Air Matanya Telah Mengering

By: agussyafii

Air matanya sudah lama tidak bisa mengalir. Sejak kehidupan yang dialaminya 
kekecewaan yang selalu didapatkan. Adiknya yang dibantu malah merebut pasarnya. 
istri yang dicintainya meninggalkannya justru ditengah dirinya terpuruk. 
untungnya anak-anaknya masih setia menemaninya. Mas Izul suka sekali berkumpul 
dengan anak-anak Amalia. terkadang hari jumat ikut yasinan bersama kami. 
Katanya, air mata saya telah lama mengering. Hanya kepada Sang Khaliqlah saya 
memohon pertolongan.

Mas Izul begitu kuat dan tegar. Bila bukan karena keyakinannya dia sudah jatuh 
tersungkur. Malam itu Mas Izul bercerita. Dirinya jatuh sakit. Dari hasil 
pemeriksaan ternyata dia mengalami pembengkakan empedu dan harus dirawat 
dirumah sakit. untuk dirawat. Ditengah ketidak berdayaannya, dengan berbaring. 
Saya melaksanakan sholat fardhu. dilanjutkan dengan berzikir dan berdoa. 

Memohon kepada Alloh SWT agar diberikan kesempatan untuk menebus semua 
dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Saya tidak bisa meninggalkan warisan apapun 
kepada anak-anak. Saya hanya memohon diperkenankan oleh Alloh SWT memberikan 
waktu agar saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan saya.  Agar bisa 
membimbing anak-anak.

Sungguh luar biasa. Setelah berdoa tubuh saya agak pulih. Namun kesembuhannya 
harus ditebusnya dengan menghadapi  tiga kali pisau bedah para dokter. Operasi 
demi operasi harus dilaluinya. Sampai kemudian Mas Izul sembuh total.  Malam 
itu Mas Izul menangis dengan derai air mata. katanya sungguh nikmat orang bisa 
menangis. dirinya sudah lupa kapan terakhir menangis. Air matanya wujud 
kebahagiaan dirinya. 'Air mata ini sebagai tanda saya tidak pernah menyesali 
penderitaan yang telah saya lalui. Cobaan itu justru membuat saya semakin 
nikmat menghadapi hidup. Sesungguhnya Alloh SWT tidak memberikan cobaan diluar 
batas kemampuan hambaNya untuk menerima.'

'Untuk saya Alloh SWT memberi cobaan, tetapi didalamnya Alloh juga memberikan 
hikmah yang teramat besar agar saya memahami makna hidup ini. Tutur Mas Izul 
dalam kebahagiaan itu. Malam itu Mas Izul sudah bisa menangis lagi setelah lama 
air matanya mengering dalam duka. Dalam nestapa banyak karunia hidup yang 
diterima dari Sang Khaliq. Suara anak-anak Amalia terdengar nyaring membaca 
surat Yaasin. Dan kami memanjatkan doa kebahagiaan untuk semua insan.


Wassalam,
Agussyafii

---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, 
tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan 
mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI 
),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program 
kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok 
ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari 
dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431




      

Kirim email ke