace adalah nama besar dalam jagat ilmu pengetahuan dunia. 
Tetapi melalui bukti-bukti, peninggalan Wallace dapat dengan nyata teraba dan 
dengan mudah teridentifikasi bahwa dia adalah bagian dari sejarah bangsa 
Indonesia. Sayangnya, Wallace dan karya besarnya The Malay Archipelago di 
Indonesia masih terlupakan.
Di Ternate-tempat ia lama bekerja dan tempat sesungguhnya teori akbar mengenai 
evolusi lahir-sampai tahun lalu sama sekali bersih dari tanda-tanda yang 
mengingatkan adanya penemuan paling besar pada abad ke-19 itu. Sayang sekali.

- Sangkot Marzuki -
(Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan
Ketua Dewan Pengurus Yayasan Wallacea Indonesia)
*****

Bisa didapatkan di toko-toko Gramedia, Gunung Agung , Toga Mas, Eureka dan 
Leksika mulai 30 November 2009. Dapatkan 30% (Rp.160.000) dengan memesan indend 
ke Penerbit Komunitas Bambu sebelum tanggal 30 November 2009 + ongkos kirim 
untuk wilayah Jabodetabek atau paket untuk luar Jabodetabek.

KOMUNITAS BAMBU
Jl. Pala 4 B Beji Timur Depok 16422
Telp/Fax: 021-77206987
Sms Pesanan: 0813 8543 0505
email: komunitasba...@yahoo.com dan
komunitasbambupemasa...@yahoo.com


Facebook:
Radityo Djadjoeri

Kirim email ke