Ayo Bobok, kalau nggak bobok nanti dimakan orang gila
(kebiasaan menakuti anak dengan orang gila, tikus,
pocong, dll)

Aduh, menakutkan sekali (ketika saya berumur sekitar 9
tahun, saya pernah mengalami satu kejadian tidak
mengenakkan dengan orang yang mengalami gangguan
kejiwaan)! Itu juga pasti yang dialami oleh sebagian
besar anak kecil lainnya. Memang terlihat efektif,
ketika kita ingin anak kita atau seorang anak kecil
melakukan sesuatu yang kita perintahkan. Berikan saja
kata-kata seperti judul diatas, dan ketakutan yang
ditimbulkannya akan membuat (semoga) anak tersebut
menuruti perintah kita. Toh dengan semakin dewasa, ia
akan mengerti bahwa orang gila bukanlah sebuah makhluk
yang suka memakan orang lain (mungkin terkecuali
"Sumanto"), atau tikus sebenarnya takut pada manusia,
atau kemungkinan seseorang yang pernah (mungkin)
melihat pocong (menurut statistik sederhana) adalah
50.000 : 1. Yah, toh anak itu akan mengetahui fakta
itu semua kan?

SALAH!! Ketika kita sebagai orang tua yang (notabene)
mengetahui fakta tersebut, menggunakan beberapa hal
yang menakutkan untuk memberikan tekanan pada seorang
anak untuk menurut, itu merupakan hal yang (menurut
saya) cukup mengerikan. Bukan ancamannya yang
mengerikan, tetapi akibat yang ditimbulkannya
dikemudian hari. Tahukah bahwa seorang anak itu tak
ubahnya seperti spons, yang akan menyerap apapun yang
dilihatnya, didengarnya, dan dirasakannya? Seorang
akan akan memasukkan informasi yang diterima dari
sekelilingnya (terutama dari orang tuanya) ke dalam
pikirannya, pikiran bawah sadarnya. Sekali kata-kata
itu masuk, sekali informasi ini masuk, semua itu akan
menjadi bagian dari sistem nilai anak tersebut
(value), yang besar kemungkinannya menjadi bagian dari
kepercayaannya (belief system). Karena telah menjadi
nilai, dan akan dijalankan secara refleks, maka apapun
hal yang berhubungan mampu mengaktifkan rasa takut di
dalam dirinya.

Coba bayangkan dan rasakan, kalau kita berada di
posisi anak tersebut. Si anak tidak memiliki data di
dalam pikirannya bahwa apa yang menjadi
momok/ketakutannya bukanlah sesuatu yang nyata.
Bahkan, pikirannya semakin menjadikan ketakutan
tersebut menjadi nyata, dari hari ke hari (sebagai
informasi, tahukah anda bahwa pikiran tidak membedakan
antara kenyataan dengan imajinasi? Pernahkan anda
membayangkan makanan kesukaan anda di hadapan anda,
dan tiba-tiba tanpa disadari, air liur anda mulai
bertambah, perut anda bereaksi, dan timbul kebutuhan
di pikiran anda?).

Ketakutan ini, yang bila terus diperkuat dari hari ke
hari (dengan terus disebutkan pada sang anak), akan
menjadi nilai yang semakin kuat. Inilah yang
mengakibatkan munculnya berbagai macam phobia pada
sang anak, atau bahkan phobia yang masih terbawa
sampai sang anak beranjak dewasa (walaupun sebagai
orang dewasa, mungkin ia tahu bahwa ketakutannya
terasa konyol, tetapi coba kita lihat bersama, seorang
perokok pasti tahu bukan bahwa rokoknya membahayakan
kesehatan diri dan orang lain, tetapi apa yang
dikatakan oleh sebagian besar perokok ketika mereka
ingin berhenti merokok? Mudahkah bagi mereka?).

Masih mau menakut-nakuti anak kita?

Kirdi Putra, CHI, CHt.
Hypnotherapy Coach
Phone. +62 21 739 7916
[EMAIL PROTECTED]



--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke