----------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio 
Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

----------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 23 Februari 2012 15:10 UTC


** Bali Akan Evakuasi WNA dari Penjara Kerobokan

** Obama Minta Maaf Atas Insiden Quran

** Prognosis Pangeran Friso Ditunda



* Bali Akan Evakuasi WNA dari Penjara Kerobokan

KEROBOKAN (ANP) - Kamis (23/02), pihak berwenang Indonesia mengatakan akan 
mengevakuasi orang asing dan para wanita dari penjara di Kerobokan, Bali 
setelah beberapa narapidana yang menyulut kerusuhan merebut kembali kekuasaan 
penjara, yang memicu ketegangan dengan aparat keamanan.
Beberapa truk dipadati polisi yang dilengkapi dengan peralatan pengaman dan 
anjing siang hari tiba di luar penjara Kerobokan. Mereka memperkuat beberapa 
ratus petugas polisi dan tentara yang telah ditempatkan di sana dengan alat 
penyemprot air dan kendaraan lapis baja.
Anang Khuzairi, kepala keamanan di penjara Kerobokan, mengatakan terdapat 60 
orang tahanan asing di penjara.
Penjara dihuni oleh 1.015 tahanan - di antaranya 125 perempuan - tiga kali 
lebih banyak dari kapasitas maksimal seharusnya.


* Obama Minta Maaf Atas Insiden Quran

KABUL (ANP) - Presiden AS, Barack Obama meminta maaf kepada Presiden 
Afghanistan, Hamid Karzai atas dugaan pembakaran Quran. Demikian pernyataan 
kantor presiden Karzai, Kamis (23/02).
Pihak NATO dan militer AS sebelumnya telah mengajukan permintaan maaf mereka 
atas insiden yang menuai gelombang protes.
Petugas kebersihan Afghanistan awal pekan ini di pangkalan udara AS di Bagram, 
Afghanistan menemukan potongan Quran yang telah hangus. Quran diduga telah 
dibakar oleh tentara asing, yang kemudian harus menerima cemoohan masyarakat.


* Menteri India: Homoseksualitas Tidak Bermoral

NEW DELHI (ANP) - Pemerintah India menyatakan homoseksualitas "tidak bermoral, 
tidak wajar dan menyebarkan HIV." Seorang pejabat senior dari Kementerian Dalam 
Negeri mengatakan hal tersebut Kamis (23/02) terhadap Mahkamah Agung India.
Kementerian ingin agar Mahkamah Agung membatalkan putusan sebelumnya. Putusan 
mensahkan untuk pertama kalinya hubungan seks antara kaum gay dewasa. Tahun 
2009, hakim di New Delhi memutuskan bahwa larangan hubungan seksual kaum gay 
melanggar konstitusi. Keputusan merupakan kemenangan besar bagi para aktivis 
hak-hak gay.


* Plasterk Calonkan Diri Pimpin PvDA

DEN HAAG (ANP) - Anggota Parlemen Ronald Plasterk telah mendaftarkan diri 
sebagai calon ketiga dalam pemilihan pimpinan Partai Sosial Demokrat (PvDA). 
Rabu (22/02), anggota parlemen Martijn van Dam dan Diederik Samsom telah 
melakukan hal yang sama.
Plasterk adalah mantan Menteri Pendidikan dalam kabinet sebelumnya. Setelah 
pemilu, dia melanjutkan karirnya sebagai anggota parlemen dan mewakili PvDA 
dalam bidang finansial. Karena krisis euro yang sedang berlangsung Plasterk 
menarik banyak publisitas.


* Puluhan ribu Demonstran Dukung Putin

MOSKOW (ANP) - Puluhan ribu warga Rusia Kamis (23/02) berunjuk rasa menyuarakan 
dukungan mereka bagi Perdana Menteri dan calon presiden Vladimir Putin. Mereka 
berunjuk rasa di pusat ibukota Moskow. Menurut polisi, terdapat sekitar 30 ribu 
demonstran.
Mereka berjalan di sepanjang sisi Sungai Moskva menuju stadion sepak bola 
Loezjniki. Menurut desas desus yang beredar, Putin akan berpidato kepada mereka 
di sana.
Sabtu lalu (18/02), demonstrasi besar mendukung Putin juga terjadi di beberapa 
kota seperti Khabarovsk, St Petersburg dan Vladivostok. Putin hampir pasti akan 
meraih kemenangan dalam pemilihan presiden pada 4 Maret mendatang. Pihak 
oposisi mengeluhkan kurangnya demokrasi dan menuduh Putin atas kasus penipuan. 
Unjuk rasa yang dilakukan oposisi dalam beberapa bulan terakhir menarik banyak 
orang.


* Dua Wartawan Barat Tewas di Suriah

HOMS (ANP) - Dua wartawan Barat tewas hari Rabu (22/02) oleh serangan yang 
dilancarkan pasukan rezim Suriah di kota Homs, kata seorang aktivis.
Dua tewas ketika sebuah granat mengenai pusat media darurat yang didirikan oleh 
para aktivis anti-rezim di daerah Baba Amr, yang sudah dikepung sejak 4 
Februari, ujar aktivis Omar Shaker.
Dia menambahkan tiga wartawan asing lainnya terluka.
Observatorium Inggris untuk Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Suriah 
mengatakan kedua wartawan yang tewas adalah seorang wanita Amerika dan seorang 
pria Prancis.
Reporter TV Perancis Gilles Jacquier tewas di Homs bulan lalu ketika sebuah 
granat meledak di tengah sekelompok jurnalis yang sedang meliput unjuk rasa di 
kota dalam sebuah kunjungan yang diselenggarakan oleh pihak berwenang Suriah.


* Korban Tewas KA Buenos Aires Jadi 50

BUENOS AIRES (ANP) - Korban tewas akibat kecelakaan kereta api di Argentina 
hari Rabu (22/02) naik menjadi 50 orang. Demikian pernyataan kantor walikota 
Buenos Aires. 675 orang mengalami luka-luka. Ini adalah bencana kereta api 
terburuk di negara Amerika Selatan lebih dari 30 tahun.


* Prognosis Pangeran Friso Ditunda

Dibutuhkan waktu lebih lama bagi dari perkiraan bagi para dokter Austria untuk 
memberikan prognosis yang tepat atas Pangeran Friso setelah ia terkubur longsor 
salju Jumat lalu (17/02).
Dinas Penerangan Kerajaan (RDV) tadinya mengatakan prognosis medis diperkirakan 
akan dikeluarkan sebelum akhir minggu. Sekarang RDV mengatakan "tim dokter 
pangeran akan membuat pengumuman mengenai prognosis jika mereka telah siap. 
Sekarang belumlah saatnya."
Dalam sebuah reaksi, RDV menambahkan dengan tegas bahwa protokol medis di 
Austria membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat prognosis daripada di 
Belanda. RDV tidak dapat mengatakan kapan pengumuman mengenai kondisi pangeran 
akan diberikan.
Kamis siang (22/02), Pangeran Friso dibesuk oleh istrinya, Putri Mabel dan Ratu 
Beatrix. Malamnya, kedatangan Putri Mabel ditemani oleh kakak tertua Friso, 
Pangeran Willem-Alexander dan istrinya Putri Maxima. Ini adalah kunjungan 
pertama Putri Maxima ke rumah sakit.
Pangeran terkubur selama 20 menit sebelum diselamatkan dan diberi bantuan 
pernapasan. Sejak itu kondisinya dikatakan sebagai "stabil tapi kritis."


* Artikel 1: LGBT Bertarung ke Kursi Komnas HAM

Yulianus Rettoblaut, seorang waria, dan Dede Oetomo, aktivis homoseksual, 
mencalonkan diri menjadi Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas 
HAM). Banyak orang tertawa, mencibir bahkan menganggapnya hiburan semata.
Mami Yuli, begitu ia biasa disapa, bakal membuktikan kalau waria juga bisa 
menduduki jabatan elit di lembaga negara. Begitu pula Dede, mereka bahkan sudah 
punya ancang-ancang untuk memperjuangkan hak-hak warga miskin dan kaum 
minoritas. Mampukah mereka? Reporter KBR68H, Quinawaty Pasaribu menyusun kisah 
perjuangan mereka.
"Keberanian muncul ketika kita berbenturan dengan kasus-kasus hukum," kata 
Yulianus.
"Saya kan sebagai ketua FKWI, jadi saya punya beban ketika teman-teman yang 
selalu bertanya kenapa kasus ini nggak selesai? Kalau nggak selesai, orang jadi 
mengangap waria ini gampang banget dibunuh. Kayaknya lebih berharga nyawa ayam 
dari pada nyawa kita. Tapi aku bisa berbuat apa? Kalau aku nggak punya 
intelektual, terus apa yang bisa aku lakukan?"
Tahun 2007
Ini adalah kali kedua Yulianus Rettoblaut mencalonkan diri menjadi Komisioner 
Komnas HAM. Pada 2007 lalu ia gagal di tahap uji kelayakan dan kepatutan di 
DPR. Kali ini Ketua Forum Komunikasi Waria Indonesia FKWI itu lebih yakin. 
Waria berusia 50 tahun ini tak sudi menyerah.
"Sebenarnya persiapan mulai sejak aku gagal dulu, makanya yang paling mendasar 
basic pendidikan karena nggak punya embel-embel pula. Udah waria pula, nggak 
punya pendidikan, apa sih yang bisa aku banggakan? Tapi ketika aku punya 
embel-embel di belakang, orang bisa bilang 'ooo… transgender juga bisa 
sekolah.' Dan setelah itu, orang bisa memperhitungkan kita."
Kegiatan sosial
Yulianus Rettoblaut, atau akrab disapa Mami Yuli, lahir di Famborep, Asmat, 
Papua, pada 31 April 1961. Dengan bantuan Gereja Katolik Stefanus Jakarta 
Selatan, Sarjana Hukum dari Universitas Islam At-Tauriyah Jakarta Selatan 
berhasil mengajak teman-teman warianya menjauhi pekerjaan sebagai pekerja seks 
dan beralih ke kegiatan sosial.
Di rumahnya, ia membuka salon dan menjaring waria-waria berusia muda untuk 
belajar keterampilan kecantikan, salah satunya Laras.
"Nama saya Laras, kerja saya di bidang kecantikan salon, make up. Sejak aku ke 
Jakarta sudah kenal Mami Yuli, kira-kira 10 tahun lalu. Dia orangnya konsekuen, 
tanggungjawab, mendidik, merangkul, bagus deh makanya diangkat mejadi ketua 
FKWI. Bagus lah untuk mengayomi anak-anak di sini."
Kompeten
Pendapat serupa disampaikan Merlyn, waria yang pernah mencalonkan diri menjadi 
Walikota Malang pada 2009 lalu.
"Dalam kepemimpinan beliau sudah beberapa tahun memfasilitasi teman-temen untuk 
melakukan kegiatan positif di masyarakat, terutama di waria Jakarta dan 
Indonesia. Jadi secara sosok beliau berkompeten untuk itu."
Lewat FKWI Mami Yuli mencoba mengubah pandangan negatif terhadap waria, lewat 
berbagai kegiatan dan pemberdayaan. Tapi itu pun masih kurang.
"Kita kemudian bisa bikin kegiatan yang menyangkut hukum dan HAM. Itu juga 
masih didemo waktu di Depok, masih juga salah. Makanya aku kadang bingung, kita 
musti gimana, buat yang bener salah, yang salah apa lagi. Tapi aku sadar itu 
proses, memang nggak gampang. Kalau berhasil lewat yang susah, rasanya beda. 
Jadi ini proses yang dikasih Tuhan. Ini sudah dibentuk Tuhan, karena nggak 
segampang itu."
Diskriminasi itulah yang menguatkan tekad Mami Yuli untuk mencalonkan diri 
kembali menjadi Komisioner Komnas HAM. Dukungan pun mengalir, di antaranya dari 
Laras.
"Saya sangat mendukung 100 persen. Alasannya, karena waria ini banyak yang 
dilecehkan oleh masyarakat, nggak diakui, banyak dilecehkan. Kalau Mami Yuli 
masuk ke Komnas HAM, jadi ada pandangan orang ke waria dan waria jadi tidak 
dilecehkan lagi."
HAM
Di hari terakhir pendaftaran, Dede Oetomo, aktivis homoseksual, mengirimkan 
surat pendaftaran ke Komnas HAM. Dede menolak dianggap hanya mewakili kelompok 
gay. Ia mendaftar karena telah lama bergelut di dunia HAM.
"Biar pun memang saya dari satu segmen golongan tertentu, dalam hal ini 
golongan yang memperjuangkan hak seksual. Nantinya akan lebih umum, jadi kita 
main di dua dimensi. Satu hak sipol, politik, berbicara, dan hak ekosob. Itu 
termasuk hak masyarakat adat, tapi juga hak perlu diperjuangkan hak ekonomi, 
hak atas tanah, hak petani yang harus dihargai."
Dede berusia hampir 60 tahun. Sejak 1998 ia mendirikan dan memimpin organisasi 
kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender.
Hak waria
Sementara Mami Yuli ingin memperjuangkan hak-hak waria sebagai manusia. Di 
antaranya adalah hak waria untuk bersekolah maupun bekerja. Hampir 90 persen 
waria yang ada di lima kota adalah urban.
Karena penolakan dan pengusiran, hak pendidikan mereka itu tidak terpenuhi 
karena penolakan itu, kata Mami Yuli.
"Kalau pekerjaan sendiri yang aku lihat, transgender itu, karena mereka ini di 
sektor non-formal kebanyakan di salon, kalau kerja di salon besar harus potong 
rambut, mereka nggak mau ada yang berdandan perempuan. Kemudian, mereka yang 
punya pendidikan cukup, ketika berdandan diusir dari kantor. Ketahuan mereka 
ada ngondek-ngondek ada gelagat waria, juga dikasih surat pemberhentian. Jadi 
hak-hak ini, jangan lihat karena orientasi seksual, tapi lihat SDMnya, kalau 
nggak mampu ya nggak usah, tapi kalau yang punya kemampuan, ngapain 
dipersoalkan?"
Syarat
Ketua Pansel Komnas HAM, Jimly Ashidiqie memastikan, waria memiliki peluang 
yang sama dengan heteroseksual, dan kelompok LGBT lainnya. Selama mereka 
memenuhi syarat: pendidikan minimal S1, usia di atas 35 tahun, serta 
berpengalaman dalam membela hak asasi manusia.
Mami Yuli dan Dede Oetomo bahkan lolos tahap pertama seleksi administrasi. 
Hanya saja, Jimly Ashidiqiekhawatir kalau DPR bakal menjegal aktivis waria dan 
gay tersebut.
"DPR biasanya suka pertimbangan politik, nah itu biasanya jadi masalah. Kasih 
lah logika keadilan dapat tempat, jadi tak usah cari orang titipan, kalau 
begitu politisi tidak berpikir sempit tapi berpikir luas untuk kepentingan 
bangsa. Kita perlu lembaga yang merepresentasi kepentingan marjinal untuk 
memperjuangkan HAM."
Tiga puluh nama
Panitia seleksi akan memilih 30 nama untuk diboyong ke DPR. Oleh DPR akan 
dipilih menjadi 15 nama untuk ditetapkan menjadi Komisioner Komnas HAM. Mami 
Yuli dan Dede Oetomo pun tak gentar jika sosok mereka menjadi sandungan 
nantinya.
"Harus legowo. Kita jangan orientasi seksual, tapi kita warga negara yang punya 
hak," kata Mami Yuli.
"Kalau segala sesuatu di lihat ke situ nggak ada habisnya. Kita berpatokan ke 
negara demokrasi, punya dasar negara, mengajarkan untuk tidak merugikan siapa 
pun. Jadi kenapa musti takut?"
Sementara Dede Oetomo mengatakan:
"Kalau saya dipersoalkan karena saya gay, karena saya ini terbuka kan? Itu 
sudah menunjukkan para anggota dewan yang terhormat itu tidak mengerti HAM. HAM 
itu universal berlaku untuk semua orang. Nah kalau ada anggora dewan, 
mudah-mudahan nggak ada. Rekam jejak saya dalam memperjuangkan HAM kurang 
cukup, oke saya terima. Tapi kalau identitas saya dipersoalkan itu sudah sangat 
menyedihkan."
Pesan untuk Mami Yuli
Sementara itu, teman-teman waria menitipkan pesan kepada Mami Yuli agar 
disampaikan ke politisi Senayan jika sampai melangkah ke DPR. "Yang pertama 
mengangkat derajat waria biar setara dengan masyarakat, menempati jati diri 
waria di masyarakat kerja yang sama dengan orang lain, enggak dibeda-bedakan," 
demikian Laras.
Sementara harapan Merlyn adaslah: "Beliau lebih tegas memberikan wacana buat 
masyarakat terutama untuk penguji kalau sampai lolos ke fit and proper test, 
bahwa yang diperjuangkan tidak hanya isu LGBT, boleh beliau mewakili komunitas 
transgender, tapi kan di Komnas Ham bukan hanya minoritas yang diperjuangkan, 
bukan hanya lesbian, gay, transgender, biseksual, tapi juga semua orang.
Mami Yuli sedari awal sudah menyiapkan mentalnya kalau sampai kandas di 
pencalonanya menjadi komisioner Komnas HAM.
"Kalau masalah bertaruh mah siap-siap aja gagal, ada menang ada kalah, kalau 
aku mah antusias saja. Bahwa aku jalanin aja kayak air mengalir. Sebab aku 
berpatokan pada pribahasa, ada batu yang segede gunung bisa bolong oleh tetesan 
air."


* Artikel 2: Seperti Apa Otak Penjahat?

Apa alasan Adolf Eichmann atau Osama Bin Laden melakukan kejahatan? Sakit 
jiwakah anggota satuan nazi Jerman SS serta pemimpin teroris Islam itu? Ataukah 
mereka sama seperti Anda dan saya?
Jawaban terakhir adalah jawaban yang tepat, kata psikiater forensik Antoine de 
Kom. Dalam bukunya "Het Misdadige Brein" atau "Otak Kejahatan", ia berusaha 
memperkenalkan sosok pelaku. Batas antara baik dan buruk sangat tipis.
De Kom sudah bertahun-tahun bekerja sebagai psikiater forensik di Pieter Baan 
Centrum, klinik observasi di Utrecht. Ia ditugaskan hakim menganalisa tersangka 
kejahatan keji. Karena dilarang membahas pasiennya, De Kom dalam bukunya 
menulis tentang kehidupan penjahat-penjahat kondang.
Ia ingin mengerti apa yang menggerakkan mereka untuk berbuat jahat.
"Sebenarnya tidak ada kekhasan otak jahat," kata De Kom. "Otak pada umumnya 
mampu memutuskan  melakukan kejahatan. Setiap manusia diperlengkapi kemampuan 
mengambil keputusan salah, berakibat buruk dan tercela. Kadang-kadang mereka 
bisa dikenai hukuman karena keputusan yang diambil itu."
Bertahap
Psikiater forensik De Kom menjelaskan proses orang memilih berbuat jahat, 
berlangsung secara bertahap.
"Kebanyakan orang sudah menyerap beberapa norma, kemampuan untuk mengendalikan 
diri, sehingga mereka tidak berbuat jahat. Tapi ada juga orang normal yang 
menempuh jalan salah dan memilih melakukan hal buruk. Contohnya penjahat yang 
secara bertahap berhubungan dengan lingkungan kriminal dan lambat laun ikut 
kejahatan terorganisir. Mereka sulit sekali kembali menempuh ke jalan yang 
benar. Untungnya kebanyakan orang tidak memilih jalan itu."
Menurut De Kom, penjahat tidak punya tampang penjahat. "Kebanyakan orang yang 
saya selidiki, penampilannya biasa. Mereka tidak beda dari orang-orang di 
sekitar kami."
Namun ada beberapa perkecualian, misalnya mereka yang menderita gangguan jiwa 
berat. Menurut De Kom orang-orang tersebut ada kalanya berpenampilan mirip 
binatang.
Gangguan
Tapi kebanyakan penjahat tidak punya gangguan jiwa, walaupun telah melakukan 
perbuatan sangat keji. Itu yang mencemaskan, kata De Kom. Adalah tugas seorang 
psikiater untuk menggali lebih dalam, siapa sebenarnya orang di balik si 
penjahat dan apa motifnya.
Osama bin Laden, pemimpin teroris yang dibunuh tahun lalu, menurut De Kom, 
ternyata laki-laki yang menyenangkan, walaupun perbuatannya mengerikan.
"Ia pikir bisa mencegah penguasaan Barat. Di mata dia, hal itu jauh lebih jahat 
daripada kekerasan. Kemarahannya pada dunia Barat lahir dari kemarahan terhadap 
ayahnya yang sangat berkuasa."
De Kom menjelaskan kejahatan yang dilakukan Robert Mugabe, Presiden ditaktorial 
Zimbabwe, sebagai berikut: Mugabe yakin Zimbabwe adalah anaknya. Tapi: "Sangat 
sulit menjadi Bapak negara, sementara dia sendiri dibesarkan tanpa seorang 
figur ayah."
Masa kecil
De Kom tidak membenarkan perbuatan Bin Laden maupun Mugabe. Ia hanya ingin 
menjelaskan mengapa mereka berbuat demikian. Kendati masa kecil yang tidak 
bahagia, kedua pemimpin sebenarnya bisa membuat pilihan lain.
"Kebanyakan orang dengan masa remaja tidak bahagia, tidak menempuh jalan yang 
salah. Tapi secara emosional dan fisik ditelantarkan serta lingkungan yang 
tidak punya pengertian bisa menimbulkan agresi dan mungkin bahkan gangguan."
Namun De Kom tidak menjumpai hal ini pada diri Bin Laden dan Mugabe.
Psikiater forensik ini tidak mau mengadili orang. Ia ingin tahu jalan pikiran 
tersangka dan karena itu harus menempatkan diri dalam posisi mereka. Hanya 
dengan demikian ia bisa merekonstruksi bagaimana dunia di dalam benak mereka. 
Akibatnya, kadangkala ia merasa dirinya "kotor".
Pelaku menceritakan secara rinci dan eksplisit mengenai perbuatan-perbuatan 
mereka. "Beberapa pelaku pelanggaran susila tak henti-hentinya menceritakan 
nafsu mereka," katanya.
Benci
Seringkali De Kom merasa sangat benci terhadap kliennya. Walaupun demikian, ia 
harus mencari tahu sisi manusiawi setiap tersangka. Hanya dengan demikian ia 
bisa berinteraksi dengannya.
"Jika orang tidak punya sentuhan apapun dengan manusia lain, maka dia akan 
'hilang' selamanya. Oleh karena itu penting psikiater bersikap manusiawi serta 
punya keprihatinan terhadap tersangka. Akhirnya hanya satu hal penting, yaitu 
mengerti si pelaku."
Tidak perlu berprofesi psikiater untuk kagum pada hal ini. "Ada kalanya kita 
melihat orang yang dituduh melakukan kekejaman. Kita bisa tertegun mendengar 
itu bahkan kadang-kadang harus mengakui sebetulnya ada juga benih-benih kejam 
itu pada diri kita, tapi tidak kita memperbolehkan benih itu tumbuh."


* Artikel 3: Westerling Punya Pelindung

Perpecahan gawat terjadi dalam Kabinet Belanda di bawah Perdana Menteri Willem 
Drees pada tahun 1954, karena bertentangan pendapat menyangkut kejahatan perang 
yang dilakukan tentara Belanda di Sulawesi Selatan (kala itu Celebes).
Haruskah mereka diadili? Demikian tulis harian Belanda, de Volkskrant edisi 
Kamis (23/02).
Sampai dua kali kabinet membahas dugaan kejahatan yang dilakukan Kapten Raymond 
Westerling dan tiga ajudannya. Mereka tidak berhasil mencapai keputusan bulat. 
Akhirnya diputuskan melalui voting. Dua belas tidak setuju Westerling dituntut, 
hanya empat yang setuju.
Keputusan dipetieskan
"Rapat semacam ini jarang sekali dilakukan oleh kabinet," kata sejarawan Cees 
Fasseur, yang membaca sendiri laporan tersebut. Pada 1969 ia melakukan studi 
mengenai Excessennota. Keputusan kabinet dipetieskan.
Di Sulawesi Selatan, dalam waktu tiga bulan sekurangnya tiga ribu nyawa warga 
Indonesia melayang. Kebanyakan dari mereka ditembak mati.
Sebagian besar anggota kabinet menentang Westerling diadili, karena menduga 
tidak akan ada pengadilan militer maupun sipil yang mau menjatuhi hukuman pada 
Westerling.
Harus dihukum
"Menteri Pertanian Sicco Mansholt adalah salah satu yang menganggap kejahatan 
perang harus dihukum. Dia tidak perduli pertimbangan hukum orang lain. Jelle 
Zijlstra, menteri lain yang kemudian menjadi perdana menteri, juga termasuk 
pendukung Westerling dihukum," kata Cees Fasseur.
Kabinet kala itu, demikian lanjut de Volkskrant menganggap tidak ada gunanya 
mengangkat ulang kasus Westerling. Alasannya pada tahun 1948 Letnan Gubernur 
Jendral Van Mook sudah memutuskan mengesampingkan kasus Westerling.
Dari penyelidikannya sendiri, Van Mook mengerti, ketika melaksanakan tugas yang 
diselesaikan Westerling itu bisa terjadi kecelakaan. "Bahkan bisa dikatakan ia 
melindungi Westerling. Oleh karena itu orang takut mengungkit kasus ini," kata 
Fasseur.
Mengijinkan kekerasan
Sambungnya lagi, "Van Mook diam-diam mengijinkan penggunaan kekerasan itu. 
Ketika penduduk Sulawesi Selatan memberontak, dia baru saja mempublikasikan 
rencana Indonesia Federal. Jawa dan Sumatera boleh menjadi republik. Toh, 
Belanda masih punya Indonesia Timur dan Borneo (Kalimantan)."
Tapi ternyata di Sulsel juga banyak yang mendukung republik. Van Mook tidak 
menduga, oleh karena itu semua bentuk pemberontakan harus ditumpas. Demikian 
sejarawan Cees Fasseur dalam harian de Volkskrant.



----------------------------------------------------------------------

Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia

Anda bisa berhenti berlangganan dengan mengirim email ke:
berita-sign...@listserv.rnw.nl

Anda terdaftar dengan alamat: arch...@jab.org 

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui
ran...@rnw.nl

Copyright Radio Nederland Wereldomroep

----------------------------------------------------------------------

Kirim email ke