*Posisi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah berdasarkan Sumber Pinjaman* (dalam
Miliar USD)  *No.* *Uraian* *Tahun*  *2004* *2005* *2006* *2007* *Q1 2008
* *Q2 2008
*

Januari 2009 *)
 a. BILATERAL
34.27 32.32 31.83 32.14 34.33 33.23 35.26 b. MULTILATERAL 19.46 18.78 18.84
19.05 18.77 18.80 20.20 c.
EXPORT CREDIT
13.68 11.63 11.22 10.98 11.33 11.07 10.22 d.
COMMERCIAL CREDIT
0.07 0.06 0.07
0.06
0.06
0.06
0.04 e. LEASING
0.22 0.22 0.06
0.02
0.01
0.01
0.00 f.
BONDS AND NOTES
0.17 0.17
-
-
-
-
-








 *Total Utang Pemerintah* *68.58* *63.09* *62.02* *62.25* *64.49* *63.17* *
65.73*
sumber : http://www.dmo.or.id/content.php?section=46

2009/3/19 nazar <nazart...@gmail.com>

>   Daku la ya bilang, hehe..
>
> Bung, pendapat bung saya pikir sama saja. Artinya politik dan ekonomi itu
> harus dikelola secara seimbang dan bersamaan. Wajar jika politisi memikirkan
> tentang ekonomi (pembangunan ekonomi) dan ekonom memikirkan tentang politik
> (politik yang sehat, aman dan berkeadilan). Sederhananya, ekonom harus
> mengerti politik dan politikus harus mengerti ekonomi. Dalam teori ekonomi
> mikro dan makro juga dibahas tentang ekonomi dan politik. Artinya harus ada
> kerja sama antara politikus (pemerintah) dengan pelaku ekonomi (ecconomic
> hit man)
>
> salam
>
> nazar
> on: tebo-jambu
>
> --- In 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>,
> Poltak Hotradero <hotrad...@...> wrote:
> >
> > At 04:44 PM 3/19/2009, you wrote:
> >
> > >Bung poltak, kok jadi aneh seperti itu? Apa anda lupa bahwa ekonomi
> > >dan politik itu berjalan searah? Sederhananya, jika kondisi politik
> > >kacau bagai mana ekonomi suatu negara akan maju? Hm, ingat bung.
> > >Politik dan ekonomi berjalan searah.
> >
> >
> > Siapa bilang?
> >
> > Berdasarkan sejarah, gejala kekacauan politik dimulai dengan ketidak
> > beresan ekonomi. Bukan sebaliknya.
> >
> > Ekonomi yang normal dan wajar bersifat desentralistik - di mana tiap
> > orang memilih dan mengambil keputusan ekonomis masing-masing. Pada
> > keadaan seperti ini, maka otonomi ekonomi akan bermuara pada otonomi
> > politik. Indikator jelasnya adalah ketika fenomena politik menjadi
> > fenomena lokal. Saya lebih peduli pada siapa yang menjadi lurah
> > ketimbang siapa yang menjadi gubernur atau presiden. (dan ini
> > sebenarnya adalah bentuk partisipasi politik yang paling sehat)
> >
> > Keadaan jadi kacau ketika ada orang yang tidak rela orang lain
> > memiliki otonomi dalam memilih keputusan ekonominya sendiri. Mereka
> > merasa lebih tau apa yang terbaik bagi seseorang - lebih daripada
> > orang itu sendiri. Inilah awal dari pemerintahan sentralistik.
> >
> > Itulah awal matinya otonomi seseorang.
> > Itulah awal malapetaka politik (dan ekonomi).
> >
>
>  
>



-- 
Agung Bayu Purwoko
Economic Research Group
Bank Indonesia Padang


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke