Assalamu'alaikum,
Pak Acu, saya mengerti apa yg anda maksud. Tp kalau pendapat
saya, utk meningkatkan kualitas SDM yg spt anda maksudkan,
mnrt saya tidak sesimple itu. Dalam perjalanan panjang pendidikan
dokter, tidak hanya pengetahuan yg hrs diasah. Banyak aspek yg
menjadi perhatian. Seorang calon dokter antara lain harus belajar
bagaimana caranya ber-empati dengan pasien, belajar teamwork
dengan perawat dan dokter lain serta tenaga penunjang kesehatan,
juga belajarr ber "attitude" yang baik. Dan itu perlu waktu, sehingga
untuk memperpendek masa studi spt "hitungan" anda, rasanya
sulit. Dalam masalah attitude saja, hal itu termasuk penilaian
penting meskipun bisa juga bersifat subyektif. Pandai dan
mengetahui banyak, belum tentu "melancarkan" seseorang
menjadi dokter, apabila attitudenya buruk. Banyak rekan yg saya
kenal waktu di kuliah (teori) cemerlang, tp saat pendidikan klinik
tak lagi cemerlang. Krn ya itu td, banyak aspek yg perlu perhatian.
Kembali ke permasalahan semula, bagaimanapun dangkalnya ilmu
seorang dokter, ada standar yg ditetapkan dan pada setiap kasus
juga selalu ada SOP-nya sehingga sebego2nya seorang dokter,
kalau berpegang pd SOP, Insya Allah nggak salah dan tidak akan
ada yg menyalahkan.
BTW, saya paham maksud anda, hanya kalau tidak mengalami
sendiri proses pendidikannya akan sulit mengerti prosesnya.
Atau mungkin substansi masalah yg kita bicarakan berbeda :-)
Anyway, thank you atas pandangannya
Wassalam,
Bundanya Salsabila
>> Pusing milih POP3 atau web mail? mail.telkom.net solusinya <<
>> Belanja Info & Keperluan Balita? Klik, http://www.balitanet.or.id
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]