Baraya, Enya kitu US teh teu kompetitif... Ngan ngelehan maneh wae atawa memang elehan? Cik anu mana anu bener? RH
Suku Sunda Miskin Personal Chaedar, "Akibatnya Jarang Menduduki Posisi Penting" BANDUNG, (PR).- Sudah lama suku Sunda mengalami kemiskinan personal. Hal itu akibat sikapnya yang terlalu rendah hati dan cenderung menyembunyikan kemampuannya. Bagi orang Sunda, menepuk dada sendiri itu pantang. Akibatnya, tidak banyak orang Sunda yang menjadi pemimpin. SENIMAN Sunda Tan De Seng memimpin Rampak Sekar Pasundan Asih dan Pasundan Istri pada rangkaian acara pembukaan saresehan di Aula Kampus Unpad Jalan Dipati Ukur Bandung, Selasa (14/3). Acara pembukaan "Saresehan Peran Seni dan Budaya Masyarakat Jawa Barat Sebagai Kontribusi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara" ini dihadiri Gubernur Jabar Danny Setiawan.*ANDRI GURNITA/"PR" "Dalam pemerintahan misalnya, orang Sunda jarang menduduki posisi penting. Jika ada, terbilang jarang," ujar Pembantu Rektor Bidang Penelitian dan Pengembangan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr. H.A. Chaedar Alwasilah, M.A. pada acara sarasehan yang digelar di Aula Universitas Padjadjaran (Unpad), Jln. Dipati Ukur, Kota Bandung, Selasa (14/3). Menurut Chaedar, ketika ingin bersaing dengan orang lain, seharusnya bisa menunjukkan kemampuan, bukan menyerahkannya kepada 0rang lain. "Nah, sikap terlalu mengalah inilah sebagai salah satu penyebab kemiskinan personal dan dialami orang Sunda," ujarnya. Menurut Chaedar, orang Sunda memilih mengalah sehingga jiwa kepemimpinannya kurang. Mereka takut disangka menyombongkan diri ketika memperlihatkan kemampuan dan prestasi mereka. "Padahal, kehebatan harus dikomunikasikan agar semakin banyak orang Jawa Barat yang menjadi pemimpin," ujar Chaedar. Akibat yang lebih luas dari sikapnya itu, kata Chaedar, sejarah dan budaya Sunda jarang dikenal. Karena tidak mau menonjolkan diri, kemauan mendokumentasikan budaya dalam bentuk naskah sastra dan seni pun kurang. "Padahal, dokumentasi inilah yang menyebabkan potensi kita dikenal oleh orang lain," tutur Chaedar. Dia juga menjelaskan, selain kemiskinan personal, norma Sunda jarang memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas masyarakat Jawa Barat telah terpengaruh budaya luar, yang belum tentu cocok dengan nilai budaya Sunda. Wajib memelihara Sementara itu, tokoh Sunda, Ny. Hj. Popong Otje Djundjunan, mengatakan, di Indonesia yang heterogenitasnya tinggi, persatuan dan kesatuan merupakan keniscayaan. Walaupun memang, kebersamaan itu bukan berarti harus sama budaya dan adatnya. "Setiap suku wajib memelihara budayanya sendiri," ujar Popong. Pemeliharaan budaya setiap suku, menurut Popong, tidak harus menunggu peran pemerintah daerah, partai politik, maupun lembaga lain, tetapi setiap individu haruslah memberikan kontribusi yang nyata dengan pemikiran ataupun tindakan. "Setiap individu harus memelihara eksistensinya sendiri," ujar Popong. Dalam paparannya, Direktur Fasilitas Organisasi Politik dan Kemasyarakatan Ditjen Kesbangpol Depdagri, Dr. Ir. Suhatmansyah, M.Si. yang tampil sebagai keynote speaker, mengatakan, mayoritas masyarakat kurang menggali budaya secara etika moral, sehingga responsibilitasnya terhadap kelestarian budaya, kurang. Pembangunan yang berkelanjutan, menurut Suhatman, akan lebih mudah jika menggunakan pendekatan budaya. Dengan kemajemukan yang ada, diharapkan dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk membangun bangsa. Namun, hal ini perlu diusung bersama oleh semua kalangan. Acara yang dibuka Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, juga dihadiri oleh beberapa tokoh Jawa Barat, seperti R. Nuriana, Agus Muhidin, Tjetje Hidayat Padmadinata, Uu Rukmana, Sri Rejeki, dan Pemimpin Umum HU Pikiran Rakyat Bandung, H. Syafik Umar. Sarasehan yang bertajuk "Peran Seni dan Budaya Masyarakat Jawa Barat sebagai Kontribusi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara", mengusung isu seni dan budaya yang bersifat universal, sebagai alat untuk meningkatkan kualitas persatuan dan kesatuan bangsa. Acara diselanggarakan oleh Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa, bekerja sama dengan Pemerintah Badan Kesbang dan Linmas Daerah Jawa Barat. (A-155)*** http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/