Kontroversi Sutradara "Obama Anak Menteng": Telah lahir pencuri karya tak
bermalu!
*oleh: Tino Saroenggalo*
*
*
*Malam nanti, Rabu 30 Juni 2010, akan diputar premier film "Obama Anak
Menteng" yang sarat dengan kontroversi.

Kontroversi pertama tentu saja sosok yang diangkat yaitu sosok Presiden
Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Film ini berkisah tentang masa kecil
Obama di Jakarta.

Kontroversi kedua adalah masa produksi yang sangat pendek untuk pembuatan
sebuah film cerita seakan-akan kejar tayang dengan rencana kunjungan Obama
yang sarat akan pembatalan itu. Bahwa film ini bisa selesai cepat...
produksi dimulai pada tanggal 16 Mei 2010... mungkin hanya karena diproduksi
oleh rumah produksi yang sudah khatam untuk urusan kejar tayang, Multivision
Pictures. Selain itu pastinya tangan dingin sutradara yang pastinya juga
sudah paham betul cara memproduksi karya yang kejar tayang.

Nah, di sini lahir kontroversi ketiga: Sutradara!

Siapa sebenarnya yang menjadi Sutradara film "Obama Anak Menteng" ini?

Menurut pemberitaan awal ketika produksi baru dimulai, tersebutlah nama
Damien Dematra. Nama yang di kancah perfilman nasional tidak dikenal sama
sekali. Kalaupun nama ini tiba-tiba ada, itu semata-mata karena novel
berjudul "Obama Anak Menteng" yang beredar atas namanya. Novel yang pastinya
ditulis bergegas memanfaatkan saat naiknya Barack Obama sebagai presiden AS,
saat yang tepat untuk mendongkrak nama. Dari tiada menjadi ada.

Dengan gencar Damien memberikan wawancara kepada wartawan, tidak hanya
wartawan hiburan nasional tapi juga ke wartawan internasional sehingga
namanya tiba-tiba muncul sebagai Sutradara film "Obama Anak Menteng" di
peliputan media nasional dan internasional.

Di kalangan perfilman nasional, yang sangat sempit dunianya sehingga
biasanya saling tahu siapa sedang mengerjakan apa, sosok yang diketahui
sedang bekerja keras menyutradarai film tersebut pada saat Damien Dematra
sibuk mencanangkan diri adalah John de Rantau. Nama ini tidak hanya dikenal
sebagai Sutradara yang telah banyak menghasilkan film televisi dan sinetron,
tapi juga film cerita seperti "Mencari Madonna", "Denias: Senandung Di Atas
Awan" (2006) dan "Generasi Biru" (2009 bersama-sama dengan Garin Nugroho).

Sejak minggu lalu, mulailah terjadi upaya pelurusan kebenaran dari
pembohongan publik yang sudah sengaja dilakukan oleh Damien Dematra. Upaya
ini gencar dilakukan oleh rekan-rekan dari dunia film hanya didasarkan pada
kenyataan John de Rantau jelas diketahui sebagai orang yang menyutradarai
film tersebut. Ada ketidak-relaan mendengar karya seorang rekan yang
seenaknya di-claim oleh orang yang sama sekali tidak dikenal di kalangan
perfilman.

Sejalan dengan upaya tersebut, mulai dari bertanya sampai mencaci-maki, ada
satu kejanggalan yang membayangi aneka upaya itu. Yaitu, meskipun sudah
jelas sejak pertengahan Mei 2010, saat film masih dalam tahap syuting,
Damien Dematra mencanangkan diri ke pers bahwa dialah Sutradara film
tersebut, namun tidak ada pembantahan atau pelurusan berita dari pihak
produser maupun John de Rantau.

Ada apa sebenarnya?

Dari laporan pandangan mata yang penulis peroleh, sosok Damien Dematra tidak
muncul dalam acara Konferensi Pers dan Press Screening yang diadakan pada
Selasa, 29 Juni 2010. Sebaliknya, John de Rantau dengan tegas menyatakan
kepada pers bahwa dia adalah satu-satunya Sutradara yang bekerja dalam
pembuatan film ini.

Dari obrolan langsung dengan John de Rantau, penulis juga mendapatkan
penjelasan bahwa bahkan skenario film "Obama Anak Menteng" dibuat
berdasarkan data dari berbagai sumber, termasuk menemui nara sumber yang
masih hidup. Novel "Obama Anak Menteng" karya Damien Dematra memang menjadi
salah satu sumber, tapi tidak sepenuhnya alur cerita film diambil dari isi
novel tersebut.

Nah, semakin bingung kan.

Berangkat dari pengalaman penulis di dunia film, adalah wajar bila sebuah
judul film diambil dari judul sebuah novel. Biasanya, di akreditasi
dicantumkan bahwa cerita film tersebut diangkat dari novel tersebut. "Eat
Pray Love" (Ryan Murphy, 2010) adalah contoh yang paling baru.

Film yang akan beredar akhir Agustus tahun ini tidak hanya mengambil judul
dari novel karya Elizabeth Gilbert, tapi KESELURUHAN cerita mengikuti alur
cerita di dalam novel tersebut namun akreditasi penulisan skenario tetap
diberikan kepada penulis skenarionya yaitu Ryan Murphy dan Jennifer Salt.
Sutradara pun hanya dicantumkan nama Ryan Murphy yang memang menyutradarai
film tersebut.

Terkait dengan film "Obama Anak Menteng" artinya, mengikuti pola yang lazim
dalam pembuatan film, bila penulisan skenario dan penyutradaraan dilakukan
oleh orang lain, secara profesional nama Damien Dematra hanya bisa tampil
sebagai nama penulis novel... misalnya "Diangkat dari novel "Obama Anak
Menteng" karya Damien Dematra.

Nama Damien Dematra masih bisa tampil sebagai salah seorang di jajaran
Eksekutif Produser atau Associate Producer. Sebutan Associate Producer
memang seringkali diberikan kepada seseorang sebagai penghormatan atas
sumbangsihnya terhadap pembuatan film tersebut. Apapun bentuk sumbangsihnya.

Pencantuman nama ini melulu tergantung dari negosiasi antara pemilik novel
dengan rumah produksi yang mengangkat novel tersebut ke layar lebar.

Tapi, nama penulis novel tersebut tidak bisa muncul di jajaran Produser,
Produser Pelaksana atau Produser Lini karena hanya mereka yang terlibat
langsung dalam pekerjaan selama produksi lah yang bisa dicantumkan di
jajaran ini.

Bila ia, dalam hal ini Damien Dematra, ternyata memang akhirnya ditampilkan
dalam film tersebut sebagai sutradara maka itu semata-mata hanya bisa
terjadi karena dia pada dasarnya TOLOL dan tidak mengerti aturan main yang
berlaku baku di dunia perfilman.

KeTOLOLan itulah yang membuat dia memaksakan diri untuk mencantumkan nama.
Kalau memang namanya muncul sebagai sutradara bersama-sama dengan John de
Rantau maka dia pada dasarnya hanyalah seorang PERAMPOK karya yang berhasil
(entah dengan cara apa) MENODONG rumah produksi film tersebut untuk
mencantumkan namanya.

Mungkin ia mengira bahwa dengan demikian dia bisa memasukkannya sebagai
daftar karya. Kalau nantinya dia memang mencantumkannya dalam bio data hasil
karyanya maka dia memang manusia TIDAK BERMALU yang seharusnya masuk ke
Dewan Perwakilan Rakyat RI atau anggota partai era Reformasi.

Jujur saja saya jadi bingung sendiri. Kalau saya menyebutnya sebagai cayote,
anjing pemakan bangkai, sebutan itu tidak cocok karena saya tidak mau
dituding mengatakan John de Rantau sudah menjadi bangkai. Bila dilihat dari
aneka kategori anjing, yang paling tepat mungkin adalah sebutan "anjing
buduk"... yaitu anjing liar yang sering kita lihat mengais makanan di tempat
sampah.

Yang pasti, Damien Dematra tidak pantas disebut-sebut sebagai orang film.
Mudah-mudahan namanya tidak dicantumkan oleh tim pembuat ensiklopedia film
nasional. Kalaupun dimuat, harus ada catatan khusus tentang skandal
pencantuman namanya itu dalam film "Obama Anak Menteng."

Tepat sekali, ini adalah skandal aib di dunia perfilman.

Selain oleh Damien Dematra, skandal ini juga harus dipertanggungjawabkan
oleh rumah produksi pembuat film "Obama Anak Menteng" kepada semua
organisasi perfilman nasional karena membiarkan pencantuman nama sutradara
secara sembarangan. Sebagai rumah produksi senior sudah seharusnya lah MVP
ikut menjaga kehormatan profesi Sutradara.

Catatan:
Mengingat tim pembuat ensiklopedia film nasional kalau tidak salah anti
membaca facebook, minta tolong kepada yang kenal untuk memberikan copy
tulisan ini kepada mereka... kalau dianggap perlu. Terima kasih.*
*
*
**tulisan asli ada di: http://www.facebook.com/note.php?note_id=415400302816
*
*
======================================================================================================
*
*
*
*lalu.... siapakah yang mempunyai kewenangan untuk mengatasi hal ini? :)*
*
*
*Best,*
*L*
*
*
-- 
Letitsia Gayatri P.
Audio Visual Professional

----------------------------------------------
"Add a little bit of tequila in your ice lemon tea!"
http://laetitiamozz.blogspot.com

Kirim email ke