artikel asli: http://www.kontan.co.id/index.php/nasional/news/22724/TII-Korupsi-Oleh-Dunia-Usaha-Karena-Adanya-Ruang-dan-Peluang
Rabu, 07 Oktober 2009 | 20:03 AKSI SUAP DI DUNIA USAHA *TII: Korupsi Oleh Dunia Usaha Karena Adanya Ruang dan Peluang* JAKARTA. Transparancy International Indonesia atawa TII menemukan adanya indikasi korupsi dalam bentuk penyuapan yang kerap dilakukan oleh kalangan pelaku usaha terhadap pejabat publik, lantaran adanya ruang yang memberi peluang aksi tercela tersebut. Sekretaris Jenderal Transparancy International Indonesia Teten Masduki, mengatakan, korupsi yang dilakukan dunia usaha dalam bentuk penyuapan itu melibatkan dana yang cukup besar. "Penyuapan dapat disebut sebagai supply side of corruption. Suap adalah sumber utama korupsi yang memiliki pengaruh dahsyat," kata Teten dalam peluncuran global corruption report atau GCR 29 Tranparency Internasional Korupsi dan Sektor Swasta, Rabu (7/10. Terkait itu, hasil survey Transparancy International yang dilakukan tahun lalu menyebutkan, dari sekitar 2.700 eksekutif perusahaan di 26 negara, dua dari lima eksekutif menyatakan pernah diminta melakukan suap ketika berhubungan dengan pejabat publik. Menurut Teten, penyuapan yang dilakukan itu menambah biaya proyek 10% hingga 25%. "Kondisinya memang sulit, karena dunia usaha mengaku dikalahkan oleh perusahaan yang melakukan suap," sambungnya. TI juga menemukan fakta bahwa di sejumlah negara berkembang, total nilai suap yang dilakukan kalangan pengusahanya bisa mencapai US$ 20 hingga US$ 40 miliar atau separuh dari nilai bantuan pembangunan dari berbagai lembaga multilateral. TI melihat, nilai suap oleh dunia usaha itu juga menambah biaya produksi, yang ujungnya dibebankan kepada konsumen. "Mungkin Anda sering mendengar istilah over charge. Itu adalah beban tambahan yang dibayar konsumen akibat biaya produksi tinggi, dimana salah satunya disebabkan suap dan nilainya mencapai US$ 300 miliar per tahun," papar dia. Teten mengatakan, selain menjalankan peran tanggung jawab sosial alias CSR, dunia bisnis di seluruh dunia kini memiliki tanggung jawab yang konkrit untuk menjalankan peran utama dalam memerangi korupsi. Martina Prianti [Non-text portions of this message have been removed]