Kesepakatan Blackberry di Arab Saudi Blackberry Arab Saudi khawatir Blackberry bahayakan keamanan negara
Para pejabat Arab Saudi mengatakan pihaknya "hampir mencapai" kesepakatan yang bertujuan menghindari larangan penggunaan Blackberry di negara itu. Arab Saudi melarang penggunaan ponsel itu pada hari Jumat (06/08) karena mengoperasikan jasa pengiriman pesan dalam bahasa sandi yang tidak bisa dimonitor. Para pejabat negara itu mengatakan kesepakatan tersebut bisa berupa izin pihak aparat mengakses untuk membaca pesan-pesan yang dikirim. Sejumlah negara telah mengemukakan kekhawatiran akan masalah keamanan atas sistem yang digunakan Blakberry itu. Data bahasa sandi Seorang pejabat dari salah satu operator telpon genggam Arab Saudi dikutip kantor berita AFP mengatakan: "Satu kesepakatan sebenarnya sudah dicapai dan kami dalam proses penyelesaiannya." Salah satu kesepakatan itu berupa peletakkan satu server khusus untuk sistem pengiriman pesan di negara itu. Satu pejabat Arab Saudi dikutip kantor berita Associated Press bahwa sedang dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah server itu akan bisa bekerja. Data dalam bahasa sandi Blackberry ditaruh di Kanada, negara asal perusahaan pembuat ponsel ini, RIM, sehingga tidak bisa dimonitor oleh pihak ketika. Arab Saudi mengatakan sistem ini "tidak memenuhi syarat peraturan izin dan operasi". Di Arab Saudi terdapat sekitar 700.000 pengguna Blackberry. Layanan ponsel ini dilaporkan terhenti selama empat jam pada hari Jumat namun kemudian kembali beroperasi. Kesepakatan semacam ini kemungkinan bisa mengatasi kekhawatiran yang dikemukakan sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Uni Emirat Arab akan melarang email, layanan kirim pesan dan internet lewat Blackberry pada bulan Oktober mendatang.