Poling boleh, diskusi boleh....., ber-teori boleh juga...  pengamatan lapangan 
boleh juga (dari negara lain misalnya atau research lembaga lain???). Atau dari 
psikologi masyarakat... Banyak kan, barang-barang yang belum tentu terpengaruh 
langsung oleh BBM naek duluan. Padahal supliernya juga belum naekin harga, eh 
nyampe ritel harga udah melambung dulu (macam pengumuman gaji pegawai negeri 
yang naek...  belum terima tambahan gaji, harga barang udah naek duluan....)

Soalnya kok saya ngenes gitu, tiap kali BBM naek selalu bawaannya ke-arah-arah 
rusuh. Mudah-mudahan tidak sekarang ini...

 

--- On Thu, 6/26/08, jeff_andra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: jeff_andra <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Keuangan] Re: Soal Inflasi kenaikan BBM - Analisanya??
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Thursday, June 26, 2008, 4:41 PM










    
            Poling nih bung? hehehe... Ikutan ya...



Kalo nanya'nya ke mahasiswa Unas, UKI, Mustopo, dll (oknum lah ya) ya,

tentu jawabannya BBM ngga boleh naik, mungkin bagi mereka, kalo perlu

bensin dikembalikan ke harga Rp. 750 seperti di rezim idola mereka

dulu. Mereka kan cerdas2 dan sangat ingin memperjuangkan nasib RAKYAT.



tapi kok kalo saya (orang bego) lebih setuju harga BBM di approach

dengan harga pasar (walau ngga kudu = harga pasar lho), dan caranya

dengan bertahap supaya pasar tidak shock dan dapat mengikuti dengan

lebih smooth, dan dampaknya tidak langsung membunuh (mencekik) sektor

riil. 



Pokoknya BBM memang kudu naik lah, karena:

1. Menghindari disvaritas harga dengan negara2 tetangga, untuk

menghindari penyelundupan.

2. Menumbuhkan daya saing energi2 alternatif (biji jarak, dsb.). Ngga

fair aja kalo Cost/liter Biofuel harus bersaing dengan BBM bersubsidi.

3. Ya, biar orang sadar lah, kalo BBM itu MAHAL, sehingga mulai

melirik gaya hidup hemat.

4. Terakhir, BBM memang perlu naik, agar mahasiswa pintar dan partai2

(terutama oposisi) punya komoditas untuk cari muka.



Salam



> "Mana yang lebih baik bagi ekonomi rakyat, peningkatan harga BBM

yang terencana sampai harga pasar sedikit demi sedikit, ataukah

peningkatan harga BBM yang mendadak setelah ada tekanan yang

membahayakan anggaran negara?"

> 

> Mana yang tidak terlalu membahayakan produktifitas dan inflasi? BBM

naik 1% perbulan selama 12 bulan, ataukah harga sama terus selama

setahun, tapi akhir tahun langsung naik 12% misalnya?




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke