Itu adalah Sila Pertama dari Pancasila. Yang dicetuskan oleh Muhammad Yamin dan 
Soekarno yang beragama Islam. Yang diterima dengan tidak keberatan oleh 
orang-orang lain yang beragama Katolik, Protestan, Hindu dan Buddha. Tidak 
pernah didalam sejarah bangsa Indonesia kita mendengar protes dari orang-orang 
non Muslim tentang Sila Pertama ini. Hal ini menandakan bahwa pada dasarnya 
semua agama-agama besar Indonesia mengakui ke Esaan Tuhan, bagaimanapun mereka 
menyebutnya didalam agamanya masing-masing.
    Namun pada masa itu juga bahkan sampai sekarang, ada saja segelintir orang 
Islam yang bahkan tidak puas dengan Sila Pertama itu, karena nama ALLAH (Awloh) 
tidak disebutkan, dan syariat Islam tidak ditegakkan. Itulah sebabnya mereka 
memberontak dan menghina Pancasila dengan memplesetkannya menjadi Pencak Silat. 
Betapa egoisnya mereka itu! Yang tidak menghiraukan sama sekali bahwa bangsa 
ini terdiri dari multi etnis, multi agama, dan multi kebudayaan. Pokoknya 
Daulah Islamiyah harus ditegakkan dan tidak ada yang lain! Itulah sebabnya 
usaha pemberontakan tidak henti-hentinya dilakukan sampai sekarang. Namun 
karena itu pula dibentuknya Densus 88, untuk memberantas habis para Muslim yang 
tak tahu diri di Negara Indonesia ini. Mereka ini adalah golongan orang-orang 
yang terus menerus bermimpi diatas angin, namun tetap memelihara dan 
memperjuangkan mimpi2nya yang mustahil tersebut. Yang mereka lawan bukanlah 
orang-orang non Islam, tapi justru sesama
 Muslim yang lebih memilih Pancasila daripada Negara Islam.
    Kembali kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama Kristen mengatakan dengan 
segenap dan sepenuh hati bahwa Tuhan itu Esa. Namun tetap saja orang-orang 
Muslim tidak percaya, dan menuduh orang2 Kristen telah menyembah berhala karena 
tuhannya yang lebih dari satu. Hanya karena Kristen mengartikan Tuhan Yang Esa 
itu dengan tiga perwujudan atau Trinitas. 
Mereka para Muslim yang berpikiran sempit dan egois ini  bahkan tidak 
menghiraukan bahwa Hindu sekalipun, yang jelas-jelas menyembah dewa-dewa yang 
banyak, menyetujui akan keesaan tuhan, yang mereka sebut sebagai sang Hyang 
Widhi yang Esa. Karena bagi Hindu, sekalipun ada banyak dewa-dewa yang mereka 
percaya dan mereka sembah, mereka juga mengakui bahwa ada Satu yang Maha 
Tinggi.  
Juga Buddha, yang sebenarnya tidak mengenal tuhan yang berpribadi, mengakui 
adanya Satu Kekuatan Tunggal yang menguasai alam semesta ini. 
Agama Khonghucu juga mengakui Yang Maha Esa, sekalipun mereka juga menyadari 
ada satu kekuatan yang seimbang lainnya yang bersifat jahat. Keseimbangan 
antara Im dan Yang.
Jadi, protes Islam terhadap Trinitas Kristen sebenarnya berasal dari keegoisan 
penafsiran tunggal akan yang Maha Esa tersebut, yaitu bahwa, selain Esa menurut 
tafsiran Islam, maka Esa menurut tafsiran agama-agama lain, adalah SALAH. 
Betul-betul monopoli tafsir akan tuhan yang luar biasa EGOISnya!
 
  


      

Kirim email ke