Sebenernya kemacetan di Jakarta bisa diatasi dengan mudah, yaitu "Mulailah
menghargai pengguna jalan lain sebagai ayah, ibu, adik, kakak, dan saudara
kita sendiri"

Jangan memotong jalur di jalur antrian lalin.
Jangan memotong jalur disaat kondisi rapat.
Nyalakan sign lamp 5-10 detik sebelum pindah jalur
dan satu yang paling penting
"PERGILAH LEBIH PAGI KALAU TAKUT MASUK KERJA TERLAMBAT"

Kendaraan umum mah sudah dari tahun 70-an sejak berkibarnya PPD sudah
semerawut, ingat tahun 80-an terminal di lapangan banteng dipindahkan?

Kalau petugas lapangan tidak tegas, maka Jakarta akan dibuat malu oleh
mereka-mereka yang tidak bisa menghargai orang lain sesama pemakai jalan
raya.

Kalau saya prinsipnya di jalan "DIA JUGA PEMBAYAR PAJAK BRO"

Semoga ngga terlalu pusing mikirin Motor. Saya seorang Biker, dan saya orang
yang pasti akan menentang ketentuan larangan pengendara sepeda motor,
kecuali negara memberikan saya PTKP tambahan dan benefit in cash setiap
bulannya. Saya naik motor hanya habis 50 ribu seminggu jarak 600 KM PP,
apakah saya telah menyia-nyiakan BBM bersubsidi? Dengan bangga saya jawab
tidak. Saya naik motor karena saya tidak mau naik mobil. Saya naik motor
karena saya tidak percaya pada keamanan di dalam kendaraan umum. Dan satu
yang paling penting.....saya naik motor agar dapat menambah uang harian
keluarga saya mengingat harga cabai lebih pedas daripada rasanya. Apakah
cabai di-dump di Malaysia?

Salam,


Winarto Sugondo

2010/7/28 Wing Wahyu Winarno <masw...@yahoo.com>

>
>
> Saya punya usul memecahkan kemacetan Jakarta dan sudah saya tulis di
> Kompasiana
> ( http://umum.kompasiana.com/2009/09/08/mengurangi-kemacetan-jakarta/ ).
> Inti
> ide saya adalah, kementrian harus diurai dan disebar ke berbagai kota besar
> di
> Indonesia. Kementrian yang ada di Jakarta ya hanya yang memang benar2 perlu
>
> saja, yaitu Menlu, Mensesneg, dan mungkin Mendagri. Menteri2 lain harus di
> luar
> Jakarta. Menpariwisata di Bali, Menhut di Kalteng, Mendiknas di Yogya,
> Menkelautan ya di Ambon, dst (silakan baca artikel lengkap saya di sana).
> Bahkan
> pejabat tinggi seperti Panglima TNI atau Kapolri, tidak harus di Jakarta.
> Yang
> harus di Jakarta hanya paspampres dan unit2 khusus saja.
>
> Sata tidak setuju kalau ibukota dipindah ke kota lain, karena berarti akan
> menciptakan neraka Jakarta di kota lain itu. Kalau pengertian ibukota yang
> dipindah hanya presiden, juga tidak mungkin, karena harus diikuti dengan
> pemindahan kedutaan besar. Jadi biar saja presiden tetap di Jakarta.
>
> Kalau ada keberatan: nanti presiden butuh koordinasi dengan menteri
> bagaimana?
> Halah, sekarang ada sms, ada chatting, ada e-mail, ada telpon, ada video
> conference. Lagipula, berapa kali seminggu sih presiden rapat dengan para
> menteri?
>
> Sangat tidak lucu Menhut kok di Jakarta. Lha tidak pernah melihat hutan,
> kok
> harus ngurusi hutan (ekstrimnya begitu kan?). Kalau Menteri Kelautan
> berkantor
> di Ambon, pasti deh pelabuhan di Ambon segera maju. Kalau Menteri
> Perdagangan
> ada di Medan, pasti deh Medan akan segera setara dengan Singapura atau KL.
>
> Biaya untuk memindahkan kementerian bisa ditutup dengan ruislag kantor2
> kementerian dan dirjen2nya. Dengan begitu, daerah menjadi ikut kebagian
> perputaran uang. Penerbangan tidak terpusat ke Jakarta. Pelabuhan tidak
> hanya
> Tanjung Priok. Pameran mobil tidak mesti di Jakarta.
>
> Saya kira, ide saya bukan sesuatu yang mustahil. Malah menurut saya, lebih
> mustahil dengan memikirkan pembangunan monorel atau memperbanyak busway.
>
> Salam,
>
> Wing Wahyu Winarno
> ada di facebook
> http://maswing.wordpress.com
>
>
> ----- Original Message ----
> From: oka <oka.wid...@indosat.net.id <oka.widana%40indosat.net.id>>
> To: 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>
> Sent: Wed, July 28, 2010 7:58:11 PM
> Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?
>
> Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo
> ngak
> salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau
> sok
> pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetan....tiba2 issue
> pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.
>
> Saya sih skeptis lah...WWCS palingan....apasih yg di Jakarta ngak diatur
> tapi
> tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan
> merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub
> ngak
> bisa ngapa-ngapain....
>
> Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan
> sosial....saya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada
> orang
> yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...
>
> Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive
> disincentive yg
> harus dipakai....misalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya
> kira
> dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan
> pajak
> kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu
> lebih
> tinggi dari pemilik mobil dst dst...
>
> Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai 1.172 per Hari
> Rabu, 28 Juli 2010 | 17:02 WIB
> Besar Kecil Normal Kemacetan di kawasan Sudirman. Tempo/Tony Hartawan
>
> TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono
> menyampaikan pertumbuhan kendaraan baik roda dua atau empat di ibukota
> mencapai
> 1.172 unit per harinya. Sebanyak 186 unit kendaraan roda dua dan 986 unit
> kendaraan roda dua terdaftar di Dinas Perhubungan Jakarta tiap harinya.
>
> Menurut Udar, hingga kini jumlah total kendaraan di Jakarta mencapai 6,7
> juta
> unit. "2,4 juta unit roda empat dan 4,3 juta unit roda dua," ujarnya sore
> ini.
>
> Atas dasar itu, pihaknya membuat kajian komprehensif untuk mengendalikan
> persebaran motor di jalan. "Apakah kran ini di setop, dibuka terus atau
> difilter," ujarnya.
>
> Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan DKI, kata Udar, adalah dengan
> memposisikan motor di jalur lambat di sejumlah jalan protokol. "Selain
> mengurangi macet juga untuk menghindari kecelakaan."
>
> Rencana pembatasan peredaran motor yang sedang dikaji pihaknya juga
> didasari
> atas pertumbuhan jalan yang lelet di Jakarta. "Cuma 0,01 per tahun," kata
> Udar.
> Uji coba pembatasan motor ini rencananya akan dilakukan di rute Blok M-Kota
> pada
> jam-jam sibuk.
>
> Dengan pembatasan motor ini, Udar berjanji akan mengkompensasi angkutan
> publik
> dengan layanan yang lebih baik. Untuk itu, pada Senin mendatang (2/8) akan
> dilakukan sterilisasi jalur Transjakarta.
>
> "Mudah-mudahan dengan meningkatnya pelayanan Transjakarta, masyarakat akan
> beralih ke angkutan publik," ujarnya.
>
> ------------------------------------
>
>
> =========================
> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
> =========================
> Alamat penting terkait millis AKI
> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
> Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> Arsip Milis AKI online:
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =========================
> Perhatian :
> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang
> melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo<ahlikeuangan-indonesia-owner%40yahoogroups.comYahoo>!
> Groups Links
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke