Hmm, Bung, Anda berbicara tentang teori. Tetapi dilapangan adalah fakta. Hmm, pemikiran indevenden anda cenderung mengarah kepada kebebasan yang sebebas-bebasnya. Jika begitu, ya tidak perlu lagi ada negara dan sekolah. Sepertinya anda menyarankan agar masyarakat itu menjadi lebah. Hmm, manusia sangat berbeda dengan binatang lebah.
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero <hotrad...@...> wrote: > > At 09:57 AM 4/13/2009, you wrote: > > > >Bung, tingkat melek huruf masih tinggi. Coba anda survei sendiri, > >seberapa luas pengetahuan peserta pilih pemilu yang mengerti tentang > >negara, dpr, dprd, dan politik? Ingat, Anda jangan menyamakan > >masyarakat awan sama pintarnya dengan anda. > > > Yang saya masalahkan adalah anda menganggap sedemikian banyak orang > itu bodoh-bodoh. Seolah-olah mereka tidak bisa berpikir > independen. Berpikir independen tidak ada hubungan dengan melek > huruf atau tidak. Toh ada banyak orang yang bisa bijak tanpa harus > bisa membaca... dan banyak orang yang bisa membaca tetapi sangat tidak bijak. > > Coba anda pikirkan sendiri: mengapa banyak kasus politik uang > gagal...? Mengapa banyak caleg yang stress setelah "investasi" > milyaran rupiah...? Karena ternyata banyak pemilih bersikap > independen. Mereka ambil uang-nya tapi mereka pilih sesuka hati > mereka. Menurut anda, dalam keadaan seperti ini - siapa yang > bodoh? (Dan soal BLT - siapa yang sebenarnya bodoh dan berkomentar > bodoh. Masih heran juga kenapa partai itu suaranya melorot...?) > > Sepanjang jalannya sejarah - orang yang independen selalu lebih > "pintar" daripada orang yang tidak independen -- tidak peduli apapun > tingkat pendidikan yang bersangkutan. > > Bagaimana membuat rakyat Indonesia pintar? Bikin mereka jadi lebih > independen. Bikin mereka mampu menilai dan punya pendapat sendiri-sendiri. > > Coba anda renungkan: apakah seekor lebah itu pintar? Jelas > tidak. Tetapi anda perhatikan apa yang terjadi dengan struktur > bernama sarang lebah. Tempat itu tidak pernah terlalu panas, tidak > pernah terlalu dingin, tidak pernah terlalu lembab, dan tidak pernah > terlalu kering. Secara desain tempat tinggal, sarang lebah itu > sempurna! Padahal sebagai individu lebah-lebah itu bodoh. > > Bandingkan sarang lebah dengan negara Uni Soviet (negeri yang banyak > diisi orang pintar tetapi tidak independen). Mana yang bisa bertahan hidup? > > > NB: coba anda bawa bukunya James Surowickie tentang "Wisdom of the > Crowds" dan apa yang menjadi penentu apakah sebuah crowds itu pintar > atau bodoh... Oh iya ada satu buku bagus lagi tentang crowds, yaitu > "Out of Control"-nya Kevin Kelly. Buku lama, tetapi menarik buat dibaca. >