*Karena Memang Masalah itu selalu Ada*

" Berbuat baik itu atau meninggalkan yang tidak baik itu bukan masalah bisa
atau tidak bisa , tapi lebih terletak pada mau atau tidak  mau " kata
seorang penceramah diatas sebuah mimbar, kemudian diteruskan oleh nya "
Banyak orang yang berhasil berangkat dari sebuah kemauan dan tidak hanya
terfokus pada kemampuan, karena kemampuan bisa dilatih secara terus menerus
tetapi kemauan harus dimulai saat ini juga" setelah mengutip beberapa dalil
dan argumen sang penceramah mengakhiri pengajian. Saya sempat bergumam dalam
hati 'tugas  beliau menyampaikan telah selesai yang tinggal hanya masalah
yang belum selesai , apakah masalah bisa selesai hanya dengan kemauan,
bagaimana pula merubah sebuah kemauan menjadi kemampuan, tidak ada
penjelasan.......ya sudahlah memang harus di cari tau sendiri ' mungkin
karena bodoh , ceramah tadi tampak hanya seperti sebuah sedekah kuping,
tetap tidak ada solusi masalah.

Jika kita buat pertanyaan asal-asalan kepada sesorang mengenai apakah orang
itu mau berhasil maka  tentu saja semua orang akan menjawab mau, dan ketika
kita suruh untuk berusaha maka akan ada pertanyaan lanjutan "apa" dan
 "bagaimana", banyak diantara kita seperti 'missing link' ketika berhadapan
dengan kata tersebut, karena ceramah maupun motivasi semuanya hanya bersifat
pemicu (trigger) sedangkan penyelesaian tetap berada ditangan kita oleh
sebab itu solution maker yang lebih bersifat terperinci (detail ) jauh lebih
di rindukan ketimbang solution motivator yang bersifat umum (general).
Disamping sebuah usaha, ada faktor lain yang sering menjadi pendukung tidak
terduga yaitu ilham yang disisipkan Allah kedada kita , "Banyak orang telah
melihat buah apel jatuh tetapi hanya Isac Newton yang bertanya mengapa" yang
disusul dengan kemunculan teori gravitasi, dan telah berkali-kali archimedes
berendam didalam bak mandi tetapi mengapa teori berat jenis muncul seketika.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah Ayat 269 "Allah menganugerahkan al
hikmah  kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran". Mengapa hanya
bangsa lain yang sering mendapat pelajaran ? dari penjelasan Allah diatas
dapat disimpulkan bahwa yang berakallah yang mendapat pelajaran tanpa
dikotomi oleh keimanan walaupun secara idealis yang diinginkan adalah yang
beriman dan berakal , sama seperti keinginan Allah agar manusia menjadi
mahluk yang bertaqwa tetapi kenyataannya banyak manusia yang menyimpang.


Kita sering terjebak oleh keberhasilan orang lain dan berharap sketsa
keberhasilannya bisa kita terapkan pada hidup kita, permasalahannya apa yang
kita pikirkan belum tentu sama , maslow pernah berkata " ketika seseorang
memiliki palu semua masalah tampak seperti paku". langkah kita seperti
terkekang oleh apa yang telah kita miliki untuk diusahakan bukan apa yang
mesti kita usahakan untuk kita miliki. Ketika hendak menulis artikel ini
saya tidak tahu apa yang mesti ditulis, yang muncul hanyalah keinginan untuk
menulis dan baru ketika hendak menulis muncul berbagai endapan masalah yang
mentah dan mentok dalam tataran idealisme yang berusaha untuk disampaikan
walaupun tetap saja tidak ada penyelesaian apa-apa tetapi harus ada oleh
oleh ynag mesti ditinggalkan " melangkahlah terlebih dahulu walaupun kita
dikelilingi oleh semak belukar karena siapa tahu dibalik semak belukar
tersebut ada jalan setapak yang bisa kita lalaui "


-- 
Aldo Desatura (R) & (c)
62.0817.19.40.50
========
" Lebih mudah memaafkan orang yang salah daripada yang benar .... "


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke