Usai pertunjukan, pianis terkenal itu dihampiri seorang anak yang meminta tanda 
tangan darinya.

"Tapi tangan saya sudah capek karena main tadi", kata pianis itu. Si anak 
menjawab, "Om, tangan saya juga capek bertepuk lamaaaa sekali buat Om. Sambil 
berdiri malah."

Pianis itu tercenung. Wajahnya bersemu merah menyadari bahwa dirinya merasa 
senang atas apresiasi si anak, seperti yang juga diberikan oleh ratusan orang 
di ruangan tadi. Dan sekarang, dirinya malah berusaha menghindar dari seorang 
anak kecil yang cuma meminta tanda tangan, hanya karena merasa kecapekan.

Pianis itu mulai menyadari penyusutan rasa syukur dalam dirinya belakangan ini.

Jika kita bersyukur maka nikmat akan ditambah. Bagaimana bisa?

Rasa syukur akan menyingkap tirai dan menghapus kabut yang melingkupi begitu 
banyak hal yang mestinya kita syukuri. Dengan mulai bersyukur, kita akan 
menemukan hal lain yang langsung kita sadari juga patut disyukuri. Rasa syukur 
ini, kemudian juga akan menemukan hal lain yang juga patut disyukuri. 

Maka berjalanlah kita dari satu rasa syukur ke rasa syukur yang lain. 
Sesungguhnyalah, perjalanan dan petualangan dari satu syukur ke syukur yang 
lain, adalah perjalanan dari satu nikmat ke nikmat yang lain.

Dalam hal ini, segala kenikmatan itu telah diberikan kepada kita, tanpa kita 
menyadarinya. Kesadaran akan eksistensi kenikmatan ini, jelas-jelas adalah 
"penambahan kenikmatan" yang muncul dari makin pekanya sub modalitas alias 
panca indera dan turunannya.

Dalam waktu yang sama, petualangan rasa syukur ini, yang karena dijejali oleh 
berbagai penemuan akan kenikmatan, menciptakan state yang sangat kondusif untuk 
kepentingan learning, creativity, dan akhirnya mengarah pada penemuan 
solusi-solusi.

Rasa syukur akan menciptakan rapport atau rasa dekat sekaligus rasa senang dan 
rasa menyukai terkait dengan fenomena yang disyukuri. Dengan ini kita akan 
lebih peka dan lebih mampu melihat, mendengar, dan merasakan berbagai detil.

Dalam hal ini, segala kenikmatan itu terbuka dan terkuak dengan bentuk 
kenikmatan pembelajaran dan penemuan, kenikmatan kreatifitas dan berkreasi, dan 
kenikmatan menemukan solusi.

Sangat mungkin, kenikmatan solusi itu juga muncul dari pintu tak tak 
disangka-sangka.

Maka, mampukah kita menghitung kenikmatan yang dianugerahkannya-Nya?

Jika suatu saat Anda merasa mentok, merasa kurang kreatif, merasa putus asa, 
merasa tak menemukan jawaban dan putus harapan dari segala persoalan di dalam 
hidup Anda;

Anda tahu harus bagaimana.

Ikhwan Sopa
http://www.facebook.com/motivasi

Kirim email ke