-----Original Message-----
From: "Greg Le Mond" <grek_2...@yahoo.com>
Date: Tue, 29 Dec 2009 01:35:19 
To: Spritual<spiritual-indone...@yahoogroups.com>
Subject: Reorientasi Dakwah

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/12/29/93112/Reorientasi.Dakwah.Ormas.Agama.

WACANA

29 Desember 2009
Reorientasi Dakwah Ormas Agama
Oleh Agung Suseno Seto

SATU langkah positif kembali digelorakan dua organisasi sosial keagamaan 
terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, yakni Gerakan Hidup Halal.

Haedar Nasir, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah optimistis gerakan 
itu sebagai upaya mengikis habis korupsi melalui jalan kultural di luar jalur 
hukum dan political will.

Bagi Haedar, langkah praktis yang paling mungkin dilakukan didepan mata adalah 
menggiatkan kembali dakwah, tablig, majelis taklim, dan sejenisnya.

Langkah praktis itu tentu memungkinkan dilakukan NU dan Muhammadiyah yang 
notabene organisasi yang bergerak di bidang dakwah dan sosial keagamaan.

Pertanyaannya adalah bagaimana format dan isi dakwah?

Pertanyaan ini penting sebab dakwah Islam selama ini bisa dikatakan marak dan 
kian menjamur. Mulai dari ceramah atau khutbah di atas mimbar hingga lewat 
televisi. Singkatnya, kesadaran keberagamaan masyarakat Indonesia mengalami 
peningkatan kuantitas. Sayangnya,
kuantitas tidak berbarengan dengan kualitas.

Makanya perlu kiranya menggeser pola dakwah yang sebelumnya berorientasi 
formalistik ke pola sufistik.
Dominannya dakwah yang berciri khas simbolis dan formalistik tampaknya patut 
dicurigai sebagai sebab jomplangnya kuantitas dan kualitas keberagamaan.

Sukses dakwah belum dipahami sejauh mana penghayatan agama memantulkan refleksi 
sosial transformatif, atau merasuk ke jantung-jantung keyakinan sejati. 
Keimanan utuh cenderung terabikan. Pribadi-pribadi luhur tidak tergarap oleh 
dakwah Islam.

Pada konteks inilah NU dan Muhammadiyah dituntut perannya mengampanyekan dakwah 
dengan format dan isi yang mengantongi kekayaan pemikiran dan pengalaman Islam 
mulai dari filsafat, kalam, fikih, dan tasawuf.

Untuk yang terakhir, yakni tasawuf, tampaknya perlu mendapat porsi lebih. 
Tasawuf menjadi relevan di tengah orientasi kehidupan umat yang menggandrungi 
pola hidup konsumeristik, hedonistik, dan materialistik.

Kecenderungan demikian kian menumbuhkan pola dan sikap hidup rakus, tamak, 
sombong, atau takabur. Lebih jauh lagi, dari sikap itu kemudian muncul perilaku 
destruktif dan menyimpang. Korupsi misalnya.

Korupsi kini bak hantu menakutkan bagi negeri yang berpenduduk mayoritas muslim 
ini.

Hossein Nasr (1985) menyerukan, bahwa ajaran-ajaran tasawuf sangat dibutuhkan 
untuk menangkal pola hidup seperti itu.

Di antara ajaran tasawuf yang sangat relevan untuk kehidupan saat ini adalah 
zuhud, taubat, shabar, bersyukur rida, qanaah, wara’, uzlah. Nilai-nilai 
demikian akan memberikan keseimbangan hidup antara jasmani dan ruhani.

Melalui tasawuf  manusia tidak semata-mata mengejar kesenangan material tetapi 
juga ditunjukkan kebahagian spiritual.

Kebahagiaan spiritual yang dimaksud bukan kebahagiaan yang melalaikan manusia 
dari kehidupan di dunia melainkan kebahagian spiritual yang menumbuhkan gairah 
hidup di dunia berdasarkan ajaran Islam.

Selain itu, pola hidup dan moralitas sufistik bisa menjadi terapi bagi para 
elite politik (dan juga elite agama) yang selama ini mengabaikannya. Moralitas 
sufistik dalam ajaran tasawuf adalah penting untuk mereka yang akan mengambil 
keputusan politik bagi masa depan bangsa ini.

Penghayatan agama melalui internalisasi moralitas sufistik akan dapat 
menghindarkan perilaku buruk yang sering melekat dari diri para politikus, 
seperti tamak, rakus kekuasaan, arogan, egois, dan ekploitatif terhadap 
lawan-lawan politiknya.

Memang, tasawuf dulu pernah ditakuti orang lantaran penuh dengan arti pejoratif 
mengenai hal yang aneh-aneh.

Tidak jarang praktik sufisme diidentikkan dengan eksklusivisme, 
tradisionalisme, dan asketisme yang secara ekstrem lari dari kehidupan dunia 
dan antipersoalan-persoalan sosial dan politik. Bukan hanya ditakuti, tapi juga 
dilawan agar tidak tampil di tengah kehidupan umat.
Dua Pola Dalam sejarahnya, ada dua pola penalaran tasawuf yaitu falsafi dan 
pola akhlaki. Yang pertama mendorong manusia untuk menyucikan diri agar jiwanya 
bisa kembali kepada Tuhan atau menyatu dengan Tuhan. Tasawuf falsafi cenderung 
mengabaikan syariah
(aturan-aturan agama yang bersifat formal-skriptural).

Di antara  konsep-konsep dalam pola ini adalah ma’rifah (dari Dzunnun 
al-Mishri), mahabbah (dari Rabi’ah al-Adawiyah), Wahdat al-Wujud (dari Ibn 
Arabi), Ittihad (Abu Yazid al-Busthami), hulul  (dari Ibn Mansur al-Hallaj).

Adapun yang kedua, ajaran-ajarannya kembali kepada Alquran dan Sunah, untuk 
pendalaman batiniah agar memperoleh akhlak yang luhur (Harun Nasution, 1973). 
Victor Said Basil (2000) mencatat, pola ini bisa dilihat dari Abu Zhar 
al-Ghifari seorang sufi yang taat dengan ajaran
sunnah, dan Al-Ghazali seorang sufi yang berusaha ”menghidupkan” kembali sunah 
Nabi.

Tampaknya, gerakan purifikasi atau perlawanan terhadap tasawuf menjatuhkan 
ketakutan dan pejoratifnya pada pola yang pertama, yaitu tasawuf falsafi. Oleh 
karenanya melihat iklim keberamaan di Indonesia pola yang pertama dirasa lebih 
mudah diterima.

Cendekiawan muslim Indonesia Komarudin Hidayat (1995) mendedahkan inti tasawuf 
sebagai ajaran yang menyatakan bahwa hahikat keluhuran nilai seseorang bukanlah 
terletak pada wujud fisiknya, melainkan pada
kesucian dan kemuliaan hatinya. (10)

— Agung Suseno Seto, mahasiswa FAI Syari’ah UMS, peneliti Religion and Social 
Change Institute (RESCI)




------------------------------------

Ingin bergabung di zamanku? Kirim email kosong ke: 
zamanku-subscr...@yahoogroups.com

Klik: http://zamanku.blogspot.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/zamanku/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/zamanku/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    zamanku-dig...@yahoogroups.com 
    zamanku-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    zamanku-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke